Topswara.com -- Jika kita mendengar kata pemuda kira-kira apa yang ada dalam benak kita? Tentunya mereka yang memiliki energi full, strong, insightful, pemberani, tangguh, dan masih banyak yang lainnya. Jika dibahas memang pembahasan pemuda itu tidak akan ada habisnya.
Namun dibalik itu semua, kenyataannya yang kita dapati hari ini justru tidak demikian. Sangat jauh dari yang kita sebutkan. Mengapa bisa begitu? Coba kita tengok. Dilansir dari media Radar Tasik ada salah satu mahasiswa yang berusia 22 tahun di Tasikmalaya yang diamankan oleh pihak berwajib karena menjadi pengedar ganja.
Kejadian yang terjadi pada pertengahan bulan Mei ini mendapati barang bukti yaitu ganja seberat 43,93 gram, dan terjerat pasal 111 ayat 1 jo pasal 114 ayat 1 UU RI nomor 35 tahun 2009 tentang narkotia yang menyebabkan pelaku mendapat ancaman minimal 4 tahun penjara maksimal seumur hidup.
Ini baru satu fakta yang didapat. Masih banyak diluar sana deretan fakta yang belum terekspose. Miris kan? Pemuda apalagi mahasiswa yang seharusnya memiliki insightful, namun nyatanya wawasan itu digunakan demi mendapatkan kebahagiaan yang semu.
Daya pikir dan kritis mereka justru yang hari ini dirindukan oleh banyak masyarakat. Mengapa? Sebab gaungan yang dilontarkan dari lisan mahasiswa itulah yang menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Termasuk potensi fisik yang masih kuat mampu menaklukan bangsa.
Mereka pun bermental baja, tidak takut panas maupun hujan. Kondisi apapun digasak tanpa mengenal lelah. Jika Generasi baby boomers dan gen bust sudah tidak mampu lagi menampung beban yang ada, maka tidak heran jika mereka menaruh harapan yang besar pada para pemuda.
Jika ingin mengetahui nasib bangsa kita kedepan adalah, dengan melihat kondisi pemudanya. Hari ini para pemuda sedang dalam bahaya, nyaris terpeleset atau bahkan ada sebagian yang terjatuh ke jurang. Pertanyaannya, apakah agent of change masih pantas tersematkan dalam benak pemuda?
Namun memang sebenarnya mereka sedang terkungkung oleh keadaan. Bangsa ini memiliki harta karun yang sangat luar biasa. Sebanyak 48,35 persen dari 274,20 juta jiwa adalah pemuda.
Sayangnya harta karun itu dirampok oleh para penguasa. Dengan adanya ide kebebasan yang menyebabkan aktivitas mereka kebablasan. Wajar jika para pemuda khususnya mahasiswa bersuka ria dengan hal-hal yang diharamkan.
Tetapi, tidak semua aktivis pemuda demikian. Namun tetap saja para penguasa membajak potensi para pemuda. Mereka tidak diberikan ruang untuk melawan kemungkaran sehingga mereka memilih untuk diam.
Tidak sedikit pemuda hari ini yang memilih study oriented. Apalagi masalah politik, dihadapkan dengan ragam kebijakan, mereka seolah tidak peduli dengan kondisi yang geram dan mencekam. Ada rasa takut ketika berhadapan dengan lawan sehingga memilih untuk diam.
Begitulah kondisi pemuda hari ini, antara dibebaskan dan tidak diberikan kebebasan. Keduanya sama-sama membajak potensi pemuda. Mau sampai kapan kita seperti ini? Apakah tidak ingin membuat satu kisah yang nantinya bisa diceritakan pada generasi selanjutnya?
Ketahuilah kita ini makhluk yang kuat. Allah Swt sendiri yang mengatakan bahwa pemuda itu kuat. Dalam QS. Ar-Rum ayat 54
۞ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”.
Maksud dari kuat disini sebagaimana disampaikan di atas bahwa pemuda memiliki banyak potensi yang luar biasa. Jangan biarkan potensi besar itu terkubur, terbuang sia-sia atau disalurkan pada jalan yang salah.
Jangan sampai nanti di yaumil akhir kita tidak bisa menjawab semua pertanyaan yang diharapkan. Ingatlah bahwa sekecil apapun yang kita lakukan, kelak akan dimintai pertanggung jawaban.
Mari, pemuda hari ini mengukir masa muda kita dengan prestasi yang membanggakan dunia dan akhirat. Selayaknya para pemuda zaman dahulu, Umar bin Abdul Aziz, Usamah bin Zaid, Ali bin Abi Thalib dan yang paling familiar Muhammad Al-Fatih.
Mereka adalah para pemuda yang mendedikasikan waktunya untuk agama. Tidak ditemukan kisah dari mereka yang berleha-leha apalagi menjadi bandar narkoba. Mereka adalah motor penggerak membawa dari kegelapan menjadi cahaya kegemilangan.
Sebagaimana Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baazz rahimahullau Ta’ala berkata:
“Pemuda di setiap umat adalah tulang punggung yang membentuk komponen pergerakan. Karena mereka memiliki kekuatan yang produktif dan kontribusi (peran) yang terus-menerus. Dan pada umumnya, tidaklah suatu umat akan runtuh, karena masih ada pundak para pemuda yang punya kepedulian dan semangat yang membara”.
Oleh karena itu mari bersatu melangkah menyembuhkan pemikiran rusak yang menggerogoti jiwa pemuda. Menyembuhkan luka dari kasus-kasus yang ada dengan cahaya Islam. Sebab tidak ada cara lain untuk mengubah kondisi rusak ini selain dengan Islam.
Tidak ada kata terlambat sebelum Allah SWT menyuruh malaikat izrail mencabut nyawa kita. Masih ada kesempatan untuk kita bergerak, berkontribusi, dan berubah. Percayalah jika kita mengambil peran luar biasa ini, ada setitik harapan semoga nama kelak di akhirat nama kita tertulis dalam batu peradaban sebagai bukti bahwa kita pernah berjuang.
Wallahu a’lam bishawab.
Oleh: Ninda Mardiyanti YH
Aktivis Muslimah
0 Komentar