Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Minimnya Lapangan Pekerjaan Berdampak Meningkatnya Pengangguran


Topswara.com -- Terlepas dari pertumbuhan ekonomi yang signifikan, pengangguran masih menjadi salah satu masalah terbesar dalam perekonomian nasional. Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai pengangguran di Indonesia sebanyak 7,99 juta orang, Jumlah tersebut setara dengan 5,45 persen dari 146,62 juta orang angkatan kerja. (CNN Indonesia, 5-5-2023).

Menurut catatan BPS pengangguran tertinggi adalah dari tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dibandingkan dengan tamatan jenjang pendidikan lainnya, hal ini dikarenakan lulusan SMK di Indonesia masih perlu mengikuti program magang agar memiliki kompetensi yang bisa memenuhi kebutuhan spesifik industri.

Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah makro ekonomi yang menjadi penghambat pembangunan daerah karena akan menimbulkan masalah-masalah sosial lainya.

Apa yang menyebabkan pengangguran ini belum bisa diselesaikan secara tuntas ?, Adakah solusi yang bisa menyelesaikan ancaman pengangguran ?.

Kegagalan Pemerintah Atasi Pengangguran

Tingginya angka pengangguran dari lulusan SMK ini membuktikan kegagalan pemerintah dalam menggalakkan industri di tanah air dan adanya kesalahan rancangan pendidikan dalam kaitannya program pembangunan.

Kebijakan pemerintah yang membuka ribuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), tidak diikuti dengan program industrialisasi yang menampung para lulusan. Tidak adanya kesinambungan kebijakan membuka ribuan SMK dengan strategi industrialisasi di Indonesia.

Akibatnya dengan banyaknya SMK ini justru meningkatkan angka pengangguran di tanah air secara signifikan dan menjadi masalah baru dalam ekonomi nasional.

Di sisi lain, juga menunjukkan lemahnya industrialisasi karena industri yang ada bukan berdasarkan kebutuhan namun mengikuti pesanan oligarki .

Oligarki inilah yang sudah mengakar dan menguasai sitem ekonomi dan politik di Indonesia, yang mampu mengendalikan kebijakan-kebijakan yang ada. Sehingga regulasi tidak berpihak pada rakyat, tetapi berpihak kepada pemilik modal yang mengeruk keuntungan dari sebuah kebijakan pemerintah. Oligarki inilah dianggap sebagai biang kerok Indonesia tidak sejahtera.

Di Indonesia oligarki sudah sangat mengusai sistem politik dan ekonomi kita. Bahkan regulasi yang ada sudah banyak campur tangan mereka. Sistem pemerintahan kita sudah dikendalikan oleh mereka (oligarki) yang kerap dianggap sebagai pemodal baik di politik maupun ekonomi. Maka dari itu pemerintah kita lemah dalam menentukan kebijakan. Kebijakan berpihak dan menguntungkan mereka, dibandingkan ke rakyat.

Ketidakmampuan pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, namun juga melemahkan secara substansial upaya penanggulangan kemiskinan yang bermartabat. 

Hingga kini jutaan orang masih berstatus pengangguran, bekerja namun tidak produktif, bekerja namun tetap miskin, dan jutaan lainnya menjadi TKI di penjuru dunia dengan mempertaruhkan nyawa demi untuk menghidupi keluarga.

Hal ini memperlihatkan kepada kita bahwa sistem saat ini yaitu kapitalisme, sebuah sistem yang melahirkan aturan hidup berdasarkan akal manusia yang serba keterbatasan termasuk dalam menuntaskan pengangguran. 

Sehingga sistem kapitalisme terbukti tidak mampu dalam memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya, yang ada justru rakyat kalah bersaing dengan pekerja dari luar.

Lantas, adakah cara bagaimana menuntaskan masalah pengangguran?. Jawabannya pasti ada, jika kita mau mengembalikan aturan hidup dengan Islam, maka Islamlah yang akan memberikan solusi. 

Islam Mengatasi Pengangguran

Solusi yang paling ampuh adalah dengan kembali pada aturan yang lahir langsung dari Sang Pencipta yaitu Allah SWT. Karena Islam merupakan agama yang tidak hanya mengatur perkara ibadah saja namun perkara kehidupan pun Islam punya aturannya seperti aturan tentang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lainnya termasuk menyelesaikan masalah pengangguran.

Dalam Islam ada beberapa langkah yang akan dilakukan oleh seorang pemimpin dalam mengatasi pengangguran, karena pemimpin merupakan penanggungjawab atas kepengurusan rakyatnya. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang menyatakan bahwa :

Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari).

Adapun langkah yang bisa diambil, antara lain sebagai berikut : 

Pertama, pendidikan. Pendidikan dalam negara yang menerapkan syariat islam akan dengan mudah didapatkan bahkan gratis. Tidak hanya itu rakyat itu dibebaskan untuk memilih sesuai dengan potensinya, termasuk memberikan keahlian atau keterampilan kepada rakyat terutama bagi laki-laki yang memiliki kewajiban bekerja.

Islam juga merancang sistem pendidikan yang tepat. Pendidikan adalah tangga dalam karir, karena itu ukuran baik atau tidak suatu pendidikan di mata masyarakat adalah sejauh mana anak-anak mereka dapat bekerja selepas lulus. Di samping itu, pendidikan pun memiliki kepentingan agar para alumninya betul-betul terserap dalam dunia kerja secara memadai.

Kedua, sarana dan prasarana. Menyiapkan sarana dan prasarana bagi semua rakyat terutama bagi laki-laki supaya mau bekerja. Seperti memberikan modal dengan cuma-cuma dan lainnya.

Ketiga, membuka lapangan pekerjaan untuk laki-laki. Kewajiban bekerja hanya untuk laki-laki saja, ini semua demi menghilangkan persaingin antara tenaga perempuan dan laki-laki. Kecuali pekerjaan yang mengharuskan dilakukan oleh perempuan. Misalnya : guru, dokter, dan sebagainya.

Keempat, sektor industri. Sektor industri dalam Islam akan lebih banyak menyerap tenaga dalam negeri dan dikelola langsung oleh negara. Dengan tujuan agar rakyat mudah mendapatkan pekerjaan dan tidak ada yang menganggur.

Dengan beberapa langkah di atas Islam mampu menyelesaikan angka pengangguran, dengan demikian kesejahteraan akan dirasakan oleh umat Islam dan umat nonmuslim pun akan merasakannya. 

Lantas, masihkan kita ragu dengan solusi yang telah ditawarkan oleh Islam ? Solusi yang datangnya langsung dari Sang Khalik yang berupa seperangkat aturan yang sering disebut dengan syariat Islam. 

Tujuan diturunkannya syariat Islam adalah untuk kebaikan seluruh umat manusia baik di dunia maupun di akhirat. Kemaslahatan hidup manusia, baik ruhani maupun jasmani, individual maupun sosial.

Wallahualam


Oleh: Ning Hari W.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar