Topswara.com -- Konsultan Keluarga Sakinah, Ustazah Dedeh Wahidah Achmad memaparkan cara Islam mengatasi futur.
"Bagaimana Islam mengatur terkait futur, solusi apa yang ditawarkan oleh Islam?" paparnya dengan kalimat pertanyaan retorik di YouTube Muslimah Media Center: Empat Langkah Mengatasi Rasa Futur, Ahad (18/06/2023).
Pertama, ia mengungkap, Islam memberikan arahan kepada manusia bahwa hidup di dunia untuk beribadah. Di dunia ini semata untuk menjalankan amanah dari Allah.
"Apapun aktivitas harus dikerjakan lillahi taala," bebernya.
Sehingga, lanjut dia, bagi orang-orang yang sedang diuji ada rasa futur, maka segeralah introspeksi, apakah selama ini niatnya dalam menjalani aktivitasnya kurang lurus, bukan lillah. "Belajar bukan karena Allah, bekerja bukan karena Allah, mengurus anak bukan karena Allah. Justru lebih dominan kepada orientasi hasil. Sehingga kita akan kecewa ketika apa yang kita lakukan belum nampak hasilnya atau belum nampak tanda-tanda keberhasilannya, akhirnya kita menjadi futur," cetusnya.
Sebaliknya, ia menilai, jika manusia menyadari semuanya karena Allah. Allah Maha Melihat dan Allah Menyaksikan apa saja yang manusia lakukan, maka sekali pun belum kelihatan hasilnya, belum ada tanda-tanda kesuksesannya. "Maka kita yakin bahwa catatan amal kebaikan yang sudah kita lakukan tidak akan luput dari catatan Allah dan pasti tidak akan lepas dari balasan pahala," sebut dia.
Kedua, sambung ustazah, adalah evaluasi atau muhasabah terkait sababiyah yang benar. Contohnya, kalau ingin sukses ujian, maka harus belajar. Namun, bukan belajar yang hanya kebut semalam. Belajar yang efektif adalah belajar yang sedikit-sedikit, rutin dan tidak terburu-buru.
Muhasabah juga penting pada perkara-perkara syariat yang dilanggar manusia. "Misalnya, tidak berbakti kepada orang tua, atau seorang istri banyak melakukan pembangkangan kepada suami, sehingga boleh jadi Allah mengingatkan dengan cara ditundanya kesuksesan tersebut," ujarnya.
Konsultan mengurai solusi Islam mengatasi futur ketiga, meyakini bahwa ujian itu datangnya dari Allah SWT. Maka, ia menyarankan kepada pemirsa untuk menyikapi ujian dengan kesabaran. "Allah pasti akan menyertai kita, dan di titik tersebut, kesabaran itu akan menunjukkan hasilnya. Allah akan membuka solusi dari kesulitan kita ini," terang ustazah.
Menurutnya, ada hal yang tidak kalah penting dalam mengatasi futur yang keempat, memahami hakekat amal. Yaitu, ketika amal tersebut sudah menjadi kewajiban dan diyakini sebagai perkara yang harus dijalani. "Misalnya, terkait perkara pendidikan anak itu kewajiban bagi orang tua, menyelesaikan kuliah itu kewajiban bagi mahasiswa. Maka sikap seorang Muslim bukan menunda amal," terangnya.
Ustazah Dedeh mengutip hadis Rasulullah SAW dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati seseorang,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu. (HR. Al Hakim. Beliau dan Syaikh Al-Albani menshahihkannya)
"Dari hadis di atas, sikap seorang Muslim ketika diuji futur, ia akan berusaha bangkit, dilawan, tidak boleh terjebak dan bersegera beramal shalih selama masih ada kesempatan berupa kehidupan," pungkasnya. []Heni
0 Komentar