Topswara.com -- Psikolog Anak, Elly Risman mengungkapkan negeri ini sudah tidak lagi mengalami busung lapar, tetapi berganti dengan busung ayah.
"Anak inilah, berayah dia ada, berayah dia tiada. Ini yang saya anggap anak-anak yang menderita 'busung ayah'. Jadi, negeri ini sudah tidak mengalami busung lapar karena ketersediaan lapar perut, tapi lapar jiwa," ujarnya dalam Meet The Spesialist: Bahaya! Beginilah Pergaulan Anak Zaman Sekarang di YouTube Alanabi ID, Sabtu (13/5/2023).
Menurutnya, kebanyakan orang tua, utamanya seorang ayah sudah merasa berperan karena mencari nafkah, padahal itu belum cukup. Karena, dalam pengasuhan, bukan hanya ibu, tetapi peran ayah menjadi vital dalam keluarga.
Elly pun mengimbau para orang tua agar sering look in atau melihat kedalam diri, apakah pola pengasuhan yang diberikan kepada anak sudah cukup atau belum. Menurutnya, hal yang paling penting adalah membangun attacment antara orang tua dan anak sejak anak usia dini karena akan berpengaruh hingga anak dewasa.
"Saya mengimbau ada gerakan look in, lihat ke dalam diri kita. Gerakan look in ini perlu karena banyak sekali kita merasa sudah berfungsi, sudah berperan mencari nafkah, tapi coba tanyakan tentang kelengketan anak kepada orang tuanya. Kelengketan atau attachment itu dimulai saat usia 0 sampai 5 tahun. Di atas lima tahun, sudah kadaluarsa, anak enggak mau lagi sama kita. Lewat di atas 5 tahun, maaf ya, bahasa sehari-hari, 'Elu ke mane aje? Saat gue butuhin banget elu, elu ke mana?' Enggak bisa. Sama halnya dengan makanan, dia enggak mau makanan kadaluarsa," terangnya.
Elly menjelaskan secara gamblang bahwa yang menentukan attachment adalah ayah. "Yang menentukan atachment itu ayah, bukan ibu. Sekarang gini, bikin anak sendiri atau berdua? Yang aktif dalam persetubuhan itu sperma atau sel telur? Sperma. Sperma sekali muncrat itu jutaan, tapi dari jutaan itu yang jalan cuma satu mengalahkan jutaan lainnya. Jadi, sebetulnya dalam pengasuhan ini yang paling banyak aktif adalah ayah. Kan berawal dari sperma tadi? Maka, kelengketan atau attacment tadi itu yang menentukan ayah. Ayah sebetulnya ingin anaknya di asuh sama siapa? Sama orang tuanya, ART atau nenek? Ayahlah yang menentukan. Kalau ayah mengizinkan istrinya bekerja juga, jadi ayah yang mengambil keputusan, bahwa memang sejak tiga bulan anak ini tidak punya kelengketan," jelasnya.
Ia juga mengingatkan para orang tua agar jangan terjebak dengan pemahaman umum bahwa ibu yang paling berperan dalam pengasuhan.
"Kenapa pengasuhan banyak dilakukan oleh ibu-ibu? Karena ibu adalah madrasah, ibu lebih dekat dengan anak, surga di telapak kaki ibu dan macam-macam lainnya, Nah jangan kejebak tuh! Bikin anak berdua, ngurus anak sendiri, gila enggak?" paparnya.
Bunda Elly, sapaan akrabnya juga menilai, di masa ia muda dahulu banyak terjadi kekeliruan pola asuh yang dilakukan generasi saat itu yang hanya berorientasi sukses secara akademis.
"Terus terang, memang kesalahan di angkatan saya. Jadi, dulu angkatan saya itu mendidik anak-anak kami untuk sukses secara akademis supaya nanti bisa kerja di tempat yang bagus, penghasilannya bagus, dan dia sukses. Tapi, di saat yang sama, dia enggak siap mejadi suami dan menjadi ayah, merasa enggak apa-apa nenek yang jaga anak-anak, padahal nenek seluruhnya jiwa, tenaga, tulang dan hormonnya tidak di-desain Allah untuk mengasuh cucu," tuturnya.
Amanah Allah
Bunda Elly juga mengingatkan bahwa anak adalah amanah dari Allah yang mesti dibesarkan dan dididik dengan sebaik-baiknya. "Masalahnya juga kita sering lupa menempatkan bahwa anak kita itu amanah Allah. Ibu, ayah yang hebat dalam membesarkan anaknya adalah orang-orang yang merasa ini adalah amanah Allah, no matter what jungkir balik harus cari nafkah, namun harus ngasuh anak juga, harus ngurus keluarga juga," ucapnya.
Menurutnya, belajar parenting itu sederhana. "Sebenarnya parenting itu sederhana kok, hanya mau artinya mau segala macam. mau belajar, mau jadi ayah, mau jadi ibu, judulnya tinggal mau doang," bebernya.
Menurutnya, tugas orang tua ialah memberikan fondasi terbaik dan terus melibatkan Allah di dalam pola asuhnya.
"Pakai tekhnik parenting yang bagaimana juga itu cuma alat atau cara. masa depannya bukan kita yang bentuk, masa depan itu milik Allah, kita mengasuh dan beri pondasi yang sebaik-baiknya karena masing-masing anak punya nasibnya sendiri, anak punya jalan hidupnya masing-masing," tandasnya.[] Tenira
0 Komentar