Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Politik Itu Baik, Mengapa Masyarakat Apatis?


Topswara.com -- Politik merupakan sesuatu yang cukup krusial dalam kehidupan. Tidak seorang pun bisa menghindari politik karena setiap orang pasti hidup di suatu negara, sedangkan negara adalah organisasi politik tertinggi. 

Secara etimologi, kata politik berasal dari bahasa Yunani yaitu “polis” yang berarti kota yang berstatus negara (city state). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, politik adalah suatu pengetahuan tentang ketatanegaraan atau kenegaraan, seperti sistem pemerintahan dan juga dasar pemerintahan. 

Sehingga hakikat politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam Negara.

Indonesia sebagai negara yang menganut sistem politik demokrasi, dalam sejarahnya telah mengalami tiga fase pemerintahan, yaitu Demokrasi Terpimpin  atau Orde Lama, Orde Baru dan Era Reformasi. Era Reformasi berlangsung mulai 1998 hingga saat ini. Meski beberapa kali mengalami pergantian fase pemerintahan, namun kehidupan rakyat secara umum tetap jauh dari kata sejahtera.

Sebagaimana kondisi sosial ekonomi rakyat, kondisi perpolitikan di Indonesia saat ini juga mengalami keterpurukan.  Banyak politisi dan pejabat yang terlibat kasus korupsi, namun tidak malu memamerkan gaya hidup mewah, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya. dan lupa akan tugasnya mengurus kepentingan rakyat. 

Biaya politik yang mahal menyebabkan posisi politik hanya diduduki oleh para elit dan kalangan berduit. Tingginya biaya yang harus dikeluarkan calon politikus dianggap “modal” yang  harus dikembalikan. 

Maka tidak heran ketika telah berhasil  menduduki jabatan atau posisi tertentu yang diinginkan, dengan berbagai cara mereka berusaha mengembalikan “modal”  tersebut. 

Wajar jika budaya suap, fitnah dan saling jegal mewarnai dunia perpolitikan di tanah air tercinta, demi eksistensi sang politikus atau pejabat dalam lingkaran kekuasaan
Selain mahal, perpolitikan di Indonesia juga sarat pencitraan yang baik. 

Seorang pejabat atau pemimpin di mata publik harus  terlihat peduli dan mengerti problematika rakyatnya, meski sebetulnya abai kepentingan rakyat dan  tidak punya kemampuan yang memadai untuk mengurus Negara dan warganya. Bagi mereka, kehormatan jauh lebih penting dari kompetensi

Berpijak pada realita tersebut, tidak heran apabila masyarakat berpendapat bahwa politik itu kotor dan harus dijauhi. Pada akhirnya, masyarakat menjadi apatis, benci dan alergi dengan politik dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya.

Padahal sejatinya, politik itu baik dan memiliki tujuan mulia. Karena secara praktis, politik merupakan aktivitas yang berhubungan dengan pengorganisasian urusan umat dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Dalam Islam, politik dikenal dengan istilah siyasah. Jika yang dimaksud politik adalah siyasah yang mengatur segenap urusan umat, maka Islam sangat menekankan pentingnya siyasah. Islam sangat mencela orang-orang yang tidak mau tahu urusan umat.

Salah satu hadis Rasulullah SAW berkenaan dengan  penggunaan kata politik (siyasah) diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA: “Dahulu Bani Isra’il dipimpin oleh para nabi(tasusuhumul anbiya). Setiap kali seorang nabi meninggal, ia akan digantikan oleh nabi (lain). Namun sungguh tidak ada nabi lagi sesudahku, dan sepeninggalku akan ada para khalifah lalu jumlah mereka akan banyak".

Berpijak pada hadis ini, siyasah itu makna awalnya adalah mengurusi urusan umat. Berkecimpung dalam politik berarti memperhatikan kondisi kaum Muslim dengan cara menghilangkan kezaliman penguasa pada kaum Muslim dan melenyapkan kejahatan musuh kafir dari mereka. 

Tetapi jika siyasah diartikan sebagai orientasi kekuasaan, maka sesungguhnya Islam memandang kekuasaan hanya sebagai sarana untuk  menyempurnakan pengabdian kepada allah SWT.

Orientasi utama politik Islam terkait dengan masalah kekuasaan yaitu tegaknya hukum-hukum Allah di muka bumi, Karena sejatinya kekuasaan tertinggi di jagat raya ini adalah  kekuasaan Allah. Sementara, manusia hanyalah makhluk lemah yang sama sekali tidak memlliki kekuasaan. Bahkan Islam menentang adanya penguasaan absolut  seorang manusia atas manusia yang lain. 

Wallahu A’lam.











Oleh: Puji SR
Sahabat Topswara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar