Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menghibur atau Mengubur?


Topswara.com -- Ramai pemberitaan tentang rencana penyelenggaraan konser Coldplay. Coldplay adalah sebuah band beraliran musik rock asal Inggris, yang dibentuk pada tahun 1997 yang beranggotakan Chris Martin diposisi vokalis dan pianis, Jonny Buckland posisi gitaris, Guy Berryman sebagai basis, Will Champion sebagai drummer, Phil Harvey sebagai direktur kreatif.

Coldplay berencana menggelar konser pertamanya di Indonesia dan konser akan diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 15 November 2023. Konser mereka kali ini bertajuk Music of The Spheres World Tour 2023.

Tiket resmi konser Coldplay ini dibanderol dengan rentang harga mulai Rp 800.000 sampai Rp 11 juta. Di Calo bahkan tiket ada yang dijual Rp 60 juta. Harga tiket Coldplay ini bahkan jauh melampaui harga tiket tertinggi Blackpink yang beberapa waktu lalu juga menggelar konser di Indonesia, yaitu Rp 3,8 juta. 

Meskipun tiket dibanderol dengan harga tinggi, namun ternyata tidak menyurutkan minat para penggemarnya untuk berburu tiket (War ticket), bahkan salah seorang pegawai BCA di Yogyakarta mengaku sudah tak menghitung berapa banyak nasabah BCA yang bertanya mengenai tiket presale konser tersebut.

Antusiasme para penggemar Coldplay menunjukkan tingginya kesenjangan ekonomi dan kesejahteraan yang terjadi di masyarakat. Bagaimana tidak? Harga tiket yang dibanderol tinggi ternyata masih mampu membuat sebagian kalangan berbondong-bondong untuk membelinya. 

Mereka rela mengeluarkan uang yang begitu banyak hanya sekedar untuk kesenangan sesaat, tanpa banyak pertimbangan. Padahal banyak masyarat yang masih kesulitan untuk sekedar memenuhi kebutuhan makan.

Penyelenggaraan konser Coldplay menunjukkan matinya empati dari pihak penyelenggara dan pihak yang memberikan ijin, atas kondisi kesulitan yang tengah dihadapi oleh rakyat kebanyakan. 

Penyelenggaraan konser Coldplay ini hanya memberikan keuntungan pada segelintir kalangan tertentu, namun melukai mayoritas rakyat.

Disisi lain, hal yang patut menjadi perhatian adalah pengaruh yang bakal dihasilkan dari kedatangan Colplay ke Indonesia. Banyak pihak yang menentang kedatangan Coldplay karena syarat dengan agenda-agenda tersembunyi. 

Diantaranya isu yang santer mencuat adalah kampanye L687, dimana Chris Martin sang vokalis Coldplay adalah sosok yang sejak awal mendukung L687, dan kerapkali dalam aksi panggungnya membawa dan mengibarkan bendera pelangi.

Selain kekhawatiran terkait kampanye L687, lagu-lagu Coldplay juga disinyalir merendahkan Islam. Lagu Viva La Vida misalnya, disebutkan menggambaran ejekan kepada ummat Islam yang mengalami kekalahan pada perang salib.

Hiburan dalam Pandangan Islam

Industri hiburan saat ini menjadi salah satu bisnis yang sangat menggiurkan. Hal itu tidak terlepas dari dukungan penuh pemerintah yang membangun berbagai sarana dan prasarana untuk memfasilitasi industri ini, juga berbagai peraturan yang dibuat untuk menjamin eksistensinya.

Industri hiburan merupakan alat yang digunakan Barat untuk melancarkan serangan kepada generasi muda kaum Muslim, menjadikan pemuda sebagai generasi liberal melaui serangan kebudayaan (westernisasi). Mereka membentuk “mindset” bahwa hidup hanyalah untuk mengejar kesenangan.

Hiburan adalah sesuatu yang diperbolehkan dalam Islam, tetapi dengan syarat hiburan tersebut tidak melanggar syariat.

Pernah dikisahkan suatu ketika ada pemuda Habasyah yang melakukan pertunjukan seni tari di masjid Nabawi.
Dalam hadist riwayat Muslim dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

جَاءَ حَبَشٌ يَزْفِنُونَ فِى يَوْمِ عِيدٍ فِى الْمَسْجِدِ فَدَعَانِى النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَوَضَعْتُ رَأْسِى عَلَى مَنْكِبِهِ فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ إِلَى لَعِبِهِمْ حَتَّى كُنْتُ أَنَا الَّتِى أَنْصَرِفُ عَنِ النَّظَرِ إِلَيْهِمْ.

“Ada orang-orang Habasyah menggerak-gerakkan badan (menari) pada hari Id di masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku. Aku meletakkan kepalaku di atas bahu beliau. Aku pun menyaksikan orang-orang Habasyah tersebut sampai aku sendiri yang memutuskan untuk tidak melihat lagi.” (HR. Muslim, no. 892)

Hiburan diperbolehkan dalam Islam, selama tidak berlebihan hingga menyebabkan kelalaian terhadap kewajiban agama.

Peran Negara dalam Menjaga Umat

Islam adalah seperangkat aturan yang tidak hanya sekedar mengatur ibadah mahdhah. Aturan Islam meliputi aturan dalam mengatur kehidupan bermasyarakat dalam konteks negara. Islam menetapkan negara memiliki peran sangat penting dalam mengatur agar akidah setiap muslim selamat, selalu dalam keadaan taat kepada Allah, dan terhindar dari kesia-siaan. 

Dengan demikian industri hiburan termasuk perkara yang harus diperhatikan oleh negara dan menjamin tidak ada satu pun pemikiran atau ide rusak serta berbahaya dalam setiap konten hiburan yang ada.

Untuk memastikan terselenggaranya hiburan yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, keberadaan sanksi yang sesuai dengan ketentuan syariat diberlakukan bagi siapa saja yang melanggarnya. 

Dengan cara inilah negara mampu membendung arus hiburan yang merusak ummat, sehingga industri hiburan tidak akan menjebak ummat dalam kehidupan yang penuh kesia-siaan. 

Negara juga akan memastikan ummat disibukkan dengan berbagai kegiatan bermanfaat dan khususnya untuk generasi muda, akan menyiapkan diri menjadi para pemimpin masa depan. 

Untuk bisa mewujudkan semua itu, dibutuhkan negara yang menjadikan syariat Islam sebagai aturan yang diterapkan secara kaffah, da negara itulah yang dikenal dengan sebutan daulah khilafah.

Dengan demikian, keberadaan konser Coldplay dan yang semisalnya jika tetap diselenggarakan justru akan menjadikan generasi Muslim sebagai generasi hedonis, yang menjadikan kesenangan sesaat sebagai capaian kehidupan. 

Konser yang awalnya dianggap sebagai hiburan, justru menjadi media perusakan generasi, menjauhkan generasi Muslim dari kehidupan Islam kaffah, serta mematikan dan menguburkan potensi mereka, waktu, tenaga, dan harta yang semestinya dicurahkan untuk kemajuan serta kebangkitan Islam, justru dihamburkan dengan penuh hura-hura hanya untuk kesenangan duniawi yang hanya sesaat.


Oleh: Atiqah Muthi'ah
Sahabat Topswara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar