Topswara.com -- Marah pada dasarnya suatu hal yang naluriah bagi manusia karena merupakan penampakan dari naluri baqa' (mempertahankan diri), hanya beda pengungkapan dan ekspresi saja.
Di dalam diri anak marah terkadang dengan pukulan, terkadang melemparkan semua alat yang ada di sekitarnya, membanting mainannya, menjambak, ngegebukin dan sebagainya.
Pada posisi anak usia dini ini tentunya masih bisa ditolerir, namun di posisi usia prabaligh dan dewasa tentunya sudah tidak pantas untuk mengungkapkan kemarahan seperti demikian.
Maka perlu memahami penampakan dan gejala marah ini pada anak usia dini, dan mengikuti perkembangannya apakah gejala emosional marah itu akan berlangsung ketika umur bertambah ataukah akan berkurang bahkan hilang karena sudah bisa dikendalikan.
Kemarahan anak yang cenderung agresif sebenarnya dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti anak mencari perhatian, janji pada anak yang tidak kita tepati, dipaksa untuk disiplin, cemburu pada saudara, orang tua yang terlalu mendikte, tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan atau bahkan mereka meniru orang tua mereka sendiri.
Jika orang tua berteriak jika sedang berbicara, maka anakpun akan demikian. Namun jika orang tuanya baik hati dan lemah lembut, maka anakpun akan menjdi baik hati dan lemah lembut.
Kemarahan anak bisa dikendalikan dalam dua hal, pertama memberikan informasi tentang konsep marah, dampaknya dan bagaimana mengungkapkan kemarahan karena Allah, misalkan marah karena ada orang yang menghina agama Allah, marah kepada musuh Allah, kepada orang-orang kafir yang memerangi Allah, marah kepada setan yang berwujud manusia yang suka menggoda dsb. Informasi ini diolah dengan proses berpikir. Berikutnya ajari anak tentang konsep bersabar /menahan diri dari perbuatan yang dilarang Allah.
Kedua, membuang rangsangan marah atau pemantik kemarahan anak, misalkan menghadapi rebutan mainan sebisa mungkin ayah bunda melerai dengan bijak sesuai standar syariah dan tidak mengabaikan hak salah satu diantara anak, meskipun diantara mereka tidak ada yang mau mengalah.
Bijaksananya ayah bunda ini akan lebih membantu kebaikan suasana dibandingkan memarahi kakak yang tidak mau mengalah dan memenangkan sang adik. Ini akan membuat kearahan sang kakak semakin memuncak ke adik atau sakit hati ke ayah dan bunda.
Bila tidak memungkinkan memberikan nasehat, maka pengalihan untuk melakukan aktifitas lainnya yang berguna buat anak sangatlah bisa, karena sifatnya naluri memang bisa dialihkan. Bila kemarahan anak memang memuncak, tuntunlah dia beristighfar lalu melakukan wudhu[]
Oleh: Ustazah Yanti Tanjung
Pemerhati Keluarga dan Anak
0 Komentar