Topswara.com -- Pembakaran Al-Qur'an kembali lagi terulang di Denmark pada Rabu lalu 26 Juli 2023 oleh kelompok anti-islam sayap kanan, kelompok Danske Patriot. Mereka melakukan aksi keji itu di depan kedutaan Turki dan Mesir di Ibu Kota Kopenhagen. Padahal belum lama pada bulan Juni lalu terjadi pembakaran Al-Qur'an juga oleh Salwan Momika dalam rangka freedom of speech versi mereka liberalis Barat.
Kejadian pembakaran Al-Qur'an seolah-olah seperti sebuah tradisi bagi negara-negara Barat. Serangkaian skenario yang diulang-ulang oleh mereka dan mungkin perbuatan tersebut memang sengaja dilakukan untuk mengeluarkan reaksi umat Islam di seluruh dunia.
Akibat peristiwa yang terjadi di Swedia, ada beberapa negara menarik kedutaannya dari negara tersebut, yaitu Maroko dan Yordania. Banyak kecaman pun datang dari berbagai negara-negara Muslim, tetapi kelihatannya hanya sebatas itu.
Herannya, tidak ada dikenakannya sanksi atau efek jera bagi pelaku di negara masing-masing, bahkan mayoritas negara itu melegalkan perbuatan tersebut. Denmark dan Swedia melegalkan aksi itu melalui undang-undang mereka dalam kebebasan berbicara, tetapi di sisi lain juga menilai bahwa aksi tersebut merupakan hate crime dan tidak pantas.
Pemimpin negara-negara Muslim pun hanya bisa mengecam sebatas kata-kata, umat Islam hanya bisa aksi berdemo di kedutaan Swedia dan hal-hal ini tidak menjamin Swedia maupun Denmark memberlakukan keadilan.
Oleh karena itu, pembakaran Al-Qur'an ini tidak akan pernah berhenti karena sesungguhnya tidak ada yang menghalanginya. Islam itu lemah di mata negara-negara Barat, disebabkan tidak adanya persatuan umat Islam.
Berbagai bentuk penistaan akan terus terjadi karena tidak ada perlindungan dan sosok pemimpin yang dapat mempersatukan umat Islam. Pemimpin yang ada saat ini pun tidak ada yang menunjukkan pembelaan yang hakiki, dan mencukupkan diri dengan mengecam tanpa tindakan nyata.
Satu-satunya agar Islam bangkit adalah saat Islam kembali di bawah naungan khilafah dengan menerapkan Islam secara kaffah. Dikarenakan Islam menjadikan negara sebagai pihak yang paling bertanggung jawab menjaga agama dan Al-Qur’an, dan mengajarkan kepada rakyat untuk menunjukkan pembelaannya. Oleh karenanya ketika Al-Qur’an dinista, khilafah Islam penjaganya.
Oleh: Fatiyah Danaa.H
Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok
0 Komentar