Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sistem Islam Lahirkan Generasi Rabbani


Topswara.com -- Masa remaja merupakan bagian penting dalam setiap fase kehidupan. Begitu juga dengan perkembangan dunia remaja saat ini. Remaja seyogianya menjadi  penerus peradaban Islam yang tentunya harus lebih baik dalam berprilaku. 

Namun kenyataannya sungguh miris, sebagian besar pelajar menyibukkan diri pada hal-hal yang kurang bermanfaat dan merugikan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Semua itu dipicu karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua, lingkungan kurang baik, serta pengaruh buruk media sisial. 

Tahun ajaran baru telah dimulai. Siswa yang melanjutkan ke jenjang berikutnya sudah belajar seperti biasanya. Memang hari yang sangat dinantikan dimana momen bertemu dengan teman-teman baru, para guru, serta lingkungan baru juga. 

Namun sangat disayangkan, sebagian para pelajar di Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/7/2023) tepatnya di Polsek Gunung putri para pelajar yang baru masuk di bangku kelas 1 sekolah menengah atas (SMA)  harus berurusan dengan hukum. Sebanyak 69 pelajar dari 2 sekolah yang berbeda diamankan disebabkan  tawuran. (Beritasatu.com). 

Selain telah direncanakan, tawuran antar pelajar ini diwarnai dengan adu senjata tajam. Sehingga salah seorang remaja 14 tahun tewas disabet celurit, di Sawah Besar Jakput. Aksi tawuran tersebut memang telah direncakan terlebih dahulu di medsos. 

Gerombolan pelajar berkeliling mencari lawan tawuran. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bagian Operasi (Kabag OPS) Polresta Tangerang, Kompol Kosasih. Tawuran para pelajar yang baru saja terjadi bukan di satu sekolah saja, mungkin masih banyak sekolah  yang tidak melaporkan bahkan tidak bisa dilacak keberadaannya oleh pihak kepolisian. 

Sungguh miris, tawuran kali ini terjadi di awal  pembelajaran tahun ajaran baru. Seharusnya mereka bersemangat dalam mencari ilmu untuk mewujudkan cita-cita masa depan mereka. Bukan malah menyusun perencanaan tawuran dan berakibat buruk bagi kehidupan mereka sendiri. 

Remaja adalah calon pemimpin masa depan. Seharusnya dipersiapkan sejak dini serta dibentuk dari segi akhlak, keimanan, juga mentalnya. Pendidikan tersebut idealnya didapatkan pertama kali di rumah mereka. Karena merupakan tanggung jawab kedua orang tuanya. 

Sebelum melibatkan pihak kedua, yakni sekolah. Peran orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak, apalagi di zaman teknologi yang semakin modern dituntut lebih besar lagi. Segi pengawasan serta pengarahan orang tua harus ekstra luar biasa. Dalam hal ini harus bisa menjaga anak-anak dari pengaruh buruk media sosial. 

Perlu diingat orang tua ketika melahirkan dan membesarkan anak tentu mempunyai tujuan. Jangan sampai tujuan ini mengalami kerugian.

Baik kerugian materi, waktu, dan yang paling bahaya adalah kerugian yang menyebabkan kegagalan menciptakan generasi unggul seperti diharapkan. Generasi taat nan shalih yang selalu menjalankan perintah Allah. 

Tawuran antar pelajar memang kerap terjadi. Meski demikian, seolah sebagian orang tua merasa cukup dengan menitipkan pendidikan di sekolah saja. 

Padahal anak remaja butuh pendampingan khusus dari kedua orang tuanya. Tempat untuk berlindung, serta meluapkan apa yang mereka rasa di usia pencarian jati diri mereka. Bisa jadi ketika mereka tidak mendapatkan perhatian di rumah, mereka meluapkan semua emosi dengan cara tawuran. 

Pembinaan khusus yang dilakukan oleh aparat memang sedikit membantu menyadarkan atau mengingatkan para remaja agar tidak melakukan hal serupa. 

Namun yang lebih penting adalah tumbuhnya kesadaran dari orang tua supaya mereka lebih fokus mendidik, memperhatikan dan mengarahkan anak-anak mereka. Karena itu semua merupakan tanggung jawab orang tua. Baru kemudian faktor pengawasan di luar, yakni sekolah dan lingkungan, serta peran negara di dalamnya. 

Islam sendiri memiliki aturan jelas dan tegas dalam menyelesaikan masalah tawuran antar pelajar. Hal pertama yang harus dikuatkan adalah akidah yang menjadi pondasi remaja saat ini. 

Sehingga saat akidah mereka kuat, akan terbentuk kehati-hatian dalam bersikap dan berperilaku. Islam membentuk kepribadian para remaja dengan sistem pendidikan agama berbasis akidah Islam. 

Selain mengatur sistem pendidikan, negara memberlakukan penerapan sistem sanksi yang tegas dan memberikan efek jera. Setiap orang yang melakukan kesalahan akan dihukum sesuai dengan tingkat kesalahannya. 

Seorang Muslim yang baik akan senantiasa memiliki semangat untuk berbuat baik. Berhati-hati dalam bergaul, dan mengisi waktu dengan hal yang baik, sehingga memiliki nilai ibadah. Sebagaimana Allah SWT berfirman, "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku" (Qs.Az-Zariat :56). 

Dengan diterapkannya aturan Islam, niscaya problematika umat akan terpecahkan. Para pemuda dipersiapkan secara maksimal sebagai calon penerus generasi berkepribadian Islami. 

Wallahu a'lam bishawwab.


Oleh: Dewi Kania 
Aktivis Dakwah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar