Topswara.com -- Penyelenggaraan haji tahun ini dipenuhi berbagai masalah. Sebagian jamaah haji mengungkapkan berbagai kekecewaannya. Diantaranya masalah catering, tenda, infrastruktur, pengadaan air bersih, dan jemputan bis.
Semrawutnya Penyelenggaraan Haji, Merusak Konsentrasi
Masalah catering mendapatkan sorotan tajam berbagai pihak. Pengelolaan yang lamban menjadi sumber kekecewaan Para calon jamaah haji mendapatkan jatah makan siang pada pukul 21.00 waktu setempat, setelah lama menanti sejak siang (CNNIndonesia.com, 29/6/2023).
Masalah lain juga terjadi pada pelayanan puncak ibadah haji di di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Para jamaah haji mengalami keterlambatan penjemputan. Seharusnya dijemput pkl. 08.00 oleh bis-bis yang disediakan oleh Mashariq dari Muzdalifah menuju Mina. Namun, pemjemputan ini baru dilakukan setelah sekitar 7 jam di tengah cuaca panas sekitar 42°C (CNNIndonesia.com, 4/7/2023).
Dalam cuaca ekstrim ini, banyak jamaah haji yang mengalami heatstroke, terutama para lansia. Selain heatstroke, para jamaah haji pun mengalami kesulitan mendapatkan layanan kamar mandi dan air bersih.
Masalah penginapan pun menuai kekecewaan. Banyak jamaah haji yang tidur di luar tenda, karena kondisi tenda sesak dan tidak mampu menampung banyaknya jamaah haji.
Terkait berbagai masalah tersebut, Komisi VIII DPR RI akan memanggil pihak Kementrian Agama untuk melaksanakan evaluasi total penyelenggaraan ibadah haji 2023 yang dinilai banyak kekurangan (CNNIndonesia.com, 4/7/2023).
Wakil Ketua Komisi VIII DPR sekaligus Anggota Pengawas Haji DPR, Ace Hasan Sadzyli, mengungkapkan kekecewaannya. Dan meminta pemerintah untuk mengkaji ulang keberadaan mashariq. Ace pun mengungkapkan agar melakukan protes keras pada pemerintah Arab yang menawarkan mashariq kepada pemerintah Indonesia.
Semua masalah tersebut tentu mengganggu konsentrasi dan kualitas ibadah haji. Harus sesegera mungkin disajikan solusinya.
Poin Penting Evaluasi Ibadah Haji
Penyelenggaraan ibadah haji membutuhkan perencanaa matang. Mengingat ibadah haji adalah ibadah yang penting bagi seluruh kaum muslimin. Salah satunya deteksi masalah di setiap tahapannya. Koordinasi yang sempurna, teliti dan menyeluruh sangat dibutuhkan agar penyelenggaraannya mampu mendukung terciptanya kondisi ibadah yang kondusif bagi seluruh umat.
Ibadah haji merupakan ibadah tahunan yang penting dievaluasi setiap tahunnya. Agar dapat diminimalisir setiap hal-hal yang tak diharapkan. Lebih-lebih tahun ini jumlah jamaah haji melebihi jumlah jamaah haji tahun lalu. Semestinya dapat dipersiapkan dengan matang.
Konsep sistem yang rusak melahirkan tata kelola ibadah yang buruk. Penyelenggaraan ibadah haji yang seharusnya matang dipersiapkan, justru kalang kabut saat pelaksaannya. Para jamaah haji yang sudah membayar mahal harus rela menjalankan ibadah haji yang tidak manusiawi.
Konsep nation state menjadikan proses administrasi dan koordinasi ibadah haji kian sulit diselenggarakan dengan optimal. Setiap negara memiliki kewenangan dan aturan masing-masing sesuai otorisasinya. Dan ini menjadi masalah mendasar yang memantik timbulnya beragam masalah yang menyulitkan ibadah haji. Ini pun menjadi biang kerok terulangnya masalah haji yang tiap tahun diselenggarakan.
Ibadah Haji Sempurna dengan Islam Kaffah
Ibadah haji merupakan representasi ketaatan tertinggi kepada Allah SWT. Penyelenggaraan ibadah haji pun mencerminkan pengaturan umat muslim sedunia. Semestinya ibadah penting tersebut dipersiapkan dengan sempurna.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh," (QS. Al-Hajj : 27)
Konsep Islam kaffah-lah, satu-satunya konsep yang mampu mewujudkannya. Khalifah selaku pemimpin dunia, tentu mempersiapkan setiap detil pelaksanaannya, mulai dari sarana, prasarana, dan infrastruktur yang dibutuhkan saat berhaji.
Kesatuan seluruh umat Muslim dunia sangat dibutuhkan agar tercipta optimalnya ibadah haji. Kepengurusan umat dalam satu kepemimpinan global niscaya melahirkan pengaturan ibadah yang optimal dan kemudahan administrasi serta kelengkapan ibadah haji.
Sistem Islam-lah satu-satunya konsep yang menyajikan kepengurusan yang sempurna. Bukan sistem lainnya yang hanya menimbulkan kezaliman.
Wallahu a'lam bisshawwab
Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
0 Komentar