Topswara.com -- Persoalan pelayanan Jemaah Haji tahun ini, tidak terurus. Sehingga, Kementerian Agama (Kemenag) melayangkan protes ke penyedia layanan di Arafah-Mina-Muzdalifah (Armina), Mashariq.
Sebab, ada beberapa kendala termasuk makanan jemaah haji yang tidak terdistribusi dengan baik. Masalah lainnya, pemberangkatan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina sempat mengalami keterlambatan sehingga jemaah terlantar. Kemudian potensi ketersediaan kasur yang tidak sesuai jumlah jemaah. (Kompas.com, 30/6/2023).
Sungguh sangat disayangkan, jemaah haji yang seharusnya dilayani dengan fasilitas yang baik, namun kini ditelantarkan. Sehingga, menjadikan jemaah haji tersebut jadi tidak fokus untuk beribadah.
Tidak dipungkiri beginilah hidup dalam sistem sekularisme kapitalisme. Dimana kemanfaatan adalah menjadi asasnya. Hingga, bisa saja pengelolaan dana haji dijadikan bisnis untuk meraih keuntungan penguasa semata, yang akhirnya pelayanan kebutuhan jemaah haji jadi terhambat.
Hal ini jelas berbeda dengan Islam. Aturan dalam Islam, sudah pasti sangat menghormati Jemaah haji sebagai tamu Allah SWT. Islam akan memberikan pelayanan dan fasilitas yang terbaik, perihal makan, minum, perlengkapan istirahat, transportasi, dan lainnya. Sehingga, jemaah haji tidak dipusingkan masalah pelayanan dan administrasi lainnya, melainkan hanya fokus menjalankan ibadah saja.
Juga terkait pengelolaan dana haji, Islam sangat menjaga supaya sesuai peruntukannya, yang pastinya akan aman dari penyalahgunaan. Karena orang-orang yang diamanahi sebagai pengurus pelayanan jemaah haji, sadar betul bahwa kelak tugasnya akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT.[]
Oleh: Mariyam Sundari
Jurnalis Ideologis
0 Komentar