Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Permenaker 5 Tahun 2023 Memiskinkan Kaum Buruh


Topswara.com -- Sudah jatuh tertimpa tangga, seperti itulah yang dirasakan rakyat sekarang. Sudahlah melarat, terus saja diperas bak sapi perah yang sudah kering air susunya, bahkan darahpun tidak mampu untuk keluar lagi. Itulah wajah ekonomi kapitalisme yang dibalut dengan apik, yaitu kebijakan yang hanya menguntungkan para pengusaha.

Pada 7 Maret, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah meneken Permenaker no 5 tahun 2023 tentang Penyesuaian Waktu Kerja dan Pengupahan pada Industri Padat Karya Tertentu Berorientasi Ekspor yang Terdampak Perubahan Ekonomi Global. Jakarta,CNBC Indonesia(18/3).

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebut pemotongan upah buruh 25 persen lebih kejam dari pinjaman online (pinjol), iapun menginstruksikan agar para pekerja segera membuat laporan polisi jika terdapat perusahaan yang memotong upah, atau upah di bawah minimum, saidpun menegaskan bahwa perusahaan telah melanggar UU Ketenagakerjaan  dan bahkan UU Cipta Kerja, yang akan dikenai sanksi hukuman satu tahun penjara karena terkategori sebagai tindakan kejahatan, karena memberikan upah di bawah minimum. Kompas.com(31/3).

Alih-alih UU yang disahkan mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat, sebaliknya rakyat makin tersengsarakan, belum genap 3 tahun UU Cipta Kerja Omnibus law yang disahkan nyatanya tidak membuat rakyat makmur namun kemiskinan kian menjamur. Potret penguasa sistem ekonomi kapitalisme di mana peran negara sebagai regulator yang menguntungkan para pengusaha.

Cengkaram pemiskinan yang sengaja dibuat oleh penguasa adalah bentuk terciptanya program-program yang hanya mendatangkan wacana pencitraan bagi para penguasa, yang ujung-ujung rakyat hanya dijadikan kambing hitam atas segala kepentingan dan manfaat belaka.

Dampak dari upah yang kian tidak sepadan ini tentu saja mendatangkan banyaknya faktor kesulitan, salah satunya kesehatan yang kian terabaikan, maka wajar jika generasi saat rentan terpapar banyak penyakit menular dikarenakan asupan gizi yang jauh dari cukup.

Itulah potret sistem kapitalisme sekularisme, penguasa yang jauh dari ketaatan kepada Allah SWT, hingga jauh dari tatanan akidah yaitu syariah Islam. Amanah yang seharusnya memiliki peran dan fungsi sebagaimana mestinya, bukan sebaliknya bersenang-senang diatas penderitaan rakyatnya, berbeda terbalik dengan sistem Islam yaitu penguasa sebagai corong lahirnya generasi-generasi yang gemilang dan bertakwa kepada sang pencipta.

Seorang khalifah harus memiliki kepribadian yang luhur dan mulia, landasan keimanan dan ketakwaan yang kuat, hingga setiap persoalan akan diselesaikan sesuai dengan tuntunan syariah, tidak akan menzalimi ataupun menyusahkan rakyatnya.

Seorang pemimpin harus bisa diterima oleh rakyatnya (acceptable), mencintai dan dicintai umatnya, mendoakan dan didoakan oleh umatnya. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW. “Sebaik-baiknya pemimpin adalah mereka yang kamu cintai dan mencintai kamu, kamu berdoa untuk mereka dan mereka berdoa untuk kamu. Seburuk-buruk pemimpin adalah mereka yang kamu benci dan mereka membenci kamu, kamu melaknati mereka dan mereka melaknati kamu.” (HR Muslim).


Oleh: Maya Ernitasari
Aktivis Muslimah Kota Medan
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar