Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Investasi Cina Meningkat Mengukuhkan Jeratan Imperialisme


Topswara.com -- Presiden Indonesia Joko Widodo terbang ke China dalam rangka memenuhi undangan dari Xi Jinping dan sekaligus bertepatan 10 tahun Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia- Republik Rakyat Tiongkok ( RRT). 

Menurut Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pertemuan ini untuk membahas penguatan kerjasama ekonomi, baik di bidang perdagangan dan untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke China.

Alhasil, kepulangan Presiden Jokowi dari China ke tanah air akhirnya membuahkan hasil. China memberikan guyuran berupa investasi sebesar US$ 11,5 miliar atau setara 175 triliun. Perusahaan China Xinyi Internasional Investment Limited, berencana untuk menanamkan investasinya berupa industri kaca panel surya yang berada di Indonesia.(CNBCIndonesia.com 29/7/2023)

Pemerintah nampak semringah setelah mendapatkan "cendramata" berupa tawaran investasi dari China. Bahkan pemerintah menyediakan berbagai macam kemudahan agar investasinya berjalan lancar. 

Disisi lain utang Indonesia makin bertambah, kementrian keuangan mencatat kenaikan pada bulan Juni 2023, angkanya bertambah Rp 17,68 triliun, sehingga total RI tembus Rp. 7.805,19 triliun. Waw sungguh angka yang fantastis.

Kerjasama antara Indonesia dan China memang cukup erat dari perdagangan dan investasi, namun hal itu tidak terbebas dari sejumlah masalah dan ancaman, salah satunya mengokohkan jeratan para Imperialis dari jalan utang yang mengatasnamakan kerjasama.

Sejatinya antara utang dan investasi adalah pintu masuknya penjajahan, bukan dipandang sebagai suatu yang mampu memajukan pembangunan Indonesia. Faktanya dengan peningkatan utang luar negeri, Indonesia masuk dalam perangkap utang. Seperti apa yang terjadi di Srilangka dan Zimbabwe. 

Miris, dengan dalih memajukan perekonomian Indonesia nyatanya makin menjerumuskan Indonesia ke jeratan utang. Karena pemberian utang tersebut adalah realisasi komitmen China untuk mengikat Indonesia, inilah starategi yang paling ampuh dalam melebarkan sayap imperialis di suatu negeri. 

Oleh sebab itu, China dengan sengaja aktif dalam melakukan investasi dan memberikan pinjaman kepada negara-negara berkembang dan tentunya memiliki sumber daya alam seperti Indonesia. Dan seperti biasa "no free lunch" tidak ada makan siang gratis, pinjaman yang diberikan tentu mempunyai syarat seperti imbal hasil dengan cara ekspor komoditas tertentu ke China, sehingga memaksa negara pengutang untuk pengadaan peralatan dan jasa teknis yang semuanya harus di impor dari China.

Permainan utang dan investasi yang dilakukan makin membawa Indonesia tergadaikan kemandiriannya sebagai negara yang berdaulat. Negara tentu sangat dirugikan, baik dalam bidang politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan. 

Kalau sudah seperti itu, sudah seharusnya negara memutuskan ikatan kerjasama tersebut, serta membawa perubahan dengan menerapkan sistem politik Islam. Adapun Islam melarang bergantung pada asing, karena itu sama halnya dengan bunuh diri politik. 

Sumber daya alam yang dimiliki seharusnya hasil pendapatannya didistribusikan kepada rakyat secara langsung. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW "manusia berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput, dan api." (HR. Abu Daud). 

Dengan demikian, dibawa komando Islam akan mampu menjalankan roda perekonomian yang mandiri sesuai dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan manusia. Begitu juga menghindari berbagai perjanjian terhadap asing yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Wallahu a'lam bishawwab


Oleh: Wakini
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar