Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bahaya Makanan Haram


Topswara.com -- Berikut ini diantara dampak buruk dari makanan haram yang telah disebutkan dalam hadis-hadis Nabi shalallahu’alaii wassalam :

Pertama, menyebabkan amal ibadah tidak diterima.

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ الْعَبْدَ لَيَقْذِفُ اللُّقْمَةَ الْحَرَامَ فِي جَوْفِهِ مَا يُتَقَبَّلُ مِنْهُ عَمَلَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا

"Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari.” (HR. Thabrani).

"Barangsiapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala, yang ada adalah dosa untuknya." (HR. Ibnu Huzaimah).

Kedua, mengikis Keimanan.

  وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ

“Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin.” (HR Bukhari Muslim).

Hadis di atas memang hanya menjelaskan khamr, namun sebenarnya hal tersebut berlaku untuk semua makanan dan minuman haram.

Ketiga, doa tidak akan dikabulkan.

Sa’ad bin Abi Waqash berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.”

Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam menjawab,

يَا سَعْدُ أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ

“Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (HR. Thabrani).

الرَّجُلَ يُطِيلُ ‌السَّفَرَ، ‌أَشْعَثَ ‌أَغْبَرَ ‌يَمُدُّ ‌يَدَيْهِ ‌إِلَى ‌السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

“Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, “Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!” Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu ?” (HR. Muslim).

Keempat, akan mengeraskan Hati.

Apabila seseorang begitu sulit menerima kebenaran, mudah marah, dan bengis, bisa jadi yang bersangkutan adalah pelanggan makanan haram. Hal ini sebagaimana yang diterangkan dalam hadis :

الحَلاَلُ بَيِّنٌ، وَالحَرَامُ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى المُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ: كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى، يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلاَ إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ، أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً: إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ

"Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. 

Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. 

Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. 

Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati."

Ketika menjelaskan hadits ini, al imam Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah berkata :

فيه التنبيه على تعظيم قدر القلب والحث على صلاحه والإشارة إلى أن لِطيب الكسب أثرًا فيه

“Dalam hadis ini ada peringatan akan tingginya kedudukan hati dan perintah untuk senantiasa menjaga kebaikan hati dan juga adanya isyarat bahwa penghasilan yang baik akan membakas terhadapnya.”[1]

Imam Ahmad pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kebenaran dan sabar, maka beliau menjawab,

بأكل الحلال

“Dengan memakan makanan halal.”[2]

Kelima, perkara yang mendekatkan ke siksa neraka

كُلُّ لَحْمٍ وَدَمٍ نَبَتَا مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِمَا

“Setiap daging dan darah yang tumbuh dari makanan haram, maka neraka lebih layak untuk keduanya.” (HR. Tirmidzi).

Hal ini karena makanan haram akan memberikan dorongan dan energi untuk berbuat haram. Sebagaimana yang dikatakan oleh imam al Ghazali rahimahullah :

من أكل الحرام عصت جوارحه شاء أم أبى علم أو لم يعلم

“Siapa saja yang memakan makanan yang haram, maka akan bermaksiatlah anggota tubuhnya, dia mau tidak mau, tahu atapun tidak tahu.”[3]

Keenam, menyebabkan berat untuk berbuat taat.

‌وَأَيُّمَا ‌عَبْدٍ ‌نَبَتَ ‌لَحْمُهُ ‌مِنَ ‌السُّحْتِ ‌وَالرِّبَا ‌فَالنَّارُ ‌أَوْلَى ‌بِهِ

“Dan bagian mana saja dari seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil riba maka neraka adalah lebih layak untuknya.” (HR. Abu Hatim).

Al imam Yahya bin Mu’adz rahimahullah berkata :

الطاعة خزانة من خزائن الله إلا أن مفتاحها الدعاء، وأسنانه لقم الحلا.

“Ketaatan adalah salah satu dari sekian simpanan-simpanan Allah, lubang kuncinya adalah do’a sedangkan anak kuncinya adalah kunyahan yang halal.”[4]
 
Khatimah

Demikianlah diantara mudharat atau bahaya dari makanan haram. Semoga Allah ta'ala selalu memberikan taufiqNya kepada kita untuk menjaga kehalalan makanan yang kita makan.

Apalagi di akhir zaman seperti ini, manusia sudah hampir tidak menghiraukan lagi antara halal dan haram. Inilah yang telah diisyaratkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam : 

يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، مَا يُبَالِي الرَّجُلُ مِنْ أَيْنَ أَصَابَ الْمَالَ، مِنْ حِلٍّ أَوْ حَرَامٍ

“Akan datang suatu zaman, seseorang tidak akan peduli lagi terhadap apa yang ia ambil, apakah itu dari yang halal ataukah yang haram.”(HR. An Nasa’i).

Wallahu a’lam


Oleh: K.H. Ahmad Syahrin Thoriq
Pengasuh Pondok Pesantren Subulana Kota Bontang Kalimantan Timur


[1] Fath al Bari (1/128)
[2] Manaqib imam Ahmad hal. 255
[3] Ihya al Ulumuddin (2/91)
[4] Ihya Ulumuddin (2/91)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar