Topswara.com -- Hari libur biasanya digunakan untuk istirahat, bersantai, berwisata bersama keluarga, setelah satu pekan beraktivitas. Tetapi bagi Muslimah pejuang syariah hari libur tetaplah untuk dakwah, berjuang demi tegaknya peradapan Islam.
Healing-nya pengemban dakwah adalah bertemu berkumpul bersama bestie shalih para pengemban dakwah yang akan saling menguatkan, mengukuhkan, curhat dalam mencari solusi, me-recash untuk tetap istiqamah dalam jalan dakwah.
Apalagi hidup dalam sistem sekularisme saat ini, pasti banyak sekali ujian yang kita hadapi. Dari biaya hidup yang tinggi, pendidikan, kesehatan, pergaulan, lingkungan yang buruk, tidak aman, banyak tindak kriminal dan masih banyak lainnya. Kehidupan semakin sulit dengan naiknya barang-barang kebutuhan pokok. Harga ayam dan telur yang meroket membuat rakyat semakin menjerit.
Demikian pula ujian bagi pengemban dakwah akan terasa lebih berat. Dakwah akan dipersekusi, dikatakan radikal, penuh ancaman dan hambatan. Sesulit, seberat apapun dalam mengemban dakwah harus tetap istiqamah. Allah dan Rasul memerintahkan tetap istiqamah.
Sebagaimana firman Allah SWT di surat Hud 112:
فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
"Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
Jalan dakwah memang tidak selalu mudah, banyak hambatan, rintangan, halangan. Dakwah butuh sikap yang kukuh, yakin, sabar, istiqamah, cerdas, kreatif. Untuk meraihnya, kesehatan untuk menggapainya dan menejemen diri untuk mewujudkannya.
Beragam ujian tersebut sengaja Allah hadirkan untuk mengetahui siapa di antara kita semua yang paling baik amalnya. Saat ujian datang hanya kalimat istirja’ obatnya yaitu ucapan إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهَ رَاجِعُونَ yang artinya “Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.”
Hendaknya bagi seorang mukmin itu mengakui bahwa semua yg ada di dunia hanyalah milik Allah. Dunia ini adalah medan perjuangan seorang mukmin untuk menjadi sebaik-baik hamba. Musibah yang menimpa seorang mukmin tidak lain adalah untuk mengangkat kedudukan, dibesarkannya pahala dan sebagai sarana penggugur dosa.
Ngaji dan dakwah adalah pilihan, apapun pilihan kita pasti ada resikonya. Pilihlah hidup yang istimewa yaitu jalan dakwah untuk tegaknya syariah Islam kaffah, jangan yang biasa-biasa saja. Karena dakwah adalah aktivitas luar biasa, yaitu aktivitas para nabi. Pengemban dakwah adalah pewaris para nabi dan surga balasannya.
Beratnya dakwah menyeru dalam kebenaran dalam sistem sekularisme tidak membuat langkah para pejuang muslimah syurut. Saat takut dalam menyampaikan kebenaran maka kejahatan akan menang. Sebagaimana Rasulullah berdakwah respons yang didapat tidak hanya dukungan, tapi lebih banyak cacian, makian, deraan siksaan dan lain sebagainya.
Ketuklah pintu langit, karena tidak ada keberhasilan tanpa campur tangan Allah. Hanya Allahlah yang bisa membolak-balikkan hati dan memberikan hidayah seseorang.
Mantapkan hati berjuang dalam jamaah pejuang muslimah syariah khilafah, karena janji Allah untuk tegaknya peradapan Islam itu pasti terwujud. Kuatkan kesabaran dan tawakal dalam menghadapi tantangan dan hambatan. Jangan pantang menyerah dan putus asa, sesungguhnya Allah ma anna (Allah bersama kita)
Terus berjuang dijalan Allah, besti saleh sampai Allah memanggil kita. Rasa lelah, letih akan Allah ganti dengan surga. Karena Istirahatnyanya orang beriman kelak adalah di surga-Nya.
Kapitalisme, sekularisme pasti hancur karena tidak sesuai dengan fitrahnya manusia. Dan hanya ideologi Islamlah yang wajib kita terapkan sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan Allah sebagai Al-Khaliq dan Al-Muddabir agar kita selamat di dunia dan akhirat.
Oleh: Yesi Wahyu I.
Aktivis Muslimah
0 Komentar