Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ukhti, Jangan Ada Suuzan di Antara Kita


Topswara.com -- Dakwah secara berjamaah adalah satu keniscayaan untuk saat ini. Berangkat dari perintah Allah SWT dalam Al-Qur'anul Karim:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 104).

Apalagi tantangan dakwah pada saat ini begitu besar. Orang-orang kafir terus berusaha menyerang Islam dan kaum muslimin dengan berbagai cara dan dari berbagai arah. 

Dari mulai menggunakan 'hard power' sebagaimana yang terjadi di kawasan negeri-negeri Islam di Timur Tengah, hingga 'soft power' berupa transfer ide dan pemikiran kufur, sebagaimana yang menimpa umat Islam di Asia termasuk Indonesia.

Sehingga untuk menangkal itu semua diperlukan persatuan umat Islam, salah satunya melalui dakwah secara berjamaah.

Tetapi faktanya, dakwah berjamaah pun tak luput dari berbagai ujian. Mulai gangguan dari luar jamaah berupa fitnah, kriminalisasi dan lainnya. Pun gangguan dari dalam jamaah dakwah itu sendiri yang sedikit banyak juga mempengaruhi jalannya aktivitas dakwah.

Aktivitas jamaah dakwah Islam adalah aktivitas dakwah, aktivitas kebaikan. Tapi bukan berarti orang- orang didalamnya adalah manusia-manusia sempurna tanpa cela. 

Namanya juga manusia, tempatnya salah dan lupa, sebagaimana yang sudah disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya. Bukan malaikat yang selalu taat kepadaNya. Sehingga manusiawi jika dalam jamaah dakwah ada anggotanya yang berbuat salah dan khilaf. 

Sangat manusiawi jika ada gesekan dan friksi-friksi kecil didalamnya. Kenapa dan bagaimana mengatasinya? Agar aktivitas jamaah dakwah ini tetap bisa berjalan sesuai fikrah dan thariqah yang sudah ditentukan? Dan agar anggota jamaah dakwah bisa terus bersatu dan bersinergi dalam kebaikan?

Ada beberapa faktor kenapa timbul masalah dalam sebuah jamaah dakwah. Penulis menyimpulkan ada tiga hal: pertama, kurang ilmu; kedua, kurang ikhlas; dan ketiga, kurang taat.

Pertama, kurang ilmu. Ada di antara anggota jamaah yang terkadang melakukan satu kekhilafan dalam berbuat atau menyikapi sesuatu hal yang baru. Hal ini bisa jadi karena belum tahu atau salah memahami sesuatu. 

Sehingga pembinaan rutin harus selalu dilakukan dan digunakan sebaik mungkin sebagai wadah untuk sharing dan diskusi terkait masalah-masalah terkini yang dihadapi umat, termasuk anggota jamaah dakwah itu sendiri. Mutaba'ah atau pemantauan kepada semua anggota terkait aktivitas dan pemikiran juga harus selalu dilakukan untuk memastikan semuanya selalu 'on the track.'

Kedua, kurang ikhlas. Naluri setiap manusia salah satunya adalah naluri baqa atau naluri mempertahankan diri. Salah satu penampakannya adalah 'merasa paling.' Merasa paling banyak amanahnya, merasa paling banyak kontribusinya dalam dakwah, merasa paling banyak infaqnya, merasa paling tinggi ilmunya dan perasaan 'merasa paling' yang lainnya. 

Kalau perasaan 'merasa paling' ini tidak dikontrol dan ditekan, maka pasti akan menimbulkan ketidakikhlasan. Sehingga penting sekali untuk setiap anggota jamaah dakwah untuk selalu muhasabah diri dan menimbang-nimbang semua amalannya agar selalu lillaahi ta'ala.

Ketiga, kurang taat. Setiap jamaah dakwah pasti punya AD/ART yang harus ditaati, punya struktur pimpinan yang disusun untuk menjalankan AD/ART-nya tersebut. Adanya kepemimpinan ini adalah untuk menjalankan visi misi jamaah dakwah agar bisa mencapai tujuannya. 

Semuanya mendapatkan amanah sesuai kapasitasnya masing-masing. Semuanya harus berjalan dan bersinergi agar jamaah dakwah bisa beraktivitas dengan baik. Kebijakan dan ketetapan terkait aktivitas dakwah dibuat untuk dijalankan sesuai amanah dan SOP-nya masing-masing. 

Ketika ada satu atau dua anggota jamaah dakwah yang tidak taat, tidak menjalankan amanah karena sesuatu hal, pasti akan berdampak negatif pada jalannya aktivitas dakwah tersebut. Sehingga 'sami'na wa ato'na' dalam sebuah jamaah dakwah adalah satu keniscayaan.

Menyikapi tiga hal di atas, semua anggota jamaah dakwah harus bersikap bijaksana. Harus ada kesadaran bahwa mereka disatukan dalam sebuah jamaah dakwah, bahwa semuanya bersaudara. 

Ketika ada yang melakukan kekhilafan, tabayyun lah. Hilangkan prasangka dan suuzan yang merusak ukhuwah. Muhasabahilah dengan makruf dan penuh rasa cinta. Ajak dan rangkul semua agar selalu berada di jalan kebenaran, menuju jalan kesempurnaan, meski tak ada manusia yang sempurna.

Jangan biarkan musuh-musuh Islam bergembira dengan rusaknya hubungan di antara kita. Mari rekatkan ukhuwah. Mari kuatkan cinta di jalan Allah. Jangan ada suuzan di antara kita.

Wallahu a'lam bish-shawab.


Oleh: Salma
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar