Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Di Balik Peringatan Kemerdekaan


Topswara.com -- Setiap tanggal 17 Agustus, semua masyarakat Indonesia memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Mulai awal Agustus, banyak sekali kita temukan segala macam atribut merah putih menghiasi sisi jalan dan depan rumah warga, dalam rangka Agustusan dan bukti bahwa kita cinta tanah air.

Untuk memeriahkan peringatan hari kemerdekaan, masyarakat dan lembaga-lembaga mengadakan berbagai macam perlombaan. Seperti lomba tarik tambang, sungging tempeh, lari karung, jalan santai dan lain sebagainya. Pesertanya mulai dari anak-anak sampai yang tua.

Tidak sedikit dari mereka yang mengikuti lomba hanya untuk memeriahkan hari kemerdekaan dan sekadar untuk seru-seruan. Sebatas hiburan untuk menghilangkan beban hidup yang semakin sulit. Dan dengan adanya perlombaan membuat masyarakat semakin terjalin silah ukhuwahnya. Itulah salah satu nilai plus diadakannya perlombaan, entah disekolah, masyarakat atau lembaga.

Dibalik peringatan hari kemerdekaan yang ternyata sudah mencapai angka ke 78, seharusnya masyarakat sudah menikmati, merasakan makna dari kata merdeka. Bukankah 78 merupakan masa yang cukup lama untuk merasakan dan menikmati kemerdekaan?

Jika merdeka hanya bisa dinikmati oleh sebagian orang saja, kenapa hari kemerdekaan terus diperingati tanpa ada koreksi?

Yuk kita cari makna dari kemerdekaan? Kata "Merdeka" menurut KBBI itu mempunyai 3 arti, yaitu1. Bebas dari penghambatan dan penjajahan dan sebagainya. 2. Bebas dari tuntutan. 3. Tidak terikat dengan pihak manapun. 

Disebut merdeka ketika masyarakat bisa hidup nyaman, damai dan tentram. Bisa memanfaatkan dan menikmati kekayaan alam negeri sendiri, dengan cara di kelola negara hanya untuk rakyat. Tanpa campur tangan pihak tertentu. Kemudian segala keputusan tidak mengikuti pihak lain, baik individu atau golongan. 

Maknanya merdeka ketika kekayaan sumber daya alam dan potensi yang kita miliki hanya untuk kepentingan dan kesejahteraan kita. Karena seharusnya negaralah yang melayani rakyatnya, kewajiban negara meriayah bukan sebaliknya. 

Namun faktanya kondisi masyarakat Indonesia saat ini jauh dari kata merdeka. Perbedaannya dahulu dijajah secara fisik, sekarang justru lebih parah dijajah dengan pemikiran. 

Kondisi masyarakat saat ini tidak nampak perbaikan sama sekali, baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan maupun keamanan. Artinya negeri kita tercinta sedang tidak baik-baik saja. Kecuali bagi para sultan, pengusaha dan para pejabat.

Bagaimana Islam memandang arti kemerdekaan?

Islam adalah agama yang sempurna, memaknai kemerdekaan jauh lebih dalam. Artinya memerdekakan manusia dalam segala jenis penghambaan, termasuk penjajahan karena penjajahan merupakan penghambaan pada manusia. Maksudnya dalam bentuk wewenang aturan hukum dan undang-undang itu berdasarkan akal dan perasaan manusia, tidak mengambil aturan hukum dari Allah SWT.

Yang biasa kita kenal dengan istilah demokrasi karena kedaulatan ada ditangan rakyat atau manusia.
Seperti yang Allah sampaikan dalam surat At- taubah : 31
 
اِتَّØ®َØ°ُوا Ø£َØ­ْبَارَÙ‡ُÙ…ْ ÙˆَرُÙ‡ْبَانَÙ‡ُÙ…ْ Ø£َرْبَابًا Ù…ِّÙ† دُونِ اللَّÙ‡ِ

“Mereka (Bani Israel) menjadikan para pendeta dan para rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah…” 

Itu artinya masyarakat Indonesia harusnya merasa bebas, tidak terbebani dengan apapun, beban ekonomi, beban pendidikan, beban kesehatan dan beban keamanan. Sehingga hidup masyarakat Indonesia aman, tentram dan sejahtera tanpa terkecuali. 

Hanya sistem Islam yang bisa membebaskan manusia dari segala bentuk pengahambaan dan penjajahan. Dengan cara mengambil hukum Allah SWT yang telah diwahyukan kepada sang Rasul yaitu Al-Qur'an dan as-sunah, ijma' sahabat dan qiyas. 

Mengembalikan kekuasaan tertinggi pada syari'ah Islam, mewujudkan ketaatan penuh hanya kepada sang pencipta seluruh alam. Kini waktunya membebaskan diri dari belenggu sistem yang rusak, sistem yang bertolak belakang dengan syriah Islam, sistem yang merusak tauhid yaitu demokrasi kapitalisme.

Dengan merubah sistem yang rusak dengan yang shahih, berusaha sungguh-sungguh untuk mewujudkan kemerdekaan yang sebenarnya seraya mengakkan syariah Islam secara sempurna, maka masyarakat akan merasakan kedamaian, kemakmuran dan kesejahteraan yang sama tanpa terkecuali, termasuk non muslim. Inilah sistem Islam Rahmatan Lil 'alamin. Yang akan menjadikan negeri "Baldatun toyibatun warobbun gofur.

Wallahu'alam.


Oleh: Muflihatul Chusnia
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar