Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tawuran Pelajar Butuh Solusi Tuntas


Topswara.com -- Hingga bulan Juli tahun 2023, tawuran pelajar terus saja berlangsung di negeri ini tidak hanya di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta atau sekitarnya seperti Bogor, Depok dan Tangerang tetapi terjadi juga di daerah-daerah. 

Kepala Polisi Sektor Teluknaga Kabupaten Tangerang mengatakan aksi tawuran telah terjadi pada 22 Juli 2023 antara dua kelompok pelajar yang disertai dengan peristiwa pembacokan, sebelumnya di tanggal 17 Juli 2023 Polresta Tangerang mengamankan 69 pelajar yang berencana tawuran pada hari pertama masuk sekolah di Kawasan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten. 

Begitu juga tawuran antar pelajar terjadi di Purworejo Magelang Jawa Tengah, pada 17 Juli 2023. Bahkan para pelajar yang rata-rata baru masuk kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) diamankan oleh Polisi Sektor Gunung Putri Kabupaten Bogor karena hendak tawuran dengan membawa senjata tajam. 

Tawuran pelajar dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kontrol diri, krisis identitas, rivalitas antar sekolah, pengawasan yang kurang, ketegasan sekolah dan pemerintah, dan pengaruh media sosial. 

Kontrol diri remaja yang lemah atau bahkan buruk dan ketidakstabilan emosi merupakan pemicu dari tawuran pelajar yang sering sekali terjadi, sedangkan pada saat yang sama remaja juga mengalami krisis identitas yang mengarah pada ketidakmampuan remaja dalam menemukan nilai positif dalam dirinya. Rivalitas antar pelajar atau hubungan buruk antar sekolah, kadang juga menjadi pemicu tawuran pelajar. 

Pembentukan Kepribadian Islam: Solusi Tuntas Hentikan Tawuran

Tawuran pelajar sudah menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bersama bagi seluruh elemen masyarakat, tidak hanya orang tua, lingkungan sekitar bahkan negara. Resiko yang ditimbulkan tawuran sangat mengerikan mulai dari kematian, cacat tubuh, bahkan hilangnya potensi generasi muda bangsa. 

Oleh karena itu, butuh solusi tuntas agar tawuran tidak lagi terjadi di kalangan remaja pelajar, dan solusi tuntas itu tiada lain adalah kembali kepada Islam dengan mewujudkan remaja-remaja yang memiliki kepribadian Islam.  

Terwujudnya kepribadian islami (as-syakhshiyyah al-Islamiyah) pada diri seseorang karena adanya keterpaduan antara cara berpikir islami (aqliyyah islamiah) dan sikap islami (nafsiyyah islamiah) dalam diri orang tersebut. 

Cara berpikir dan bersikap islami yaitu pola pikir dan sikap yang didasarkan pada ajaran Islam (syariat Islam) yang bersumberkan Al-Qur'an, Hadis, dan Ijma' Ulama. 

Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitab As Syakhshiyyah Al Islamiah, menyatakan bahwa kepribadian seseorang dibentuk oleh cara berpikirnya (aqliyah) dan caranya berbuat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginannya (nafsiyah). Kepribadian dalam Islam terdiri dari hati (kalbu), pikiran (akal), dan sikap (nafsu). 

Pola pikir islami dibentuk dalam diri remaja melalui pembinaan yang intensif. Pada proses pembinaan ini, remaja akan mendapatkan tsaqafah Islam sehingga pemahaman akidah dan wawasan keislamannya makin kuat. 

Sedangkan untuk pola sikap terbentuk sebagai perwujudan dari pemahamannya (pola pikir) tersebut. Keberhasilan pembentukan kepribadian Islam pada remaja membutuhkan peran yang sinergis dari seluruh pihak yaitu diri remaja itu sendiri, orang tua atau keluarga, lingkungan sekitar (misal sekolah) dan negara. 

Absennya salah satu dari pihak-pihak tersebut akan menyebabkan kegagalan pembentukan kepribadian Islami pada diri remaja. Peran negara sangat penting dalam menahan laju arus kapitalisme dan liberalisme yang selama ini disuguhkan oleh media massa/media sosial yang sudah terbukti menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kasus tawuran remaja. 

Hanya dengan kembali kepada hukum Islam dan tunduk patuh taat atas seluruh aturan-Nya, umat manusia akan selamat termasuk remaja-remaja di negeri ini. 

Wallahu Alam Bisshawab. 


Oleh: Mamay Maslahat, S.Si.,M.Si.
Akademisi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar