Topswara.com -- Ibadah kurban mempunyai banyak keutamaan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Pertama, ampunan dari Allah
Rasulullah shalallahu’alaihi Wasallam bersabda kepada anaknya, Fatimah :
يَا فَاطِمَةُ قَوْمِي إِلَى أُضْحِيَّتِكَ فَاشْهَدِيهَا فَإِنَّهُ يُغْفَرُ لَكِ عِنْدَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ تَقْطُرُ مِنْ دَمِهَا كُلُّ ذَنْبٍ عَمِلْتِيهِ وَقُولِي: إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهُ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.
"Ya Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu lakukan. Dan bacalah sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah ta'ala, Rabb alam semesta.” (HR. Abu Daud)
Kedua, sarana mendapatkan keridhaan dari Allah dan tanda keimanan
Allah subhanahu wata’ala telah berfirman :
لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ
"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya." (QS : Al Hajj : 37)
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda:
من وجد سعة لأن يضحي فلم يضح ، فلا يحضر مصلانا
“Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Ketiga, amalan harta yang paling utama
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” (QS. Al Kautsar : 2)
Ketika membahas ayat diatas, sebagian ulama mengatakan: “Ibadah harta yang paling mulia adalah menyembelih kurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”
Keempat, hewan kurban akan menjadi saksi di hari kiamat
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda:
وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
“Sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan kurban telah terletak disuatu tempat disisi Allah sebelum mengalir ditanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya.” (HR. Tirmidzi).
Kelima, mendapatkan pahala yang besar
Banyaknya pahala yang akan diperoleh pelakunya dari ibadah ini diumpamakan seperti banyaknya bulu dari binatang yang disembelih.
Ini merupakan gambaran tentang betapa besarnya pahala dari berkurban, sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi Wasallam dalam sebuah hadis.
بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنَ الصُّوفِ حَسَنَةٌ
"Pada tiap-tiap lembar bulunya itu akan memperoleh (pahala) satu kebaikan." (HR. Ahmad)
Keenam, ibadah yang paling dicintai Allah di hari raya
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda:
مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
“Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya kurban yang lebih disukai Allah melebihi dari menyembelih hewan qurban, sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya.
Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai kurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR. Ibn Majah)
Ketujuh, bagian dari menghidupkan syiar Islam
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكاً لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah ta’ala terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Ilahmu ialah Ilah Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (Al-Hajj: 34).
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”. (QS. Al Hajj: 32)
Kedelapan, bernilai sosial yang lebih afdhal dari sedekah
Sayidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berkata :
أَمَرَنِي النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَنَّ أَقْوَمَ عَلَى بُدْنِهِ, وَأَنْ أُقَسِّمَ لُحُومَهَا وَجُلُودَهَا وَجِلالَهَا عَلَى الْمَسَاكِينِ, وَلا أُعْطِيَ فِي جِزَارَتِهَا مِنْهَا شَيْئاً
“Rasulullah memerintahkan kepadaku untuk mengurusi hewan kurbannya, membagi-bagikan dagingnya, kulit dan pakaiannya kepada orang-orang miskin, dan aku tidak diperbolehkan memberi sesuatu apapun dari hewan qurban (sebagai upah) kepada penyembelihnya.” (HR. Abu Dawud)
Karena itulah dalam kitab-kitab fiqih kita temukan pendapat para ulama madzhab Hanafiyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah mengatakan bahwa kurban lebih afdhal dari segala bentuk sedekah meskipun nilainya lebih besar.
Malikiyah bahkan mengatakan lebih besar dari memerdekakan budak. (Al Mausu’ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyah, 5/107-108)
Semoga Allah memberikan kemudahan atas segala urusan dan kekuatan kepada kita untuk senantiasa beramal shalih.
Wallahu a’lam.
Oleh: Ahmad Syahrin Thoriq
Pengasuh Pondok Pesantren Subulana Kota Bontang Kalimantan Timur
0 Komentar