Topswara.com -- Pertama, s𝗵𝗮𝗵𝗮𝗯𝗮𝘁 𝗡𝗮𝗯𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝘂𝘁𝗮𝗺𝗮
Rasulullah ﷺ bersabda :
خَيْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا أَبُو بَكْرٍ
“Sebaik-baik orang dari umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar.” ( HR. Ahmad).
Ibnu Umar radhiyallahu’anhu pernah berkata :
كُنَّا نُخَيِّرُ بَيْنَ النَّاسِ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنُخَيِّرُ أَبَابَكْرٍ، ثُمَّ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ، ثُمَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
“Kami (para shahabat) pernah menilai orang terbaik di zaman Nabi ﷺ, maka kami dapatkan yang terbaik adalah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu , kemudian Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu, kemudian ‘Utsman bin ‘Affan mudah-mudahan Allah meridhai mereka semua.” (HR. Bukhari).
Muhammad bin al Hanafiyah salah satu putra sayidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata :
قُلْتُ لِأَبِي أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ قَالَ : أَبُو بَكْرٍ،قُلْتُ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ : ثُمَّ عُمَرُ،وَخَشِيتُ أَنْ يَقُولَ عُثْمَانُ، قُلْتُ: ثُمَّ أَنْتَ؟ قَالَ: مَا أَنَا إِلَّا رَجُلٌ مِنَ المُسْلِمِينَ.
“Aku pernah bertanya kepada ayahku, siapa orang terbaik setelah Rasulullah ﷺ, maka ia menjawab, ‘Abu Bakar’. Aku pun bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi setelah itu?’ Ia menjawab, ‘Kemudian ‘Umar.’
Aku khawatir bila ia akan menjawab ‘Utsman setelah itu. Aku pun segera memotongnya dengan bertanya, ‘Kemudian engkau ?’ Ia menjawab, ‘Aku hanyalah seorang laki-laki dari kaum muslimin." (HR. Bukhari).
Kedua, b𝗲𝗿𝗱𝘂𝗮 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗡𝗮𝗯𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗸𝗲𝘁𝗶𝗴𝗮𝗻𝘆𝗮
Abu Bakar Shidiq adalah shahabat yang dimaksud dalam ayat berikut ini :
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya. Yaitu ketika orang-orang kafir mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada shahabatnya : "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita" (QS. At Taubah : 40).
Sayidina Umar pernah mengomentari ayat dengan dengan berkata :
من يكون أفضل من ثاني اثنين الله ثالثهما ؟!
“Siapakah kiranya yang bisa lebih utama dari orang yang menjadi salah satu dari dua, lalu Allah adalah yang ketiganya ?”[1]
Ketiga, s𝗵𝗮𝗵𝗮𝗯𝗮𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗡𝗮𝗯𝗶
Rasulullah ﷺ bersabda :
لَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَابَكْرٍ خَلِيلًا، وَلَكِنَّهُ أَخِي وَصَاحِبِي، وَقَدِ اتَّخَذَاللهُ ﻷصَاحِبَكُمْ خَلِيلًا
“Sekiranya aku dibolehkan oleh Allah untuk menjadikan seseorang sebagai khalil (kekasih), niscaya aku jadikan Abu Bakar sebagai khalilku (kekasihku), akan tetapi dia adalah saudara dan sahabatku, sedangkan Allah telah menjadikan diri ini sebagai kekasihNya.” (Mutafaqqun ‘Alaih).
Amru bin Ash radhiyallahu’anhu pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ :
أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ : عَائِشَةُ، فَقُلْتُ : مِنَ الرِّجَالِ؟ فَقَالَ : أَبُوهَا، قُلْتُ : ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ, فَعَدَّ رِجَالًا
“Siapakah orang yang paling engkau cintai? Beliau ﷺ menjawab, ‘Aisyah.’ Aku bertanya, ‘Maksudku dari kaum laki-laki.’ Beliau pun menjawab, ‘Ayahnya (yaitu Abu Bakar)’.
Aku bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi ?’ Beliau ﷺ menjawab, ‘Umar bin Khattab.’ Kemudian beliau ﷺ menyebutkan beberapa orang yang dicintainya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keempat, s𝗼𝘀𝗼𝗸 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗲𝗿𝘀𝗮𝗺𝗮𝗶 𝗥𝗮𝘀𝘂𝗹𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵
Saat sayidina Umar menjelang wafat, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berkata kepadanya :
إِنْ كُنْتُ لَأَرْجُو أَنْ يَجْعَلَكَ اللَّهُ مَعَ صَاحِبَيْكَ، لِأَنِّي كَثِيرًا مَاكُنْتُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : كُنْتُ وَأَبُوبَكْرٍ وَعُمَرُ، وَفَعَلْتُ وَأَبُوبَكْرٍ وَعُمَرُ، وَانْطَلَقْتُ وَأَبُوبَكْرٍ وَعُمَرُ
“Aku sangat berharap Allah akan mengumpulkanmu bersama dua shabatmu (yakni Rasulullah dan Abu Bakar), sungguh sangat sering aku mendengar Rasulullah ﷺ bertutur, “Aku pernah bersama Abu Bakar dan Umar, aku telah mengerjakan bersama Abu Bakar dan Umar, aku telah pergi bersama Abu Bakar dan Umar.” (HR. Bukhari).
Kelima, k𝗲𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗲𝗿𝗷𝗮𝗺𝗶𝗻
Rasulullah ﷺ pernah bercerita :
بَيْنَمَا رَاعٍ فِي غَنَمِهِ عَدَا عَلَيْهِ الذِّئْبُ، فَأَخَذَ مِنْهَا شَاةً فَطَلَبَهُ الرَّاعِي، فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ الذِّئْبُ فَقَالَ : مَنْ لَهَا يَوْمَ السَّبُعِ، يَوْمَ لَيْسَ لَهَا رَاعٍ غَيْرِي؟ وَبَيْنَمَا رَجُلٌ يَسُوقُ بَقَرَةً قَدْ حَمَلَ عَلَيْهَا، فَالْتَفَتَتْ إِلَيْهِ فَكَلَّمَتْهُ، فَقَالَتْ : إِنِّي لَمْ أُخْلَقْ لِهَذَا وَلَكِنِّي خُلِقْتُ لِلْحَرْثِ. قَالَ النَّاسُ : سُبْحَانَ اللَّهِ
“Suatu hari seorang penggembala (dari Bani Israil) sedang bersama kambing gembalaannya, tiba-tiba seekor serigala datang memangsa seekor kambingnya, kemudian si penggembala berhasil merebutnya kembali.
Maka serigala tersebut menoleh sambil mengatakan, ‘Punya siapakah kambing-kambing itu nanti pada hari As-sab’u, hari ketika tidak ada yang menggembalakan selainku?’
(Sedangkan dalam kisah lain) ketika seseorang sedang menuntun seekor sapi yang telah ia pikulkan beban berat di atas punggungnya, maka sapi tersebut menoleh dan memprotesnya, ‘Aku tidak diciptakan untuk pekerjaan ini, aku hanya diciptakan untuk membajak tanah.”
Maka orang-orang yang mendengar kisah Rasulullah ﷺ terheran-heran sambil mengatakan, ‘Subhanallah.”
Beliaupun ﷺ bersabda :
فَإِنِّي أُومِنُ بِذَلِكَ، وَأَبُوبَكْرٍ، وَعُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ
‘Adapun aku, Abu Bakar, dan Umar, maka kami telah percaya dengan kisah ini.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sayidin Umar bin Khattab berkata :
لو وزن إيمان أبي بكر بإيمان أهل الأرض لرجح بهم
“Seandainya ditimbang imannya Abu Bakar dengan imannya seluruh penduduk bumi, niscaya masih berat timbangan imannya.”[2]
Keenam, y𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝘁𝘂𝗻𝗷𝘂𝗸 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗡𝗮𝗯𝗶 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗶𝗺𝗮𝗺 𝘀𝗵𝗮𝗹𝗮𝘁 𝗽𝗲𝗻𝗴𝗴𝗮𝗻𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮
Saat mendekati waktu kewafatannya, sakit Nabi ﷺ semakin berat. Maka beliau bersabda :
مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ
“Perintahkan Abu Bakar agar ia mengimami shalat." (HR. Bukhari).
Ketujuh, k𝗲𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗼𝘁𝗮𝗹𝗶𝘁𝗮𝘀
Disebutkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah ﷺ bersabda :
ما دعوت أحدًا إلى الإسلام إلّا كانت فيه عنده كبوة ونظرة وتردد، إلّا ما كان من أبي بكر بن أبي قحافة، ما عكم -أي: ما تلبَّث- حين ذكرته له وما تردد فيه
“Aku tidak mengajak seorang pun kepada Islam melainkan ia tidak akan langsung memberikan jawaban atau ditimpa keraguan, kecuali Abu Bakar Bin Abu Quhafah. Ia tidak lamban memberikan jawaban dan tidak ragu-ragu ketika aku menyerunya kepada Islam.”[3]
Kedelapan, o𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮 𝗸𝗮𝗹𝗶 𝗺𝗮𝘀𝘂𝗸 𝘀𝘆𝘂𝗿𝗴𝗮 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝘂𝗺𝗮𝘁 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱
Rasulullah ﷺ bersabda :
أَمَا إِنَّكَ يَا أبَا بَكْرٍ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي
”Adapun dirimu wahai Abu Bakar, sesungguhnya engkau adalah orang yang pertama masuk surga dari umatku.” (HR Abu Daud).
Kesembilan, N𝗮𝗯𝗶 𝗺𝗲𝘄𝗮𝘀𝗶𝗮𝘁𝗶 𝘂𝗺𝗮𝘁𝗻𝘆𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗸𝘂𝘁𝗶 𝗰𝗮𝗿𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗴𝗮𝗺𝗮𝗻𝘆𝗮
Rasulullah ﷺ bersabda :
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اْلمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِي، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur Rasyidin sepeninggalku. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian (pegang erat-erat).” (HR. Abu Daud).
Dan sabdanya,
إقْتَدُوا باللذَيْنِ مِنْ بَعْدِيْ أبي بكْرٍ و عُمَرَ
"Ikutilah dua orang sepeninggalku yaitu Abu Bakar dan Umar." (HR. Ibnu Majah).
Kesepuluh, y𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝗱𝗲𝗽𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗯𝗲𝗿𝗸𝗼𝗿𝗯𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗿𝘁𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗱𝗮𝗸𝘄𝗮𝗵 𝗡𝗮𝗯𝗶
Nabi ﷺ bersabda :
إِنَّ أَمَنَّ النَّاسِ عَلَيَّ فِي مَالِهِ وَصُحْبَتِهِ أَبُو بَكْرٍ
"Orang yang paling aku percayai dalam masalah harta dan persahabatan adalah Abu Bakar.” (HR. Ahmad).
Dalam riwayat lain Rasulullah ﷺ pernah bersabda kepada para shahabat yang disitu ada Abu Bakar shidiq radhiyallahu’anhu :
مَا نَفَعَنِي مَالٌ قَطُّ مَا نَفَعَنِي مَالُ أَبِي بَكْرٍ
”Tidak ada harta seseorang yang lebih bermanfaat kepadaku seperti manfaatnya harta Abu Bakar.”
فَبَكَى أَبُو بَكْرٍ وَقَالَ هَلْ أَنَا وَمَالِي إِلاَّ لَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
Mendengar sabda sang Nabi tersebut Abu Bakar pun menangis seraya berkata :
“Diriku dan hartaku semua untukmu wahai Rasulullah.” (HR. Ibnu Majah)
Kesebelas, d𝗶𝗴𝗲𝗹𝗮𝗿𝗶 𝗮𝘀𝗵 𝗦𝗵𝗶𝗱𝗶𝗾 (𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻)
Rasulullah ﷺ pernah naik ke gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman, lalu gunung Uhud kala itu bergetar. Maka beliau bersabda :
اثْبُتْ أُحُدُ، فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيقٌ، وَشَهِيدَانِ
“Diamlah wahai Uhud, karena yang sedang di atasmu ini adalah seorang Nabi, seorang Shidiq dan dua orang yang akan mati syahid.” (HR. Bukhari).
Keduabelas, m𝗲𝗻𝗱𝗲𝗿𝗺𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗹𝘂𝗿𝘂𝗵 𝗵𝗮𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗳𝗶 𝘀𝗮𝗯𝗶𝗹𝗶𝗹𝗹𝗮𝗵
Disebutkan dalam riwayat imam Tirmidzi bahwa sayidina Umar bercerita : “Rasulullah ﷺ pernah memerintahkan kami untuk mendermakan harta.
Maka aku membawa hartaku kepada Rasulullah ﷺ dan beliau bersabda :
ما أبقيت لأهلك؟
“Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu ?”
Maka aku menjawab : “Separuh hartaku.”
Lalu datanglah Abu Bakar dengan membawa semua harta yang ia miliki. Lalu Rasulullah ﷺ bertanya kepadanya :
يا أبا بكر، ما أبقيت لأهلك؟
“Wahai Abu Bakar, apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu ?”
أبقيت لهم الله ورسوله، قلت
“Aku meninggalkan untuk mereka Allah dan RasulNya.”
Maka sayidina Umar berkata kepada dirinya sendiri :
لا أسابقه إلى شيء أبداً
“Aku tidak akan bisa mendahuluinya atas amal apapun selama-lamanya.”[4]
Walalhu a’lam.
Oleh: Ahmad Syahrin Thoriq
Pengasuh Pondok Pesantren Subulana Kota Bontang Kalimantan Timur
•┈┈•••○○❁༺αѕт༻❁○○•••┈┈•
[1] Al Kabair hal. 249
[2] Fadhail ash Shahabah li imam Ahmad (1/418)
[3] Tarikh Ibnul Hisyam (1/268)
[4] Lathaif al Ma’arif hal. 428
0 Komentar