Topswara.com -- Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. Namun, nyatanya saat ini di negeri yang mayoritas Muslim ini tidak henti-hentinya Islam dinistakan baik oleh orang kafir maupun oleh orang Muslim sendiri.
Sehingga kasus penistaan ini terjadi berulang kali, seperti baru-baru ini ada kasus seorang wisatawan asing yang meludahi imam masjid Jami' Al Muhajir, Bandung, yang diduga terganggu dengan suara murrotal yang diputar sang imam. (Kompas, 30 April 2023)
Bahkan sebelumnya seorang selegram Lina Mukherjee, yang mengaku seorang muslimah, juga melakukan penghinaan agama dalam aksinya memakan daging babi dengan membaca basmallah. (CNN Indonesia, 29 April 2023)
Padahal berbagai upaya hukum juga telah dilakukan untuk membuat pelaku penista agama itu jera, namun nyatanya pelakunya semakin bermunculan dengan aksi yang beraneka ragam. Kira-kira apa penyebab semua ini?
Hukum Buatan Manusia Semu
Setiap kasus penodaan dan penistaan agama baru akan diusut serta diproses ketika mendapat tekanan dari umat Islam, ketika umat Islam menyampaikan keresahan, kemudian melakukan aksi penolakan, melaporkan ke polisi dan meramaikannya di media sosial maka biasanya barulah dari sini aparat merasa perlu untuk menindaklanjuti setiap kasus penistaan tersebut.
Tetapi seandainya umat Islam diam, niscaya kasus-kasus penistaan dan penodaan agama akan dibiarkan begitu saja, karena aparat saat ini hanya menindaklanjuti ketika mendapatkan laporan.
Meskipun setiap kasus penistaan dan penodaan agama pada akhirnya mendapatkan hukuman dan sanksi, namun saat ini terlihat hukumannya tidak memberikan efek jera karena ringannya hukuman yang diberikan.
Bahkan kadang-kadang cukup hanya dengan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka pada umat Islam melalui media, dan tidak jarang pula pelaku penistaan mendapatkan keringanan hukuman entah dengan alasan tertentu. Maka secara tidak langsung hal inilah yang menyebabkan pelaku penistaan dan penodaan agama tidak jera bahkan sering kali mengulangi perbuatan mereka dalam kesempatan berikutnya.
Sekularisme Akar Permasalahan
Setiap negara yang mengambil sekularisme sebagai sistem kehidupannya mengharuskan negara memberi jaminan penuh atas kebebasan warganya, bahkan menganggap urusan agama menjadi urusan individu dan berada dalam ranah privat sehingga negara tidak perlu ikut campur.
Jadi wajar jika kita saksikan meski penduduk negeri ini mayoritas Muslim dan bahkan pejabatnya juga Muslim tapi aktivitas penghinaan dan penodaan agama masih terus berulang terjadi, baik oleh orang yang sama atau orang yang berbeda.
Maka dalam negara sekular ini suatu hal yang wajar terjadi. Kasus seperti ini hanya bisa ditindaklanjuti jika ada yang mengadukan dan menimbulkan keresahan di tengah umat Islam, maka umat Islam tidak boleh diam, umat Islam harus punya kepedulian tinggal tinggi didalam merespon semua tindakan-tindakan yang mengarah pada aktivitas penghinaan dan penodaan terhadap agamanya.
Prinsip kebebasan dalam sistem ini telah menjadi ajang yang luas bagi para pembenci Islam untuk mengekspresikan aksi kebencian mereka bahkan mereka bisa merancang aksi-aksi lainnya dimasa yang akan datang.
Maka selama sistem sekularisme ini masi bercokol di negeri ini, Islam akan senantiasa jadi bulan-bulanan, umat Islam akan terus tersakiti, agama ini akan terus terhinakan.
Disisi lain umat Islam dituntut untuk ramah dan makin moderat, tidak perlu marah ketika Allah dan Rasul-Nya dihinakan, dan diminta menjadi umat yang toleran terhadap penghinaan yang terjadi pada mereka.
Umat Wajib Membela
Islam adalah agama yang mulia, yang telah mengharuskan umat Islam untuk membela Allah dan rasulnya serta agamanya. Maka agama Islam harus dibela dari segala bentuk penghinaan.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Ahzab 57
إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا
“Sungguh orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya itu, Allah melaknati mereka di dunia dan di akhirat. Allah pun menyediakan bagi mereka siksaan yang menghinakan.”
Sabda Rasulullah SAW., “Ada tiga perkara yang bila seseorang memilikinya, niscaya akan merasakan manisnya iman, yaitu kecintaannya pada Allah dan Rasul-Nya lebih dari cintanya kepada selain keduanya.” (HR Bukhari).
Umat Islam tidak boleh diam dengan berbagai penghinaan itu, hanya demi mendapat predikat umat yang ramah dan moderat, karena setiap pembelaan kita akan menjadi hujah kita kelak ketika menghadap Allah SWT.
Umat Butuh Sistem Islam
Umat tidak bisa berharap pada sistem sekularisme ketika ingan menghentikan penghinaan ini. Umat hanya bisa berharap pada sistem Islam yakni sistem khilafah islamiah yang telah membuktikan selama berabad-abad dalam memberikan perlindungannya kepada umat Islam dan agamanya.
Kita bisa lihat ketegasan Khalifah Utsmaniyah yang berhasil menggagalkan pementasan drama karya Voltaire yang menistakan kemuliaan nabi Muhammad SAW, tampak pada ketegasan sultan Abdul Hamid II, yang mengultimatum Inggris dengan mengatakan, “Saya akan mengeluarkan perintah kepada umat Islam dengan mengatakan bahwa Inggris sedang menyerang dan menghina Rasul kita! Saya akan mengobarkan jihad akbar!” Inggris pun membatalkan pementasan drama tersebut.
Ketika para penista dan penoda agama mendapatkan sanksi yang tegas, akan memberikan efek jera bagi pelakunya, namun ini tidaklan mungkin dilakukan negeri yang menganut sistem sekularisme seperti saat ini, tetapi umat butuh khilafah yang akan memberikan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi umat Islam dan agama Islam. Wallahu a'lam bishawwab.
Oleh: Nadhifah Zahra
Aktivis Muslimah
0 Komentar