Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Benarkah Sport Tourism Mampu Menyangga Ekonomi Bangsa?


Topswara.com -- Sport tourism yaitu berolahraga sambil wisata menjadi trend yang dikembangkan di negeri ini. Sport tourism memiliki prinsip utama yaitu pengenalan pariwisata daerah, mulai dari sawah, gunung, sungai, hutan, pesisir pantai dan laut. 

Popularitas sport tourism di Indonesia menjadi awal yang baik bagi kebangkitan pariwisata Indonesia. Sport tourism diperkirakan bisa mencapai Rp 18,790 triliun pada 2024. Tentu ini merupakan angin segar dan menjadi langkah awal dalam membangkitkan pariwisata dan ekonomi di Indonesia, sekaligus membuka lapangan pekerjaan seluas luasnya, ujar Plt VP Corsec Jakpro Melisa Sjach. (tirto.id 11 Agustus 2023)

Selain mengadakan acara olahraga, sport tourism digunakan untuk memperomosikan pariwisata, atau mengenalkan obyek menarik di daerah yang menyelenggaran acara. (kompas.com 25April 2023).

Adanya sport tourism diharapkan bisa menumbuhkan ekonomi rakyat seperti menggerakkan UMKM untuk menjual barang yang diproduksinya, membuka lapangan pekerjaan yang banyak, sehingga sport tourism diharapkan mampu menyangga ekonomi bangsa.

Sejatinya Menjadikan sport tourism sebagai penyangga ekonomi bangsa adalah suatu bentuk pengabaian negara dalam mencari solusi persoalan ekonomi yang strategis. 

Sudah menjadi pemahaman umum bahwa sistem kapitalisme menjadikan pariwisata sebagai sumber andalan pendapatan negara selain pajak dan utang. Apalagi dunia internasional, menarasikan pariwisata adalah salah satu dari dua sektor utama di seluruh dunia untuk ekonomi global, bahkan pariwisata adalah kunci pertumbuhan ekonomi. 

Maka tidak heran negara ini mengembangkan pariwisata dengan berbagai bentuknya. Seperti sport tourism, desa wisata.

Padahal pengembangan pariwisata untuk ekonomi justru menuai berbagai persoalan, karena tourism juga menyangkut aspek sosial. Disisi lain negeri ini seakan mengabaikan sumber pendapatan negara yang jauh lebih startegis, lebih menjanjikan dan berkelanjutan yakni pengelolaan sumber daya alam yang jumlahnya melimpah.

Pengembangan pariwisata juga berpotensi mengancam kedaulatan negeri ini, pasalnya pembangunan kapitalis akan memberi kemudahan pada lembaga keuangan internasional atau negara pendonor utang untuk menawarkan pinjaman luar negeri melalui skema investasi. Terlibatnya investor swasta, makin nyata menunjukkan pengabaian negara terhadap nasib rakyatnya.

Inilah wajah asli penguasa kapitalis yang lebih mengutamakan para kapital pemilik modal untuk mendapatkan keuntungan sebesar besarnya. 

Sangat berbeda dengan pengelolaan pariwisata dalam negara yang menerapkan sistem Islam, dalam sistem ekonomi Islam pariwisata bukanlah dijadikan sumber pendapatan negara. 

Pariwisata digunakan sebagai obyek tadabur untuk menguatkan iman dan pemahaman Islam, obyek yang dijadikan tempat wisata adalah obyek yang memiliki keindahan alam secara natural atau peninggalan sejarah peradaban Islam.

Adapun sumber pendapatan negara dalam sistem Islam didapatkan dari pendapatan yang berdasarkan syariah, yang tentu saja hal ini memiliki nilai yang strategis dan berkelanjutan. Sumber pendapatan negara diantaranya, sumber daya alam yang dikelola oleh negara dan digunakan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan rakyat seperti air, hutan dan tambang. 

Sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw bersabda " kaum muslimin berserikat dalam tiga hal yaitu air, Padang rumput atau Hutan dan tambang (HR Ibnu Hibban).

Sumber pendapatan negara juga berupa harta ghanimah, fa'i, kharaj dan jizyah semua ini digunakan untuk pembangunan infra struktur negara. Dengan demikian negara yang menerapkan syariat Islam tidak akan menjadikan pariwisata sebagai sumber pendapatannya. Hal ini hanya bisa dijumpai dalam negara khilafah.

Wallahu a'lam bish shawab 


Oleh: Dewi Asiya
Pemerhati Masalah Sosial
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar