Topswara.com -- Pernahkan kalian berada di fase letih, putus asa, semangat hijrah mulai kendur, tidak mood untuk beribadah dan berdakwah lagi?
Belum lagi cibiran, sindiran dan tantangan yang dihadapi dari kerabat keluarga hingga teman seperti, "Kamu pakai gamis syar'i kayak ibu-ibu", "Biasa saja jangan terlalu fanatik", atau "Gak usah sok ustazah, bukan lulusan pesantren saja sok dakwah".
Ditambah cap teroris, radikal ekstrimis dan masih banyak title yang disematkan pada mereka yang sedang dalam proses ataupun telah berhijrah.
Berbagai tuduhan dan tekanan tersebut terkadang membuat kita susah sekali Istiqamah dan gampang sekali merasa futur (kendor keimanan).
Memang benar apa yang orang katakan bahwa ketika kita berjalan menuju tempat yang lebih tinggi adalah sebuah kesulitan.
Bertahan dalam posisi ketinggian dan terus menuju tingkat yang lebih tinggi lagi hal itu jauh lebih sulit alias berubah memang sulit dan Butuh banyak pengorbanan. Namun Istiqamah dan terus meningkatkan diri adalah hal yang lebih berat.
Perlu diingat jalan hijrah adalah jalan yang berliku, penuh lubang dan tanjakan tidak semulus jalan tol. Hal tersebut harus kita sematkan dalam pikiran kita.
Hal pertama yang harus kita cari tahu adalah niat awal kita untuk berhijrah. Tanyakan kepada diri sendiri, apa sebenarnya niat kita saat berhijrah. Niat yang benar dan kuat akan mengantarkan pada tujuan akhir yang benar.
Niat juga penting menentukan apakah aktivitas kita bernilai pahala atau justru sia-sia. Niat yang salah meski aktifitas yang kita lakukan sudah benar hal itu juga tidak bernilai pahala. Misalnya bersedia memakai pakaian syar'i karena ingin dibilang wanita salihah atau yang ingin berdakwah agar dinilai pintar dan alim.
Semua predikat baik dari manusia terkadang membuat kita semakin berambisi untuk berubah. Lalu bagaimana bila tidak ada respon? Atau yang muncul justru respon negatif. Maka bisa jadi kelelahan yang kita dapatkan selama ini itu karena niat atau harapan yang kita gantungkan kepada selain Allah SWT.
Benarlah apa yang disampaikan oleh Ali Bin Abi Thalib ra.
"Bahwa aku sudah pernah merasakan kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia."
Jadi, segeralah tanamkan dalam hati bahwa kita berubah ini ikhlas mengharap ridha Allah SWT semata. Mau keberadaan kita diakui atau tidak, semua itu tidak akan pernah menjadi masalah. Kita akan tetap semangat untuk istiqamah berdakwah.
"Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menerima amal kecuali amal yang dilaksanakan dengan ikhlas dan dilakukan karena mengharap ridha Allah semata."
(HR. An-Nasa'i dan Abu Dawud)
Segera benahi pemikiran dengan lebih banyak belajar dan membaca. Lawanlah kebiasaan malas dan menunda-nunda. Demi Allah waktu kita didunia ini ada batasnya. Terus memperluas cakrawala Islam, memahami setiap hukum yang ada dalam Islam dengan banyak mengikuti kajian-kajian Islam.
Semua itu akan membuat kita sadar bahwa sesungguhnya masih banyak bagian dari Islam yang belum kita ketahui dan tentunya yang belum kita laksanakan. Padahal dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 28 sudah jelas Allah SWT berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan)."
Bayangkan, betapa berat pertanggungjawaban kita di hadapan Allah SWT kelak di yaumil hisab karena masih sedikit amalan kita sebagai akibat dari sedikitnya pengetahuan kita tentang Islam.
Selanjutnya adalah berkumpullah dengan orang-orang yang shalih plus komunitas aktivis dakwah agar bisa saling mengingatkan dan menguatkan dan akan saling membantu ketika ada yang sedang putus asa.
Meningkatkan kualitas ibadah wajib dan sunah harus dilakukan terus-menerus. Semoga Allah SWT akan memberimu kekuatan dan memudahkan segala urusanmu. Jangan sekalipun berpikiran untuk istirahat hari ini atau apapun.
Terakhir, bagi yang masih merasa memiliki banyak waktu untuk memulai hijrah dan sengaja menunda-nunda, "Besok aja lah", atau "Minggu depan aja lah", stop ya berpikiran seperti itu. Mulailah sekarang juga karena mati tidak pernah menunggu tua, usia adalah rahasia Allah SWT.
Hijrahlah secara total, tinggalkan yang dilarang dan laksanakan apa yang diperintahkan Allah SWT. Jangan lagi pilih-pilih hukum syariat, seperti diambil hanya yang bermanfaat dan yang dianggap memberatkan, ditinggal. Semangat hijrah, tetaplah bersabar dan semoga Allah SWT menganugerahi kita dengan surga-Nya, aamiin.
Oleh: Nabila Zidane
(Analis Mutiara Umat Institute)
0 Komentar