Topswara.com -- Pemerhati Keluarga dan Generasi, Ustazah Dedeh Wahidah Achmad membeberkan enam cara menggunakan waktu agar sesuai dasar keimanan.
"Ada enam cara bagaimana menggunakan waktu agar sesuai dengan dasar iman, untuk beramal, dan untuk visi kepedulian," ujarnya dalam kajian Tsaqafah Islam: Meraih Keberkahan Waktu di YouTube Muslimah Media Center (MMC), Senin (21/08/2023).
Pertama, memahami hukum syarak. Secara teknisnya, seorang Muslim dalam melakukan perbuatannya harus terikat dengan hukum syarak. Misalnya, jika menolong orang lain tetapi dia tidak mengetahui status hukumnya boleh jadi dia akan terjebak kepada keharaman menolong orang tersebut, meskipun niatnya beramal shalih tetapi dengan cara haram. Seperti di film, ada tokoh yang digambarkan suka menolong orang lain dari hasil curiannya dan tentu saja dalam Islam itu tidak boleh.
"Untuk itulah, Muslim harus memahami hukum syaraknya. Apakah wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Tentu saja kalau wajib suka atau tidak suka, sempat tidak sempat tidak ada pilihan, kita wajib melakukannya. Kalau yang haram juga tidak ada pilihan, walaupun mungkin orang lain seluruh manusia melakukannya kalau kita yakin itu adalah haram maka tidak akan kita lakukan," tuturnya.
Kedua, harus mengetahui aulawiyat dan standar atau skala prioritas. skala aulawiyat itu mempunyai konsekuensi yang berbeda-beda. Yang wajib tidak boleh dikalahkan oleh yang sunah, yang sunah tidak boleh dikalahkan oleh yang mubah, demikian juga seterusnya. Yang mubah tidak boleh dikalahkan oleh yang makruh apalagi kalau kita mendahulukan yang wajib. Ketika kita konsisten berpegang kepada aulawyiat itu, insya Allah kita akan senantiasa dijaga tidak akan melakukan sesuatu yang menyia-nyiakan waktu tadi.
"Ketiga, seorang mukmin yang ingin produktif ingin seluruh aktivitasnya itu bernilai ibadah maka dia punya prinsip tidak boleh menunda amanah. Kadang ketika waktu yang kita miliki panjang atau ketika aktivitas itu dianggap oleh kita sepele akhirnya apa nanti saja ya esok saja menjalankannya," cetus nya.
Ia melanjutkan, ketika manusia menunda amal sebenarnya bukan menyelesaikan masalah. Sekecil apa pun masalah kalau ditunda sebenarnya kita sedang menumpuk masalah itu sehingga boleh jadi akan terakumulasi menjadi bom waktu masalah yang besar. Hari ini mungkin satu masalah ditunda dua jam, jadi dua masalah ditunda satu hari jadi tiga masalah, dan semakin panjang waktu yang kita tunda maka masalah itu semakin menumpuk.
"Mungkin sekarang kita itu sudah punya keleluasaan waktu, tetapi sejam berikutnya kalau penyelesaian itu kita tunda mungkin ada pekerjaan lain yang harus kita dahulukan. Mungkin ada sesuatu yang akan menghalangi kita dari menyelesaikan masalah tersebut. Jadi jangan menunda amal," imbuhnya.
Keempat, seorang mukmin harus menjauhi sesuatu yang tidak ada nilainya, jauhi kesia-siaan. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi bahwa sebagian dari tanda kebaikan Islam seorang Muslim itu dia menjauhkan apa pun yang tidak ada gunanya.
"Jadi jangan pernah kita melakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Apa pun itu, sekecil apa pun itu, bukan jadi patokan. Tapi kalau sesuatu itu jika tidak ada manfaatnya maka kita berkomitmen tidak akan kita lakukan," ujarnya.
Kelima, maka seorang mukmin itu supaya produktif waktunya dia akan senantiasa melakukan muhasabah evaluasi. Karena tanpa evaluasi kadang kita itu diuji, seolah-olah kita itu sudah baik seolah-olah kita itu sudah efisien dalam menggunakan waktu sudah efektif yang kita raih. Ternyata setelah kita evaluasi banyak bolongnya banyak kosongnya, ada sesuatu yang tidak kita optimalkan.
"Karena itu maka, seorang mukmin harus membiasakan muhasabah bisa setelah shalat fardhu, bisa ketika menjelang tidur atau boleh jadi di awal hari ketika bangun tidur. Kita menyediakan waktu khusus untuk mengevaluasi," tambahnya.
Keenam, biasakan untuk menyusun kaidah sababiyah sebab-akibat. Bagaimana cara merealisasikan suatu itu sekecil apa pun amal. Kalau tidak terbayang langkah untuk meraihnya, maka akan merasa berat. Seberat apa pun masalah kalau terbayang oleh kita cara kerjanya step-stepnya langkah-langkahnya, maka kita akan optimis pekerjaan itu bisa kita lakukan dan jangan lupa dalam sababiyah ini kita tentukan batas waktu. Supaya kita terhindar dari menunda-nunda maka kita akan fokus target waktunya kapan untuk selesai.
"Marilah kita untuk senantiasa bermohon kepada Allah, agar tidak termasuk orang yang menyia-nyiakan waktu, tidak menghabiskan waktu sia-sia, apalagi untuk kemaksiatan," ajaknya.
Ia menambahkan, bahwa peran dan kehadiran teman-teman komunitas yang shalih dan shalihah akan saling mengingatkan kepada kita ketika kita terjebak atau ada indikasi untuk futur, atau ada indikasi sia-siakan waktu apalagi maksiat, maka teman kita itu akan mengingatkan.
"Mari kita ikut terlibat di dalam komunitas, di dalam kelompok yang senantiasa menggunakan waktu untuk ibadah, didasari iman, beramal shalih, dan senantiasa aktif dakwah untuk kebaikan umat untuk tegaknya Islam dalam institusi khilafah Islam," pungkasnya. [] Rina
0 Komentar