Topswara.com -- Banyak makna yang dapat diresapi dan dijadikan teladan dalam kisah Nabi Ibrahim as yang diperintah Allah SWT agar menyembelih Ismail, putra satu-satunya ---saat itu--- yang begitu ia sayangi dan idamkan kelahirannya selama puluhan tahun. Berikut tiga di antaranya.
𝑷𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂, 𝒌𝒆𝒕𝒂𝒂𝒕𝒂𝒏. Bila diresapi, tentu saja tidak ada alasan bagi kita untuk tidak taat kepada perintah Allah SWT. Toh seberat apa pun perintah-Nya, Allah SWT tidak pernah menyuruh kita sampai menyembelih anak satu-satunya yang telah diidamkan puluhan tahun.
𝑲𝒆𝒅𝒖𝒂, 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒈𝒖𝒉𝒂𝒏. Tetap teguhlah dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ismail saja yang paham betul bila perintah Allah tersebut dilaksanakan akan menyebabkan dirinya menemui ajal tetapi ia terus mendorong ayahnya untuk melaksanakan kewajiban tersebut. Hingga setan yang silih berganti menggoda untuk membatalkan penyembelihan pun putus asa.
𝑲𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂, 𝒌𝒆𝒋𝒖𝒋𝒖𝒓𝒂𝒏. Harus jujur dalam menyampaikan kebenaran meskipun tak jarang terasa pahit. Tapi ingat sepahit apa pun tidaklah sepahit yang dialami Nabi Ibrahim. Meskipun kasih sayangnya terhadap Ismail begitu besar, namun tidak sedikit pun beliau menyembunyikan atau merekayasa perintah-Nya. Dalam keadaan normal yang begitu sulit, beliau tetap menyampaikan apa adanya perintah Allah SWT itu kepada Ismail.
Semoga dengan meresapinya kita menjadi lebih mudah taat, tetap teguh dan jujur dalam menerima, mengamalkan dan menyampaikan kebenaran dari Allah SWT. 𝐴𝑎𝑚𝑖𝑖𝑛.[]
0 Komentar