Topswara.com -- Telur adalah lauk dengan kandungan protein hewani yang tinggi. Telur juga dijadikan lauk alternatif yang cepat bagi para ibu yang tidak punya waktu banyak untuk berada di dapur. Tetapi harga telur di pasar terus melonjak.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynald Sanjowan mencatat, per Kamis (18 Mei 2023), di wilayah Jabodetabek berada di kisaran Rp 31.000 hingga Rp 34.000 per kg, sedangkan di Pulau Jawa tembus Rp 38.000 per kg, bahkan lebih dari Rp 40.000 per kg.
IKAPPI menemukan ada dua faktor penyebab melonjaknya harga telur. Pertama adalah karena faktor produksi, yang disebabkan oleh harga pakan yang tinggi. Kedua adalah akibat proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan, yang biasanya didistribusikan ke pasar. (Kompas.com, 18/5/2023)
Sekretaris Ketua Asosiasi Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Rofi Yasifun mengatakan, kenaikan harga telur disebabkan permintaan yang naik usai Idul Fitri.
Di saat bersamaan, pemerintah sedang menjalankan program bantuan untuk 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) di 7 provinsi dengan memberikan telur ayam 1 pack dan 1 ekor daging ayam karkas bersama ID FOOD, Holding BUMN Pangan.
Program ini akan berjalan selama 3 bulan. Mulai April sampai Juni 2023. (cnnindonesia.com, 16/5/2023).
Wakil Ketua Umum HKTI Bidang Peternakan dan Perikanan Ki Musbar Mesdi mengatakan kenaikan harga salah satunya dipicu peningkatan kebutuhan dan pesanan nasi bungkus dan rames di masa pendaftaran bakal calon legislatif pada Mei ini. (cnnindonesia.com, 16/5/2023)
Melonjaknya permintaan telur di tengah persediaan yang terbatas menyebabkan harga telur merangkak naik. Selain itu, kelangkaan bahan baku pakan ternak ayam juga menjadi penyebab melonjaknya harga telur.
Telur adalah sumber protein hewani yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Jika harga telur terus melonjak maka masyarakat menengah ke bawah akan sulit mendapatkan telur sebagai sumber protein hewani mereka. Hal ini disebabkan karena negara tidak mengantisipasi penyebab harga telur yang terus melonjak di pasaran.
Selain itu, disebabkan proses distribusi yang semrawut. Biasanya petani mendistribusikan telur ke pedagang di pasar, tapi tahun ini prosesnya banyak yang di luar pasar. Pakan ayam juga menjadi penyebab melonjaknya harga telur, peternak lokal harus membeli pakan ayam dari korporasi besar yang menguasai hulu hingga hilir peternakan.
Hal ini merupakan dampak penerapan sistem kapitalisme neoliberal, yaitu dominasi pemilik modal yang ada di Negara. Padahal masyarakat membutuhkan negara yang menjamin kestabilan harga, memudahkan masyarakat untuk mengakses kebutuhan pangannya secara murah bahkan gratis.
Sistem yang diterapkan hari ini adalah sistem yang tidak berpihak kepada rakyat. Negara yang seharusnya menjadi penanggung jawab atas urusan rakyat, justru lepas tangan. Hanya menjadi regulator dan fasilitator.
Kondisi ini berbeda dengan sistem pemerintahan Islam. Islam memandang pemenuhan pangan masyarakat adalah tanggung jawab negara dan berada di tangan negara. Termasuk pendistribusian bahan pangan yang merata ke seluruh wilayah.
Sehingga tidak terjadi kelangkaan barang yang menyebabkan melonjaknya harga pangan. Negara juga menerapkan sistem ekonomi Islam. Dengan sistem ekonomi Islam maka negara akan mengawasi dan melakukan penindakan secara tegas kepada pelaku pasar yang curang. Semisal melakukan penimbunan, dan spekulasi harga.
Demikianlah pentingnya sistem ekonomi Islam yang harus diterapkan Negara, sebab sistem ekonomi Islam berlandaskan syariat dan norma-norma yang telah diajarkan di agama Islam.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. (QS.4:29).
Wallahualam bissawab.
Oleh: Selvi Lia Leo Neta, S.Pd
Muslimah Peduli Umat
0 Komentar