Topswara.com -- Sungguh fakta yang mengerikan! Seorang anak SD melakukan threesome, hal ini diungkapkan oleh Haniva Hasna, seorang pakar kriminologi dari Universitas Indonesia (UI), ia menceritakan pengalamannya saat menangani pasien seorang anak SD.
Threesome merupakan sebuah istilah yang menunjukkan pada aktivitas seksual yang dilakukan tiga orang pada waktu yang sama.
"Ini yang horor, ada seorang anak masih SD tetapi dia sudah melakukan hubungan seksual bertiga, dan itu anak perempuan, anak perempuannya yang mau," ucap Haniva Hasna.
Awalnya, orang tua anak ini melapor kepada Hasna, bahwa anaknya memiliki masalah, anaknya suka mencuri uang. Setelah ditanya kemana uangnya, ternyata uangnya dipakai untuk "main" bersama dua temannya. Si anak mengaku bahwa kedua temannya tidak memaksanya untuk meminta uang. Namun, si anak sengaja memberikan uang, karna ingin berhubungan seksual dengan kedua temannya.
"Karena aku ingin 'main' sama dia'. Main apa? 'Main bertiga.' Yang mengejutkan adalah dia sudah melakukan hubungan seksual, bertiga. Satu laki, dua perempuan," lanjut Haniva Hasna
Sungguh sebuah fakta yang mencengangkan, seorang anak sekolah yang seharusnya fokus belajar dan menata masa depan. Namun, faktanya sekarang tidak sedikit yang malah terbelokkan kepada hal-hal yang seperti itu.
Maraknya anak dan remaja yang terlibat pada hubungan seksual termasuk threesome, diakibatkan beberapa faktor:
Pertama, konten pornografi
Konten pornografi yang dibiarkan ada dan bebas diakses siapapun, termasuk anak-anak, dapat menyebabkan rusaknya otak.
Ketika melihat pornografi, maka tubuh akan mengeluarkan hormon dopamin, semakin seringnya nonton pornografi, maka hormon dopamin akan terus keluar dan menbanjiri prefrontal contex, dimana hal ini akan menyebabkan seseorang sulit membedakan baik dan buruk, sulitnya mengambil keputusan, kurang rasa percaya diri, serta kesulitan dalam merencanakan masa depan.
Hasrat seksual yang makin tinggi serta tidak mampu nya seseorang dalam mengatasi atau mengalihkan hasrat nya, maka bisa saja terjerumus pada seks bebas atau terlibat dalam hubungan seksual.
Kedua, kurangnya pengawasan orang tua
Kurangnya pengawasan orang tua dapat menjadi penyebab anak melakukan hubungan seksual termasuk threesome.
Orang tua tidak melakukan pengawasan secara intens terhadap apa saja yang diakses, diterima serta dilihat oleh sang anak, dapat menyebabkan anak merasa bebas dan menuruti apa yang dilihat serta diaksesnya di media sosial.
Selain itu, kurangnya pendidikan agama yang ditanamkan kepada anak, sehingga anak tumbuh tanpa memiliki pondasi agama yang kuat, sehingga bisa mudah saja baginya terjerumus terhadap hal yang salah.
Ketiga, lingkungan
Lingkungan dimana anak berada, akan sangat mempengaruhi perilakunya, terlebih lagi teman-teman sang anak. Anak cenderung akan memperhatikan dan meniru apa yang dilihatnya dan dilakukan oleh orang-orang di lingkungannya.
Selain itu juga, kurangnya kontrol masyarakat serta sistem kehidupan yang berlaku di masyarakat sangat berpengaruh terhadap perkembangan pola perilaku anak.
Keempat, negara
Negara yang kurang serius dalam menangani permasalahan seks bebas, dapat menyebabkan menjamurnya perilaku seks bebas di kalangan anak dan remaja. Negara memiliki peran yang kuat dalam membentuk kehidupan masyarakat yang baik serta terhindar dari perilaku seks bebas.
Namun, nyatanya negara dengan sistem sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan), tidak mampu mengatasi persoalan seks bebas di kalangan anak dan remaja. Sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan, menjauhkan peran agama dalam kehidupan seseorang, sehingga seseorang tidak lagi menjadikan islam sebagai landasan hidupnya.
Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak termasuk negara. Karena peran negara sangatlah kuat. Negara yang menerapkan sistem sekularisme kapitalis tidak mampu mengatasi persoalan ini.
Hanya sistem Islam lah yang mampu mengatasi maraknya persoalan ini, sistem islam yang akan menutup celah-celah yang dapat merusak pemikiran anak bangsa, termasuk pornografi.
Islam dengan sistem kehidupannya, akan membentuk pribadi-pribadi yang mempunyai prinsip hidup kuat, membentuk keluarga yang mampu melahirkan generasi-generasi hebat, serta membentuk masyarakat islami yang mampu menjadi kontrol sosial.
Wallahualam bishshawab
Oleh: Nadia Khoerun Nissa
Mahasiswi
0 Komentar