Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Inovasi Anak Bangsa Mendunia, tetapi Malah Diabaikan


Topswara.com -- Banyak anak bangsa yang kreatif menciptakan inovasi penemuan fenomenal, seringkali kurang dihargai di negeri sendiri. Salah satunya karya Aryanto Misel yang menemukan alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan yang ia namai Nikuba. 

Penemuan Nikuba ini menarik perhatian dunia, walaupun sempat diabaikan di negeri sendiri. Ia pun mengaku tak ingin bernegosiasi dengan Badan Riset Indonesia (BRIN) dengan nada penuh sakit hati, dikutip Suara.com (14/07/2023).

Ironis, negeri ini kurang menghargai inovasi anak bangsa. Tidak hanya inovasi Aryanto Misel yang tidak diakui negara, ada beberapa inovasi anak bangsa yang sukses membuat penemuan, namun lebih diakui negara lain, yaitu: teknologi membasmi DBD, mesin pembunuh kanker, penelitian jumlah kromosom, konstruksi sosrobahu dan masih banyak inovasi lainnya.

Sangat disayangkan semua inovasi, keahlian, sumberdaya manusia yang berkualitas, tidak dianggap, tidak dihargai, tidak mendapatkan perhatian, apalagi apresiasi dari negara. Seringkali inovasi berbenturan dengan kepentingan pengusaha-pengusaha. Inovasi baru seringkali memerlukan penelitian baru yang panjang, memerlukan biaya yang mahal, fasilitas laboraturium yang memadai. 

Disinilah diperlukan peran negara dalam memfasilitasi langkah berikutnya, tetapi negara yang menganut sistem kapitalisme, tidak menghargai inovasi dan ilmu pengetahuan. Negara seringkali berpihak kepada pengusaha, yang hanya akan menguasai hasil inovasi, dengan tujuan meraih untung yang sebanyak-banyaknya. Sehingga inovator di negara yang menganut sistem kapitalisme kurang optimal dalam menghasilkan inovasinya, bahkan inovasi tersebut terhenti.

Jika pemerintah tidak memberikan ruang untuk berkreasi dan berinovasi bagi anak-anak bangsa yang kreatif dan inovatif ini, akan banyak anak-anak jenius Indonesia yang ke luar negeri mengembangkan karier. Karena seringkali pemerintah abai dengan inovasi anak bangsa sendiri, tapi para inovator ini diberikan ruang, kesempatan, reward di negeri orang. 

Masyarakat Indonesia harus diberikan ruang untuk mengeksplor kemampuannya, dalam penemuan berbagai inovasi-inovasi dari anak bangsa, agar negeri ini menjadi negara maju yang diperhitungkan dunia. 

Majunya perekonomian dan peradaban sebuah negara tergantung dari inovasi yang diciptakan oleh warga negaranya. Untuk itu negara seharusnya memberikan ruang kebebasan para inovator dalam berekspresi, jangan sampai imovasi para ilmuwan ini dimatikan.

Pada masa Bani Abasiyah, peradaban Islam mengalami kemajuan pesat di berbagai bidang ilmu pengetahuan, seni, dan budaya. Islam pada masa Abasiyah berkembang sangat pesat, saat dibelahan dunia lain masih ketinggalan. Semua itu karena sumbangsih para ilmuwan-ilmuwan yang banyak melakukan inovasi. 

Banyak ilmuwan Muslim yang bermunculan dan memberikan sumbang sih besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Beberapa tokoh ilmuwan Muslim yang terkenal pada masa Bani Abbasiyah adalah:

Al Khawarizmi. Ia adalah seorang ilmuwan yang memperkenalkan sistem penomoran posisi desimal dan membuat buku tentang Al-Jabar yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat, hingga dijuluki sebagai “Bapak Al-Jabar”.

Al-Farabi. Ia adalah seorang filsuf, matematikawan, ahli kosmologi dan filsuf. Karyanya yang mashur dalam metafisika, logika, filsafat, etika dan politik. Dia juga pelopor filsafat politik, dalil sosiologi dan psikologi. Dia menggabungkan ajaran Islam dengan pemikiran Aristoteles.

Ibnu Sina. Ia ahli pengobatan berbagai penyakit. Penemuannya yg mashur yaitu menangani berbagai eksperimen jenis penyakit menular dan cara menjinakkannya. Sampai memperkenalkan teknik karantina sebagai upaya membatasi penularan virus pertama kalinya. MasyaAllah, ternyata dalam menangani masalah virus covid saat ini sudah ada dan ditemukan oleh ilmuwan Islam. 

Tidak hanya Al Khawarizmi, Al Farabi ataupun Ibnu Sina, masih banyak ilmuwan Islam yang berinovator dalam berbagai ilmu Islam, sains dan teknologi. 

Dalam Islam, inovator akan mendapat perhatian dari negara untuk mengembangkan inovasinya. Negara akan memfasilitasi inovasi anak bangsa, apalagi untuk mendukung kemulian Islam. 

Negara akan menggelontorkan dana penelitian, akan didirikan laboratorium dan badan riset, memberikan fasilitas sarana prasarana penelitian, kemampuan SDM inovator terus ditingkatkan dan akan diberikan reward jika penelitian tersebut bermanfaat bagi umat. 

Pada masa kekhilafahan Abasiyah, khalifah memberikan hadiah kepada penerjemah buku asing dengan emas yang beratnya sama dengan kertas yang berhasil diterjemahkan.

Begitulah Islam sangat memuliakan ilmuwan, apalagi inovasinya bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Bukan semata menghasilkan materi saja. Begitu mulianya orang berilmu dalam Islam, hingga Allah memberikan begitu banyak keutamaan yaitu akan mengangkat derajatnya, diberikan kebaikan dunia akhirat, diberikan pahala yang kekal dan dimudahkan jalan ke surga. 

Sebagaimana hadis Rasulullah SAW:
‎وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ 

“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju surga.” (HR Bukhari dan Muslim).  
 
Dengan sistem Islamlah satu-satunya jalan agar umat Islam mampu bangkit dalam aspek sains dan teknologi, melahirkan berbagai inovasi yang mendukung umat Islam dalam membawa kemaslahatan, rahmat, kemuliaan kaum muslimin.


Oleh: Yesi Wahyu I.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar