Topswara.com -- Persoalan pangan tidak ada habisnya, mulai harga yang melonjak naik pada berbagai jenis pangan di tingkat konsumen, ketersediaan stok pangan yang tidak aman sehingga terpaksa harus impor, dan lain-lain. Padahal pangan adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh negara.
Bagi negara manapun, pangan adalah salah satu kebutuhan dasar yang sangat penting. Terpenuhinya pangan akan berpengaruh besar pada kemajuan bangsa.
Pangan yang baik dan gizi yang terpenuhi bagi warga negaranya akan membentuk SDM yang unggul yang bisa menjadikan bangsa jadi maju. Ketahanan pangan juga sangat terkait dengan kedaulatan rakyat. Sayangnya ini tidak diperhatikan pemimpin negeri ini dalam mengelola negaranya.
Sayangnya, masalah pangan masih terus berlanjut. Banyak masyarakat di berbagai daerah, terutama di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) mengalami kelaparan.
Mereka kesulitan memenuhi kebutuhan karena tingginya harga beberapa bahan makanan. Selain itu, masyarakat negeri ini juga mengalami hidden hunger (kelaparan tersembunyi), yaitu kekurangan gizi mikro.
Ketahanan pangan yang terancam ini buah dari tata kelola pangan dan pertanian oleh negara yang carut marut. Semua akibat kapitalisasi dan liberalisasi di seluruh sektor yang menjadi kebutuhan rakyat.
Akibatnya para pemodal besar dengan cepat menguasai lahan-lahan pertanian milik rakyat. Mereka bisa berkuasa mendirikan perusahaan-perusahaan raksasa yang menguasai sektor pertanian karena memiliki kepemilikan modal yang besar. Tidak tanggung-tanggung penguasaan para kapital ini mulai dari hulu hingga hilir.
Di saat yang sama negara dengan sistem kapitalisme yang mencukupkan posisinya sebagai regulator antara pemilik modal dan rakyat. Negara tidak menjamin pemenuhan kebutuhan rakyatnya. Rakyat dibiarkan secara mandiri mengurusi kebutuhan termasuk persoalan pangan.
Anggaran APBN hanya 0,6 persen yang digunakan untuk sektor pangan (Katadata, 2 Juni 2023). Ini adalah bukti lepasnya tanggung jawab negara dalam mengurusi pangan yang sejatinya adalah kebutuhan pokok yang seharusnya terpenuhi secara baik dan memadai. Anggaran 0,6 persen ini dianggap hanya sekadarnya saja. Tidak ada kesungguhan lebih-lebih untuk menyelesaikan persoalan pangan di negeri ini.
Tentu saja untuk mewujudkan ketahanan pangan sangat membutuhkan anggaran yang cukup besar dan teknologi pertanian yang memadai. Ini semua hanya bisa dilaksanakan jika sistem politik yang dilakukan adalah sistem politik Islam dalam naungan daulah khilafah islamiah.
Dalam Islam, SDM yang berkualitas adalah sesuatu yang sangat penting untuk membangun sistem peradaban Islam menyeluruh untuk seluruh dunia. Pangan dianggap sektor strategis yang akan berpengaruh pada gizi masyarakat sehingga terbentuk SDM yang unggul.
Karena itu negara khilafah akan mengatur pemenuhan bagi rakyatnya secara baik. Islam memiliki metode terbaik untuk mewujudkannya dengan berbagai sistem kehidupan yang diatur oleh Islam.
Misalnya politik ekonomi Islam akan diarahkan pada jaminan kebutuhan pokok rakyat dan memudahkan rakyat untuk memperoleh kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai kemampuan.
Khilafah akan menggunakan sistem politik Islam untuk memanfaatkan pengelolaan lahan pertanian secara efektif. Negara akan bertanggung jawab terhadap proses produksi untuk menjaga stok pangan aman.
Negara juga akan memberikan kemudahan bagi petani untuk mengakses bibit terbaik, pupuk dan teknologi pertanian untuk mengoptimalkan hasil pertanian.
Selain itu, negara akan menyelenggarakan riset-riset pendidikan, pelatihan dalam sektor pertanian untuk mengembangkan pertanian.
Sementara pada aspek distribusi dan untuk menjaga kestabilan harga Islam mengikuti hukum permintaan dan penawaran di pasar secara alamiah tanpa ada intervensi dari negara. Yang dilakukan negara adalah pengawasan dari praktek kecurangan, penimbunan dll. Selain itu negara akan menjamin pasokan.
Solusi dari masalah ketahanan pangan tidak lain adalah Islam. Hal ini tidak bisa dilakukan, kecuali negara mengambil Islam sebagai ideologi. Kesempurnaan Islam dalam mengatur kehidupan juga terbukti mampu menjaga ketahanan pangan dan menyejahterakan rakyat selama lebih dari 13 abad.
Wallahu alam bisshawab.
Oleh: Fauziyah Ali
Aktivis Muslimah
0 Komentar