Topswara.com -- Umat Islam adalah umat dakwah. Sebab bukan hanya Baginda Nabi Muhammad SAW saja yang wajib berdakwah. Namun semua Muslim wajib berdakwah. Baik dakwah mengajak orang kafir masuk Islam maupun mengajak Muslim agar selalu menjaga dan meningkatkan iman dan amal shalih.
Hal ini ditunjukkan oleh firman Allâh Azza wa Jalla :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar [Ali Imrân/3:110].
Para ulama terdahulu mengambil kesimpulan dari ayat ini bahwa predikat terbaik bisa diraih oleh umat ini, karena mereka adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain. Ini terwujud dengan menunjukkan manusia pada perbuatan baik dan memperingatkan mereka dari perbuatan buruk.[Tafsir Ibnu Katsir, 2/77].
Mengontak orang lain untuk ngaji merupakan salah satu mercusuar dakwah. Sebab tanpa kita menemui orang lain dan mengajak dia untuk ngaji agar memahami Islam maka dakwah tidak kan terbangun.
Dalam hal ini amat banyak keutamaan ngajak kepada kebaikan dalam Islam. Terlebih lagi ngajak ngaji. Sebab mengajak ngaji berarti ngajak belajar Islam. Mengajak menuntut ilmu. Sementara menuntut ilmu itu sangat banyak keutamaannya. Bahkan jalan menuntut ilmu adalah jalan ke surga.
Dalam hal ini keutamaan mengontak ngajak ngaji sebagaimana dalam banyak hadis antara lain:
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم : مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]
Sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ
"Siapa yang menunjukkan pada suatu kebaikan"
Kata khair pada potongan hadis di atas adalah bentuk nakirah dalam redaksi kalimat bersyarat (kalimat majmuk bertingkat).
Dalam tata bahasa arab, kata khair dalam kalimat seperti di atas bermakna umum, sehingga mencakup semua bentuk kebaikan, tentu saja termasuk ngaji.
Sehingga masuk dalam cakupan kata khair di atas yaitu ketika seseorang menunjukkan orang lain suatu perbuatan baik, termasuk pula memberi nasihat, wejangan, peringatan, menyusun buku tentang ilmu-ilmu yang bermanfaat. Pastinya juga ngontak ngajak ngaji.
Sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
"Maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang melakukannya"
Artinya orang yang menunjukkan kebaikan akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakan kebaikan itu sendiri. Semakin banyak orang yang melakukannya, maka semakin banyak pahala yang didapatkannya. Semakin banyak kita mengontak maka semakin banyak pahala kita.
Selama kontakan kita itu ngaji maka kebaikan kita bertambah terus. Apalagi jika mengajak juga orang lain untuk ngaji maka bertambah pula kebaikan kita. Begitu seterusnya menjadi multilevel pahala.
Pengertian ini ada juga pada hadis Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
"Barang siapa mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang baik, maka ia akan mendapatkan pahalanya, dan pahala orang yang melakukannya setelahnya; tanpa berkurang sesuatu apapun dari pahala mereka. Dan barangsiapa yang mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang buruk, maka ia menanggung dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya setelah dia, tanpa berkurang sesuatu pun dari dosa-dosa mereka."[HR. Muslim, no. 1017].
Mestinya kita sangat bersemangat melakukan kontak untuk ngajak ngaji. Kebaikannya terlalu besar dan agung untuk dibicarakan.
Hendaknya ia mengajak kepada mereka sesuai kadar ilmu yang dimiliki. Sedangkan hidayah taufiq, itu ada di tangan-Nya Azza wa Jalla . Sehingga dengan itu ia bisa meraih pahala besar.
Tugas ini menjadi semakin ditekankan pada diri seorang guru, imam masjid dan yang semacamnya yang mengemban amanah untuk menyampaikan risalah Allâh Azza wa Jalla kepada umat secara umum, terutama para pemuda dan remaja.
Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah bersabda:
فَوَاللهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
Demi Allâh, bila Allâh memberi petunjuk kepada satu orang melalui tanganmu, itu lebih baik bagimu daripada engkau mempunyai unta merah. [HR. al-Bukhâri, no. 3009, dan Muslim, no. 2406].
Oleh karena itu Sobat mari kita mengontak keluarga kita khususnya anak dan istri kita atau kakak adik dan kedua orang tua kita. Mengontak juga kawan kerja kita. Mengontak juga kawan bisnis kita. Mengontak juga kawan sehobi kita. Mengontak juga kawan sekolah atau kuliah kita. InsyaAllah diantara mereka ada yang akan. Allah berikan hidayah untuk sangat ngaji dan dakwah.
Masihkah setelah semua ini kita belum semangat mengontak ngajak ngaji?
Ngaji yuk![]
Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
0 Komentar