Topswara.com -- Seringkali kita mendengar atau membaca bahwa pada diri anak tanamkan nilai-nilai positif yang berguna bagi pembentukan karakternya.
Namun nilai-nilai yang seringkali kita dapat adalah nilai-nilai yang universal yang tidak ada ukuran-ukuran bakunya dan bisa ditafsirkan sebagaimana kehendak masing-masing.
Katakanlah nilai kejujuran, keadilan, persamaan, toleran dan sebagainya., tidak memiliki standar yang sama yang pada akhirnya standar kekuasaanlah yang berlaku. Ini wajar karena kehidupan menganut keyakinan sekulerisme yang memisahkan standar agama dari kehidupan.
Berbeda dengan pendidikan dalam Islam nilai-nilai yang hendak ditanamkan kepada anak sangatlah jelas dan akan mencakup seluruh pembentukan syakhshiyyah Islamnya sehingga terwujud padanya insan kamil yang khas yang membedakannya dengan pribadi-pribadi di luar Islam.
Adapun nilai-nilai tersebut adalah :
Pertama, nilai ruhiyyah (qimah ruhiyyah)
Dalam Islam nilai ini dapat diraih dengan mendidik anak sejak kecil mengaitkannya dengan akidah Islam, rukun iman yang enam.
Juga mengajarkannya sejumlah tsaqafah Islam lengkap dengan praktek ibadah, muamalah, aturan-aturan syariah keseharian anak. Diantara yang bisa dilakukan ayah bunda adalah :
Disunnahkan membacakan azan dan iqamah di telinga anak saat lahir
Pertama, mengajarkan berbagai doa
Kedua, menghafalkan Al-Qur'an
Ketiga, menunaikan shalat
Keempat, mencintai Allah dan Rasulnya
Kelima, muraqabatullah
Kedua, nilai kemanusiaan (qimah insaniyyah)
Nilai ini muncul dari gharizatun naw’u dengan segala turunanya yakni naluri untuk mempertahankan kelangsungan jenis manusia.
Berawal dari mencintai dan menyayangi orang tua. menghormati hak-hak keduanya, bersyukur dan taat pada orang tua, melayani orang tua saat sudah tua, mencari rida mereka. Lebih luasnya berbuat baik kepada yang berkaitan dengan orang tua kerabat dan teman-teman mereka.
Berbuat baik kepada tetangga, teman dekat dan masyarakat dan tolong menolong dengan mereka.
Ketiga, nilai akhlaqiyyah (qimah khuluqiyyah)
Akhlak adalah sifat internal yang dimiliki seseorang dan menjadi karakternya. Sejak kecil anak dididik jujur, Amanah, istiqamah, memenuhi janji, berkata ahasan.
Menjauhkan diri dari akhlak yang tercela, seperti mencela, berbohong, mengejek dan lain-lain. Mengajarkan anak bahwa akhlak merupakan hukum syara’ yang wajib yang didasari iman yang kokoh.
Keempat, nilai materi (qimah madiyyah)
Nilai materi membentuk aspek-aspek kesehatan, aspek fisik, pendidikan, ekonomi, penyiapan anak untuk aktivitas-aktivitas di masa datang baik yang bersifat akademis maupun praktis.
Melatih fisik dengan mewajibkan nafkah pada anak laki-laki. Memperhatikan kaedah-kaedah kesehatan, makanan, pakaian dan minuman dan perlindungan penyakit menular. Pelatihan permainan dan olah raga ketangkasan.
Keempat nilai ini harus cicapai oleh anak saat anak baligh, itu artinya anak sudah disiapkan untuk seperangkat kurikulum untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut dalam dirinya sesuai dengan tahapan Pendidikan anak mulai tahapan thufulah (pra mumayyiz), tahapan dan tahapan mumayyiz hingga baligh.
Wallahu a’lam bishshawab.
Oleh: Ustazah Yanti Tanjung
Pemerhati Keluarga dan Generasi
0 Komentar