Topswara.com -- Tindak pidana perdagangan orang kembali marak terjadi di kalangan siswa SMK dan mahasiswa, magang pada pelajar dan mahasiswa menjadi celah TPPO.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Anis Hidayah mengatakan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus magang sudah terjadi sejak 15 tahun lalu.
Di tingkat perguruan tinggi juga demikian, Anis menyebut mahasiswa yang memiliki program magang bisa menjadi korban TPPO di Asia Timur seperti Jepang dan Korea. Karena modus yang sudah lama itu, Komnas HAM mendesak agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bisa bertanggungjawab.(nasional.compas.com)
Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) buka suara terkait mahasiswa menjadi korban perdagangan orang dengan modus magang ke Jepang. Satuan Tugas Tindak Pidana Perdagangan Orang (Satgas TPPO) membongkar perdagangan orang yang menjadi korban mahasiswa dengan modus magang ke Jepang.
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani menyesalkan kasus perdagangan orang itu. Meski demikian, hal tersebut bukan ranah lembaga yang dia pimpin.
Magang seharusnya menjadi jalan pembelajaran secara langsung bagi siswa atau mahasiswa, namun dalam sistem sekularisme kapitalisme magang siswa/ mahasiswa di jadikan alat untuk merauk sebesar besar nya keuntungan dengan mempekerjakan mereka tanpa upah/gaji.
Kadangkala mereka dapat uang makan atau uang transport yang tidak sebanding dengan pekerjaan yang mereka lakukan, mereka bekerja seperti layaknya karyawan namun tidak mendapatkan upah.
Magang jelas berbeda dengan bekerja, sayang nya magang di salahgunakan akibat kerakusan oknum yang tidak bertanggung jawab yang ingin mencari keuntungan dari mereka para pelajar dan mahasiswa yang sedang belajar di lapangan.
Mereka di takut takuti jika tidak magang maka tidak naik kelas atau tidak mendapatkan nilai, sungguh ironis, demi mendapatkan keuntungan pribadi dan kerakusan mereka terhadap dunia bisa menghalalkan berbagai cara.
Ini semua perlu di waspadai praktek PKL (pendidikan kerja lapangan) dimana siswa didik seharusnya belajar langsung di tempat praktek baik di sekolah-sekolah yang memiliki sarana praktek yaang memadai ataupun bekerjasama dengan perusahaan yang menyediakan tempat bagi siswa/mahasiswa dalam praktek kerja lapangan. Namun fakta nya banyak di pekerjakan tanpa gaji karena di anggap sedang magang.
Ada peluang di eksploitasi orang lain untuk mendapatkan keuntungan sendiri, karena dengan mempekerjakan siswa / mahasiswa magang perusahaan tidak perlu mengalokasikan dana untuk menggaji. Tetapi mereka bisa mendapatkan keuntungan yang sangat luar biasa. Itulah watak kapitalisme asas manfaat yang menjadi landasan, dengan modal sekecil-kecilnya dan keuntungan sebesar-besarnya.
Prinsip mengikuti “pasar” juga menjadikan pendidikan hanya diarahkan untuk menghasilkan buruh terampil nan murah. Maka tidak salah, hingga hari ini pendidikan di Indonesia seakan jalan di tempat atau bahkan mundur. Dan wajah Indonesia di masa depan masih berupa hari-hari mendung nan gelap.
Lalu apa solusi untuk memperbaiki wajah bopeng pendidikan di Indonesia? Islam menjadikan sistem pendidikan terbaik sehingga mampu menyiapkan SDM yang berkualitas.
Tentu yang harus diperbaiki pertama kali adalah sisi akar konsep pendidikan, Kita semua paham bahwa Indonesia dihuni mayoritas kaum muslimin dan ditambah bahwa pada kenyataannya bapak bangsa negeri ini menggunakan Islam sebagai spirit untuk meraih kemerdekaan dari penjajah.
Islam bukan hanya sekedar agama ritual tetapi juga merupakan sebuah ideologi yang secara praktis menjawab semua problematika manusia. Islam menawarkan seperangkat aturan praktis untuk menjalankan kehidupan manusia, termasuk dalam hal ini adalah tata kelola pendidikan dan bagaimana menyiapkan generasi yang terampil dalam berbagai bidang nya.
Islam merupakan peradaban terbesar yang dikenal manusia yang memiliki capaian tertinggi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Seluruh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikenal manusia dewasa ini memiliki akar secara langsung dari peradaban Islam.
Peradaban Islam telah mengambil, memilah, memurnikan, serta memodernkan berbagai pengetahuan dari peradaban-peradaban sebelumnya (Yunani, Romawi, Tiongkok, India, dan Persia) hingga kita di era modern ini dengan mudah mencernanya (Geraudy, 1982).
Beberapa ulama dan intelektual Islam modern mencoba mengejawantahkan konsep pendidikan Islam. Syekh Taqiyuddin An-Nabhani, ulama besar Palestina alumni Al Azhar menandaskan bahwa pendidikan adalah elemen penting peradaban. Pendidikan adalah salah satu penjaga Islam dimana hasilnya akan mewarnai masyarakat untuk ikut bersama-sama menjaga bangunan kehidupan Islam.
Ketika pendidikan Islam dilalaikan oleh negara (sebagai pengelola utama pendidikan) maka akan lahir generasi yang lepas dari pemahamannya terkait ideologi Islam. Islam adalah agama yang memahami fitrah kehidupan manusia. Manusia memerlukan ilmu dan tata cara untuk bertahan mengarungi kehidupan. Untuk itulah life skill wajib dipelajari dan diarahkan dalam koridor Islam.
Wallahualam bishawab.
Oleh: Ade Siti Rohmah
Aktivis Muslimah
0 Komentar