Topswara.com -- Kebencian dan permusuhan orang-orang kafir terhadap kaum Muslim telah menyebabkan mewabahnya fenomena Islamofobia di seluruh dunia.
Peristiwa pembakaran Al-Qur'an, penghancuran masjid, hingga pembunuhan kaum muslimin merupakan manifestasi Islamofobia di beberapa negara dengan kaum Muslimin sebagai minoritas.
Kelompok anti-Islam Danske Patrioter (Patriot Denmark) kembali membakar Al-Qur'an di depan masjid Kedutaan Turki di Copenhagen, Rabu (2/8/2023). Peristiwa ini menjadi aksi ketiga oleh Patriot Denmark selama tiga hari berturut-turut dan menjadi aksi kedua di dekat Kedutaan Turki. (Sindonews, 03/08/2023)
Pembakaran masjid terjadi di Gurugram, yang berbatasan langsung dengan kota New Delhi, pada saat terjadi bentrok antara umat Islam dan Hindu pada Senin (31/7). Kekerasan itu pecah saat sebuah prosesi Hindu melewati wilayah mayoritas Muslim di Nuh. Insiden tersebut menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya. (kumparanNEWS, 01/08/2023)
Setelah runtuhnya Uni Sovyet, ideologi sekularisme kapitalisme tampil mendominasi dunia. Dominasi kaum kapitalis yang berbentuk neo-kolonialisme inilah yang mendapatkan perlawanan keras dari Islam. Sehingga wajar apabila selalu dihembuskan narasi yang buruk tentang Islam.
Sebagai sebuah ideologi, Islam menjadi ancaman bagi ideologi sekularisme. Syariat Islam yang diterapkan secara kaffah dalam berbagai aspek kehidupan oleh negara akan melawan segala bentuk penindasan yang dilakukan oleh para pengusung ideologi sekularisme (baca kaum kafir Barat).
Kaum kafir Barat tahu bahwa Islam akan kembali jaya dan memimpin peradaban dunia. Berbagai upaya mereka lakukan untuk membendung kebangkitan Islam. Ketakutan kafir Barat ini bahkan sudah muncul sejak runtuhnya Daulah Utsmaniyah pada 3 Maret 1924.
Karena itu, berbagai bentuk Islamofobia dimunculkan untuk menjaga eksistensi dominasi Barat terhadap negeri-negeri Muslim. Islam dijadikan musuh bersama demi mempertahankan kepentingan dan kekuasaan. Ketakutan dan kebencian terhadap Islam pun berlanjut pada ketakutan serta rasa tidak suka kepada sebagian besar kaum muslimin dan ajaran Islam.
Anehnya, Islamofobia juga terjadi di Indonesia, negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Kondisi pola pikir umat Islam yang cenderung lemah dan mengalami kemorosotan memudahkan masuknya pengaruh pemikiran asing (baca kaum kafir Barat) yang bersifat batil dan terbukti semakin memperburuk kondisi umat Islam hari ini. Hal ini diperparah dengan pemberitaan media yang seenaknya memutar balikkan fakta sejarah tentang kejayaan Islam pada masa lampau.
Allah SWT telah menjelaskan bahwa mereka yang memusuhi Islam dan kaum Muslim itu berasal dari kalangan kaum kafir, sebagaimana firmanNYA dalam surat Al Imran ayat 18 yang artinya “Sungguh telah nyata kebencian dari mulut-mulut mereka dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat lagi”
Firman Allah yang lain menyebutkan, bahwa diantara kaum kafir itu, yang paling keras permusuhannya terhadap kaum Muslim adalah kaum Yahudi dan kaum musyrik (QS al-Maidah [5]: 82).
Allah SWT juga memberitahukan bahwa kaum Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kaum Muslim sampai kaum Muslim mengikuti millah mereka, sebaimana termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 120, yang artnya ‘Katakanlah, Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya). Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah..
Menghilangkan ide islamofobia tidak bisa dilakukan secara individu. Butuh persatuan dari seluruh kaum Muslimin yang dihimpun dalam sebuah kepemimpinan umum yang berbentuk negara yang menerapkan syariat Islam kaffah.
Hanya institusi negara yang mempunyai otoritas melarang pemikiran dan pengaruh asing masuk ke wilayah kepemimpinan Islam agar akidah umat terus terjaga.
Namun sebagai individu, kita tetap bisa berkontribusi dalam upaya mengakhiri segala bentuk kebencian terhadap Islam dengan menggaungkan dakwah Islam ideologis. Menyeru manusia agar mengambil Islam sebagai risalah yang sempurna dalam mengatur kehidupan.
Wallahu’alam
Oleh: Pujiati SR
Aktivis Muslimah
0 Komentar