Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kebijakan Rancu: Kejar Wisata Halal, SDA Justru Dikapitalisasi


Topswara.com -- وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf [7]: 96).

Memang aneh bin ajaib kebijakan yang diberlakukan di negeri ini, kejar wisata halal, tetapi seolah lupa bahwa Sumber Daya Alam (SDA) justru dikelola negeri kapital.

Ya, Indonesia berhasil mendapat peringkat tertinggi Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 dari Mastercard-Crescent Rating. Indonesia dan Malaysia berbagi tempat di puncak dengan sama-sama mendapatkan skor 73. Sebelumnya, Indonesia pun juga sempat sama-sama berada di peringkat pertama GMTI bersama dengan Malaysia di tahun 2019 (visual.republika.co.id, 02/06/2023).

Indonesia yang dinobatkan menjadi surga wisata halal dunia dengan meraih predikat Top Muslim Friendly Destination of The Year 2023 dalam Mastercard Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 di Singapura ini mendapat tanggapan dari Sandiaga, beliau mengatakan bahwa kenaikan ini merupakan pencapaian yang luar biasa, di mana di tahun 2021, Indonesia berada di peringkat keempat dan kedua di tahun 2022.

Pada awalnya, ia menargetkan di tahun 2025 meraih peringkat pertama, tetapi nyatanya tahun ini, 2023 tim yang mempersiapkan telah berhasil mengeksekusi beberapa program yang menjadi andalan, sehingga mengantarkan Indonesian pada posisi pertama. 

Bukan itu saja, Sandiaga pun mengatakan bahwa pencapaian ini adalah hasil kolaborasi pihak-pihak terkait, khususnya Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Halal In Travel, Mastercard Crescent, dan lainnya.

Melalui kolaborasi yang terjalin ini pula, PPHI mampu mendapatkan dua penghargaan sekaligus, antara lain stakeholder Awareness Campaign of The Year dari Mastercard Crescent Rating GMTI Awards dan stakeholder Awareness Campaign of the year dari Halal In Travel Awards 2023. Pencapaian ini diharapkan dapat mengakselerasi target penciptaan 4,4 juta lapangan kerja di tahun 2024 yang salah satunya bertumpu pada pariwisata halal (katadata.co.id, 03/06/2023).

Sungguh hal ini merupakan kebijakan rancu yang tidak bijak sama sekali, sebab bagaimana mungkin jika wisata halal dijadikan prioritas sebagai salah satu sumber pemasukan negara. 

Padahal, sejatinya negeri ini memiliki sumber yang jauh lebih besar hasilnya jika mau dikelola dengan benar, yaitu SDA, tetapi sayangnya hari ini hampir seluruh SDA yang dimiliki, justru malah dikelola oleh asing.

Katakanlah perusahaan asing seperti Freeport asal Amerika Serikat yang begitu serakah menguasai tambang emas dan tembaga di Papua, walaupun bukan miliknya, tetapi berkat perjanjian dengan penguasa negeri ini, mereka dengan leluasa mengambil hak milik seluruh rakyat Indonesia. 

Entah sudah berapa banyak hingga tidak terhitung lagi emas yang sudah dikeruk hingga detik ini. Alhasil, rakyat pun dimiskinkan, alih-alih merasakan hasil dari SDA yang melimpah ruah di negeri sendiri, rakyat malah kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Padahal, jika kita merujuk pada aturan Islam, Islam sungguh memiliki seperangkat aturan yang lengkap berikut dengan mekanisme penerapannya terkait dengan sumber pemasukan negara, dan mengatur pembelanjaannya yang akan membuat negara menjadi kuat dan adidaya serta rakyat akan hidup dengan sejahtera tanpa ada bayang-bayang asing tentunya.

Karena dalam aturan Islam, baik tanah, api, dan padang rumput merupakan kepemilikan umum yang harus digunakan untuk kepentingan rakyat, haram hukumnya diperjualbelikan apalagi diserahkan pengurusannya kepada asing hingga rakyat tidak dapat merasakan hasilnya.

Dalam aturan Islam pun seluruh SDA yang dimiliki negara akan dikelola dengan sebaik-baiknya dan hasilnya akan dikembalikan lagi untuk memenuhi kebutuhan rakyat dalam bentuk pendidikan, kesehatan yang gratis dan berkualitas, BBM gratis, pembangunan infrastruktur, menciptakan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya.

Sehingga tidak ada lagi pengangguran yang kebingungan mencari pekerjaan, dan negeri ini pun tidak perlu gencar dengan wisata halal yang hanya akan dijadikan sebagai pengalihan dari solusi hakiki, yang tidak lebih hanya berupa tipuan ala kapitalisme, sebab pada faktanya negeri ini memiliki SDA melimpah yang dapat menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

Maka benarlah, sudah waktunya kita kembali kepada hukum-hukum Allah dan campakkan hukum buatan manusia. Sungguh tidak ada alasan untuk menolak penerapan hukum-hukum-Nya, sebab keberkahan akan diturunkan-Nya dari langit dan bumi jika kita mau beriman dan bertakwa dengan cara tunduk menjalankan seluruh hukum syarak secara sempurna.

Wallahualam bissawab.


Oleh: Sari Ramadani
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar