Topswara.com -- Menjadi kerinduan bagi umat untuk bisa bertemu dengan Ramadhan. Selain karena bulan itu bertabur akan pahala dan keberkahan dari Allah, juga bertabur pengampunan untuk hamba-hamba pendosa, sebagai kesempatan untuk berbenah, memperbaiki diri dan kualitas ibadah dalam hidup.
Sejatinya, Ramadhan menjadi bulan yang mendatangkan ketenangan dalam jiwa. Penyegar bagi tandusnya hati yang terkotori oleh carut marut dunia yang fana.
Namun sayangnya ketenangan yang diharapkan itu, tidak serta merta didapatkan oleh seluruh kaum muslim.
Sebagaimana saudari seiman kita di Palestina yang mendapatkan gempuran serangan dari penjajah Zionis Israel.
Pasukan Israel menyerbu jemaah Palestina yang tengah beribadah di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem timur, pada Selasa (4/4) malam.
Jemaah dari Palestina terpaksa meninggalkan lokasi akibat serangan tersebut. Dikutip dari Middle East Eye, lusinan petugas bersenjata berat menyerbu lokasi tersebut dan menembakkan gas air mata serta granat kejut.
Lokasi yang diserbu ruangan shalat Qilbi, tempat ratusan pria, wanita, anak-anak dan orang tua, menghabiskan malam untuk beribadah di bulan Ramadhan.
Para tentara tersebut menyerang jemaah dengan pentungan dan senjata anti huru-hara, melukai banyak orang. Dilihat dari unggahan Shehab Agency yang biasa menyiarkan kabar dari Palestina, serangan itu disebut dilakukan terhadap jemaah dengan kejam.
Pasukan Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya menangkap puluhan "perusuh" dari Masjid al-Aqsa. Apa yang mereka lakukan diklaim untuk menciptakan ketertiban, sebagaimana berita ini dilansir dari kumparanNews.
Isu tentang kekejian yang dilakukan oleh zionis Israel bukan lagi berita baru, akan tetapi menjaid pemberitaan yang tidak ada habisnya dari waktu ke waktu, sejak ketiadaan khalifah' kaum muslimin.
Penindasan yang mereka lakukan atas dasar merasa berhak akan Al-Quds, menjadikan mereka kian arogan yang merasa berkuasa. Belum lagi setiap tindakan yang mereka lakukan ini seolah berhasil membungkam seluruh penguasa negeri-negeri kaum muslimin.
Pemimpin negeri kaum muslimin hanya mampu mengecam, memberikan statement tanpa memberikan sikap tegas untuk memerangi apa yang telah dilakukan musuh Allah itu.
Miris memang ketika kita menyaksikan ketidakmampuan kaum muslimin hari ini dalam memperjuangkan keselamatan bagi saudara-saudara seimannya. Tersebab saat ini kaum muslimin dalam kondisi tidak perdaya tanpa adanya kepemimpinan Islam.
Kaum muslimin hanya mampu untuk berdoa dan mengirimkan bantuan demi bantuan bersifat materi baik itu sandang, pangan ataupun obat-obatan. Serta mengopinikan kebejatan zionis Israel agar mampu membuka lebar mata seluruh manusia di penjuru bumi ini.
Akan tetapi kita memiliki langkah yang lebih nyata untuk memerangi tindakan semena-menanya zionis Israel ini. Yakni dengan menerapkan hukum-hukum Allah, dengan kembali menegakkan naungan pelindung kaum muslimin, yakni naungan khilafah islamiah.
Sebab, yang mampu untuk melawan tindakan keji suatu negara ialah negara. Sebagaimana di zaman Rasulullah, ketika daulah pertama kali tegak di Madinah, Rasulullah SAW benar-benar menyelesaikan persoalan politik luar negeri dengan kaum Yahudi setegas mungkin.
Memberikan sanksi pada yahudi BAni Qainuqa yang ingkar akan perjanjian mereka. Kemudian mengusir Bani Nadhir atas sikap tidak tunduk mereka akan aturan daulah. Serta memerangi Bani Quraizhah yang mengkhianati bahkan mengancam keamanan Daulah.
Sikap seperti ini hanya mampu dilakukan ketika kaum muslimin terangkum dalam satu kepemimpinan utuh yaitu khilafah islamiah. Hingga menjadikan kehormatan dan kemuliaan kaum muslim terjaga, tidak akan ada bangsa yang bersikap semena-mena terhadap mereka.
Pun, dengan adanya khilafah sajalah kaum muslimin di Palestina mampu untuk merdeka atas tanah Syam yang Allah titipkan pada mereka. Sebagaimana juga khilafah tidak hanya akan fokus pada Palestina saja, akan tetapi juga akan mampu menyelamatkan seluruh kaum muslimin di setiap penjuru bumi, yang mana saat ini mereka terjerat dalam kubangan sistem kufur buatan penjajah. Baik itu muslim Kahsmir, Pataya, Rohingya maupun Uighur serta kaum muslimin di negara minoritas kaum muslim hari ini.
Maka untuk itu, selayaknya kita sebagai saudara seiman bagi sesama muslim menjadi keharusan bagi kita untuk memperjuangkan agama ini dengan serius.
Dengan bersungguh-sungguh dan tidak hentinya memohon pertolongan pada Allah. Sebab boleh jadi dengan perjuangan penegakan kembali Daulah Islam ini lah kelak kita akan memiliki hujjah di hadapan Allah SWT saat nanti ditanyakan apa yang telah kita lakukan untuk saudara seiman kita yang saat ini terzalimi keadaannya.
Wallahua'lam Bisshawwab.
Oleh: Tri Ayu Lestari
Penulis, Aktivis Dakwah
0 Komentar