Topswara.com -- Bak anak ayam kehilangan induknya, beginilah kondisi masyarakat hari ini yang kebingungan, kocar-kacir tidak tentu arah, sebab negara berlepas tangan dari tanggung jawabnya.
H. Aulia Rachman selaku Wakil Wali Kota Medan baru-baru ini telah meresmikan Rumah Anak Sehat (RAS) Smiling Kids di Jalan Sena, Medan pada Sabtu 20 Mei 2023. Peresmian ini ditandai dengan adanya pengguntingan pita dan pemotongan nasi tumpeng.
Bukan itu saja, Atas nama Pemko Medan, beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada Smiling Kids Foundation yang sudah menghadirkan RAS. Aulia berharap, makin banyak masyarakat yang hatinya ikut tergerak mendedikasikan diri untuk membantu orang lain.
Adapun RAS Smiling Kids sendiri merupakan sebuah rumah singgah dan fungsinya sebagai tempat tinggal sementara bagi pasien yang berasal dari luar kota, di mana anaknya tengah menjalani pengobatan penyakit kanker. Jadi, di sini pasien tinggal secara gratis dengan fasilitas yang sudah disediakan oleh pihak yayasan selama pengobatan berlangsung (medanbisnisdaily.com, 20/05/2023).
Jika diperhatikan, nyatanya potret rusak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini telah memantik perasaan mereka untuk dapat bangkit dan melakukan berbagai perubahan.
Tetapi sayangnya keberadaan Rumah Anak Sehat (RAS) Smiling Kids dan sejenisnya dapat meredupkan perasaan masyarakat itu sendiri untuk bangkit dan menghilangkan seluruh potensi mereka sehingga habis untuk hanya sekadar melakukan berbagai aktivitas sosial yang dipandang sebagai kewajiban masyarakat.
Belum lagi, fakta sebenarnya menunjukkan bahwa Rumah Anak Sehat (RAS) Smiling Kids ini merupakan sebuah yayasan nirlaba yang juga mengandalkan donasi dari masyarakat.
Kehadiran pemkot Medan dalam peresmian RAS ini pun tidak serta merta dapat mengalihkan fungsi pelayanan kesehatan yang sudah seharusnya menjadi tanggung jawab negara kepada organisasi nirlaba.
Seharusnya RAS dan sejenisnya yang mendukung pelayanan kesehatan masyarakat adalah perusahaan berplat merah bukan hasil dari gotong royong masyarakat setempat yang akhirnya dapat melumpuhkan fungsi negara sebagai pengurus urusan umat.
Memang benar bahwa di dalam sistem pemerintahan kapitalisme-sekuler, negara akan sangat bahagia apabila masyarakatnya memiliki kepekaan yang tinggi untuk saling bahu-membahu dalam menunaikan kewajiban negara, bukan malah malu melihat yang demikian, mereka malah berdalih dengan firman Allah SWT. “...Tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan...” (TQS. Al-Ma’idah [5]: 2).
Saling tolong-menolong dalam kebaikan memanglah baik dan dianjurkan, tetapi sayangnya dalam sistem yang sedang diterapkan sekarang, yang demikian ini malah akan melumpuhkan fungsi negara dan membuat negara lupa akan tugasnya untuk mengayomi masyarakat.
Bukan itu saja, hal yang demikian pun akan membuat negara makin abai, sebab tanggung jawab yang seharusnya dipikul negara malah diambil alih oleh masyarakatnya dan ini merupakan bahaya yang nyata.
Sejatinya negara memang harus bertanggung jawab, terlebih masalah kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi oleh negara.
Sementara itu, jika kita melirik sistem pemerintahan Islam, negara khilafah akan menyediakan pelayanan kesehatan secara maksimal bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali.
Sehingga organisasi atau lembaga nirlaba yang ada semacam RAS ini tidak perlu repot-repot ada, karena seluruh pelayanan akan ditanggung oleh negara dan dalam sistem pemerintahan Islam, kepala negara paham betul bahwa masyarakat merupakan tanggung jawabnya.
Rasulullah SAW. pernah bersabda bahwa, “Kepala negara adalah pengurus rakyat dan dia bertanggungjawab atas rakyat yang dia urusnya.” (h.r. Al-Bukhari).
Negara dengan sistem pemerintahan Islam akan mengelola seluruh SDA dengan baik dan hasilnya akan dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan fasilitas seperti penyediaan pendidikan gratis, pembangunan infrastruktur, hingga pelayanan kesehatan terbaik dan tentunya gratis yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat bukan seperti saat ini, di mana hanya orang-orang berduit saja yang dapat menikmati layanan kesehatan terbaik.
Dari sini jelaslah bahwa hanya sistem pemerintahan Islam yang layak untuk diterapkan, sebab aturan-aturan yang terpancar darinya merupakan aturan yang datangnya dari Allah SWT. bukan dari manusia yang sifatnya lemah, terbatas, dan serba kura sehingga dapat ditemukan kecacatan ketika membuat sebuah aturan kehidupan layaknya sistem sekularisme kapitalisme yang diterapkan saat ini.
Maka, bukankah penerapan sistem pemerintahan Islam yang akan menerapkan seluruh hukum-hukum Allah merupakan kebutuhan mendesak untuk disegerakan?
Wallahualam bisawab.
Oleh: Sari Ramadani
Aktivis Muslimah
0 Komentar