Topswara.com -- Lebaran sebentar lagi. Tradisi mudik pun ramai dilakukan. Namun sayang, mudik yang selalu dilakukan setiap tahun tidak dibarengi dengan perbaikan moda transportasi. Padahal dari tahun ke tahun jumlah pemudik cenderung selalu naik.
Tahun 2023, jumlah pemudik mencapai 123, 8 juta. Jumlah tersebut naik sebesar 47 persen secara nasional jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Beragam masalah mudik selalu menjadi sorotan. Salah satunya, harga tiket yang selalu mengalami kenaikan saat mudik menjelang. Istilah toeslag, selalu menjadi hal tidak mengenakkan saat mudik. Biaya perjalanan naik hingga 2-3 kali lipat daripada harga normal.
Fakta nyata tampak saat para santri di Jawa Timur, nekat mudik tanpa perlindungan keamanan yang memadai. Keadaan serupa pun banyak tampak di sekitar jalan Pantura. Pemudik motor berduyun-duyun bersama keluarga tercinta melintasi jalanan panjang tanpa mengindahkan keselamatan perjalanan.
Karena mahalnya biaya transportasi umum menjelang hari raya. Tidak hanya soal harga, kendaraan untuk mudik pun jumlahnya jauh dibawah standar, baik jumlahnya maupun kualitasnya. Banyaknya kecelakaan saat mudik, mencerminkan bahwa tak ada persiapan ekstra pada mesin-mesin kendaraan.
Mengabaikan maintenance yang seharusnya dilakukan berkala demi keamanan berkendara. Selain masalah harga tiket dan kendaraan. Masalah keamanan jalanan pun menjadi fokus utama.
Banyaknya jalanan rusak, diperbaiki dadakan saat menjelang puasa dan lebaran. Namun, setelah waktu mudik selesai, jalanan kembali rusak, banyak lubang sehingga mengancam keselamatan para pengguna jalan.
Sayang sekali, begitu banyak masalah menjelang mudik lebaran. Dan semuanya belum bisa tuntas terselesaikan hingga kini. Justru, semua masalah ini menjadi masalah langganan setiap tahun.
Kebutuhan mudik merupakan salah satu kepentingan masyarakat. Demi menjaga tali silaturahmi dengan kerabat keluarga. Namun, sistem yang saat ini diterapkan tak mampu wujudkan impian rakyat berupa mudik aman dan nyaman. Sistem kapitalisme sekuleristik menetapkan segala kebijakan hanya berpijak pada prinsip untung rugi bagi para kapitalis.
Tanpa menilik, urgensi pelayanannya kepada rakyat. Semestinya, kedudukan pemimpin dikembalikan pada fungsi utamanya, yaitu sebagai pelayan rakyat. Dalam hal ini, negara pun wajib melayani rakyat untuk memenuhi setiap kebutuhan moda transportasi aman bagi setiap individu. Karena setiap keselamatan nyawa individu adalah kewajiban negara dalam menjaganya.
Paradigma Islam memberikan gambaran sempurna tentang tata kelola dan pengaturan kebutuhan rakyat oleh negara. Konsep sistem Islam mengintegrasikan antara aturan agama (yaitu syariat Islam) dengan aturan kehidupan. Sehingga pelayanan terhadap rakyat adalah prioritas utama.
Dalam hal penyediaan fasilitas transportasi aman adalah tanggung jawab negara seutuhnya. Demi kenyamanan dan keamanan seluruh masyarakat selama melakukan perjalanan.
Gemilangnya Islam tertanam kuat dalam sejarah peradaban dunia. Salah satunya pembangunan jalan yang memfasilitasi seluruh kebutuhan masyarakat. Perbaikan dan pembangunan jalan raya banyak dilakukan pada masa Kekhilafahan Umayyah.
Masa Khalifah Al Walid bin Abdul Malik. Khalifah sangat memperhatikan rute menuju negerinya demi memudahkan perjalanan menuju Baitul Haram (Buku "Bangkit dan Runtuhnya Bani Umayyah" karya Prof. Dr. Abdussyafi Muhammad Abdul Lathif). Bahkan dalam pembangunan jalan tersebut, disetting untuk memenuhi seluruh kebutuhan rakyat selama dalam perjalanan.
Seperti pembuatan keran-keran air untuk memudahkan para musafir mendapatkan air minum dan kebutuhan air bersih dalam perjalanan. Luar biasa. Masa inilah, salah satu masa gemilangnya Islam.
Karena seluruh kebijakan dan pelayanan dilaksanakan sempurna berdasarkan syariat Islam yang menyeluruh. Semua lapisan masyarakat ketenangan, kenyamanan dan stabilitas yang luar biasa.
Sebagai kaum muslimin, selayaknya kita tak meragukan Islam sebagai pedoman aturan kehidupan. Karena hanya dengan sistem Islam-lah, kejayaan dan kesejahteraan rakyat dapat diraih sempurna dan menyeluruh. Sistem Islam dalam wadah institusi khas, yaitu Khilafah manhaj An Nubuwwah. Satu-satunya sistem dan pengaturan teladan yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Wallahu a'lam bisshawwab.
Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
0 Komentar