Topswara.com -- Balpon. Balik pondok. Diksi yang tidak asing di kalangan orang tua yang memiliki anak belajar di pesantren. Setelah ananda menjalani masa liburan lebaran tahun ini, saat balpon akhirnya tiba jua.
Untuk kesekian kali, mengantarnya balik pondok, serasa masih ada yang tertinggal di hati. Meski telah berpengalaman berpisah dengan anak sebelumnya, dan kini berpisah dengan anak lainnya, namun rasa kehilangan itu masih ada.
Yah, sebanyak apapun anak kita, ketiadaan salah satu di antaranya tetaplah terasa. Bagaimanapun, tiap anak telah mengisi sisi relung hati ayah bunda.
Dan kelegaan orang tua akan hadir, saat anak mondok telah merasa nyaman berkawan. Punya sahabat untuk saling curhatan. Juga menyatu dengan suasana pembelajaran.
Berikut sedikit berbagi tips agar ananda betah mondok:
Pertama, orang tua dan anak bersepakat untuk mondok. Mondok bukan semata keinginan orang tua. Pun maunya ananda. Tetapi keduanya saling ridha menjalaninya. Dan sama-sama meluruskan niat mencari ridha-Nya.
Kedua, sejak dini orang tua menyosialisasikan kepada ananda. Sampaikan maksud dan tujuan mondok. Menyugesti. Beri contoh pengalaman orang lain mondok. Bisa dari kisah anaknya teman orang tua, saudara yang mondok, dan lain-lain. Jangan sampai anak berkesan "dibuang."
Ketiga, jika saat berpisah tiba. Orang tua harus menguatkan hati. Tegar. Jika sudah berpamitan meninggalkan anak, baliklah badan untuk segera pulang. Jangan Anda toleh lagi wajah ananda di belakang.
Keempat, hari-hari awal berpisah adalah saat terberat. Baik bagi orang tua dan anak. Orang tua berupaya ikhlas melepas. Tidak selalu mengingatnya hingga sedih yang amat sangat. Dari beberapa pengalaman, orang tua yang kurang plong melepas anak, akan berpengaruh pada kondisi psikis anak. Meski berjauhan tempat.
Kelima, sebut selalu nama ananda dalam setiap doa ayah bunda. Langitkan asa kita untuknya. Cukuplah Allah sebaik-baik pelindung baginya. Jangan lupa doakan pula para ustaz-ustazah yang membersamai mereka. Merekalah pengganti orang tua selama di pondok. Jasanya luar biasa bagi ananda.
Keenam, orang tua banyak prihatin. Mesti meningkatkan amal shalih sebagaimana harapan kian shalih-shalihahnya ananda di pondok. Jangan hanya "menaruh" anak di pondok agar jadi shalih, namun orang tua enggan men-shalihkan diri.
Ketujuh, jalin hubungan dengan ananda jika ada kesempatan. Manfaatkan waktu mengobrol di jam bebas menelepon dan jadwal kunjungan. Dengarkan curhatnya, bercanda bersama, dan seterusnya.
Kedelapan, percaya kepada pihak pondok/sekolah telah berupaya terbaik demi keberhasilan ananda. Jalin hubungan baik dengan guru, pengasuh, dan lainnya yang berkaitan dengan aktivitas ananda di pondok.
Mengutip pesan Kyai Hasan Abdullah Sahal (PP Gontor) kepada orang tua yang memondokkan putra-putrinya.
"Kalau mau punya anak bermental kuat, orang tuanya harus lebih kuat. Punya anak itu jangan sekadar shalih tetapi juga bermanfaat untuk umat. Orang tua harus berjuang lebih ikhlas, ikhlas, dan ikhlas."
Wallahu a'lam.
Oleh: Puspita Setyawati
Dewan Pembina Mutiara Umat Institute
0 Komentar