Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Berbuat Ihsanlah kepada Kawan Kita

Topswara.com -- Dalam berjamaah mestinya kita hidup bersama dengan orang lain. Baik dalam rumah tangga sebagai suami, istri dan anak. Juga hidup bertetangga. Apalagi hidup berjamaah sebagai sesama aktifis dakwah.

Dalam hidup berjamaah itulah sering kali konflik muncul. Munculnya konflik biasanya karena adanya ketidakadilan dalam hak dan kewajiban. sehingga keadilan itu perkara yang wajib ditegakkan dan dilakukan oleh siapapun.

Namun sikap adil saja tidak cukup. Lebih baik lagi jika bersikap ihsan. Yakni memberi lebih dari seharusnya dan meminta kurang dari seharusnya. Atau memberi lebih dari kewajiban dan meminta kurang dari haknya. 

Jika dengan kawan seperjuangan kita mampu berbuat ihsan maka akan sangat mudah kita hidup rukun dan harmonis. Misalnya ada kawan telah berbuat salah kepada kita. Adil namanya jika kita memaafkan dia setelah dia minta maaf. Namun ihsan namanya jika kita sudah memaafkan dia sebelum dia minta maaf. Maka level orang berbuat ihsan lebih tinggi daripada orang yang sekadar berbuat adil.

Dalam Surat An-Nahl Ayat 90

۞ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."

Tentang ayat di atas Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia menyatakan:

"Ayat ini merupakan ayat dalam al-Qur'an yang paling lengkap mengingatkan tentang kemaslahatan seluruhnya, dan penolakan terhadap kemungkaran.

2 ). { إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ 

al-Ihsan kedudukannya di atas al-'Adl, karena al-'Adl adalah memberikan hak orang lain yang menjadi beban baginya dan mengambil sesuatu yang juga menjadi hak mliknya, sedangkan al-Ihsan adalah memberi sesuatu di atas jumlah yang diwajibkan dan mengambil sesuatu lebih sedikit dari jumlah yang menjad haknya, maka kesimpulannya adalah bahwasanya menegakkan keadilah merupakan kewajiban, dan memberikan kebaikan merupakan anjuran; oleh karena itu Allah meninggikan balasan bagi pelaku kebaikan."

Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman:

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَا لضَّرَّآءِ وَا لْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَا لْعَا فِيْنَ عَنِ النَّا سِ ۗ وَا للّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ 

"(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 134)

Pada ayat di atas terdapat kata ihsan (berbuat kebaikan). Konsisten menapaki sifat ihsan, akan mengantarkan seorang muslim pada kelembutan sikap dan tingginya akhlaq. 

Guru kami, KH Rokhmat S Labib hafizhahullahu ta'ala, menjelaskan diantara sikap ihsan adalah mengeluarkan harta untuk perjuangan dikala sempit, adapun adil mengeluarkan harta untuk perjuangan dikala lapang. Bahwa ihsan itu senantiasa penyabar selalu mampu menahan marah, dan senantiasa menjadi pemaaf. Bahwa ihsan juga adalah pada satu sisi merelakan hak untuk tidak semuanya diambil, di sisi lain senantiasa memberikan sesuatu yang lebih dari kewajiban yang harus ditunaikan. 

Maka seorang pedagang yang berlaku ihsan dia akan memberikan tambahan barang kepada pembeli yang membeli barang dagangannya. Begitu pula seorang pembeli yang berlaku ihsan dia dengan mudah menghadiahkan uang kembalian kepada penjual barang yang dia beli. 

Dalam hal aktivitas dakwah maka seorang guru yang berlaku ihsan ia akan senantiasa pemaaf, selalu lapang hatinya tidak mudah pula baginya untuk baperan. Seorang pengemban dakwah yang berlaku ihsan akan mudah diarahkan dan mudah pula menerima nasehat atau kritikan. 

Apabila kita berusaha senantiasa berlaku ihsan satu sama lain maka akan muncullah kecintaan dan persatuan.

Demikian lah faktanya bahwa berbuat ihsan senantiasa diperlukan agar kebersamaan kita tetap terasa nyaman dan harmonis. Dan lebih dari itu adalah Allah mencintai kita. Wallaahu a'lam.[]


Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar