Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Standar Pandangan Mata dan Ucapan Lisan Orang Beriman


Topswara.com -- Cendekiawan Muslim, Ustaz Adi Hidayat, Lc., M.A. (UAH) menuturkan bahwa ada standar pandangan mata dan ucapan lisan orang yang beriman.

"Orang yang beriman tentu mempunyai standar pandangan mata dan ucapan yang keluar dari lisannya," ungkapnya dalam Kajian UAH bertema Orang Beriman Bisa Dilihat Bagaimana Lisannya di kanal YouTube Adi Hidayat Official. Kamis, (22/6/2023).

Ia mengatakan, maka dorongan dari iman itulah yang memberikan kepada kita perintah untuk berbuat baik dalam kehidupan.

"Misalkan, mata di minta melihat yang baik, telinga mendengar yang baik, dan mulut berkata yang baik. Itu nanti ada ayatnya di dalam Al-Qur’an. Makanya ngajinya yang total," bebernya.

UAH mencontohkan, misalkan mata ada di Qur'an Surah An-Nur ayat 24, An-Nur ayat 30 untuk laki-laki, dan Qur'an Surah An-Nur ayat 31 untuk perempuan.

"Kalau imannya dilatih dengan kuat, nanti iman itu punya transmisi gelombang masuk lewat fisik. Dibimbing fisik kita dengan iman kemudian masuk ke mata," ujarnya.

Sehingga katanya, mata itu ada yang mempunyai pandangan standar iman dan ada yang mempunyai standar pandangan tidak beriman, sehingga tampak ukurannya.

"Apabila kita beriman, pakaian itu tidak semua bisa dilihat. Bagi orang yang tidak beriman, pakaian itu banyak ragamnya. Aurat terbuka pun dianggap biasa karena tak ada iman. Sedangkan orang beriman, imannya mengatakan itu dilarang. Maka, palingkan karena ada batas yang harus dilihat," terangnya.

Namun, ia mengatakan, di tempat lain yang tertentu, misalnya mengatakan bahwa pakaian yang membuka aurat itu biasa saja. Nah, itu karena mereka tidak ada iman. Maka dari itu bagi orang beriman standarnya adalah iman. Itulah yang menentukan hubungan seseorang dengan Allah SWT. Makanya ada aturan dan hikmah di dalamnya.

"Coba lihat tayangan-tayangan gambar di YouTube, misalnya ada aurat terbuka. Iman otomatis pasti bekerja, dan kalau imannya kuat, maka palingkan, istighfar, dan tidak ada yang terlambat. Tidak ada lisan yang istighfar tetapi mata melihat. Demikian juga lisannya, imannya dulu sebelum lisannya," terangnya.

Ia menambahkan dengan membacakan ayat Al-Qur'an Surah Al-Hujurat ayat 11,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

"Maka, berdasarkan ayat tersebut, semakin tinggi iman seseorang, maka semakin baik kosa katanya karena isi hatinya baik semua. Dan, jika sudah menemukan yang baik akan susah mencari kosa kata yang kotor," tutupnya. [] Nurmilati
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar