Topswara.com -- Bulan Ramadhan masih di hadapan mata. Akan tetapi, kejahatan dalam kehidupan belum juga sirna. Justru, yang terjadi malah sebaliknya. Kejahatan makin merajalela di tengah suasana Ramadhan, yang seharusnya dipenuhi permintaan ampun pada Allah SWT. Sang Pencipta manusia dan alam semesta.
Melalui sedikit goresan pena saya, izinkan saya sedikit berbagi pengalaman. Ya, tentang beragam kejahatan yang tidak pandang bulu menghampiri. Kebetulan saya memesan suatu barang dari Yogyakarta. Toko tempat saya membeli barang, belum pernah saya kenal sebelumnya.
Namun, dari beragam statusnya. Saya pikir toko ini cukup meyakinkan, dengan sekian banyak reseller yang menjualkan kembali barangnya. Singkat cerita, saya akhirnya membeli barang dari toko tersebut.
Namun, saat hari pengiriman, tetiba saya mendapat pesan WhatsApp dari tim kurir. Pesannya berupa permintaan nomer resi, demi mencegah pengiriman barang ilegal via agen pengiriman tersebut.
Akan tetapi, kejanggalan mulai tampak, saat saya diminta mentransfer sejumlah uang, ke nomor rekening yang disebutnya sebagai nomer verifikasi barang. Kemudian muncul nominal "kode" yang harus ditransfer. Saat itu, saya diminta transfer sekitar Rp 1,5 juta. Segala proses ini dilakukan, agar saya mendapat kode verifikasi dan barang pesanan saya baru dapat diproses untuk pengiriman ke alamat tujuan.
Modus penipuan ini tengah marak dilakukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Di saat "gairah" belanja individu menjadi virus yang membabi buta. Di sinilah kita butuh kehati-hatian ekstra, atas segala ulah oknum kejahatan. Salah-salah kita bisa jadi sasarannya. Untungnya, saya tidak melakukan transfer yang diperintahkan oknum tersebut.
Kita pun seharusnya dapat memanage segala keinginan. Sehingga dapat tegas membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Jangan jadikan diri ini sebagai korban kapitalisme yang hedonis. Dalam hal ini kita semua butuh ilmu sempurna yang terintegrasi. Yaitu ilmu syariat Islam yang senantiasa harus terintegrasi dalam setiap hal yang akan kita perbuat.
Betapa banyaknya modus kriminalitas yang dijadikan jalan oleh oknum yang tak bertanggung jawab. Tentu saja, oknum-oknum tersebut pasti berkomplot dalam jejaring. Inilah wajah rusak sistem yang saat ini tengah diterapkan.
Saat seorang individu membutuhkan biaya penghidupan demi memenuhi kebutuhan kesehariannya, tetapi jalan yang dipilih adalah jalan yang keliru. Yaitu dengan melakukan penipuan. Dan kasus semacam ini semakin subur dan menjamur di negeri ini. Jelaslah terbukti bahwa sistem saat ini, benar-benar tak menjanjikan kesejahteraan.
Sistem kapitalisme sekularisme, benar-benar mencetak individu-individu rakus, serakah yang tidak menyadari batasan-batasan aturan yang harus ditaati. Sistem rusak ini melahirkan watak individu yang tidak mengindahkan urusan agama (baca: syariat Islam) dalam kehidupannya.
Tidak peduli jalan yang dipilihnya halal ataukah haram. Merugikan orang lain atau tidak. Yang diperhitungkan hanyalah keuntungan semata yang hanya melahirkan kesenangan sesaat. Tidak lebih dari itu.
Keadaan ini pun diperparah dengan gencarnya budaya flexing di media sosial. Beragam gaya hidup mewah dipamerkan demi pengakuan masyarakat. Tentu saja, suasana ini semakin memperkeruh keadaan. Kejahatan semakin tak terkendali. Karena jurang sosial semakin dalam tercipta.
Sesungguhnya, syariat Islam-lah aturan sempurna yang menjaga kehormatan seorang muslim. Menjaga dirinya dari segala perbuatan buruk. Syariat Islam pun menegaskan bahwa segala perbuatan baik adalah untuknya. Pun demikian dengan perbuatan buruk, yang juga akan berakibat padanya.
Dari pengalaman ini, benang merah yang dapat ditarik adalah negara yang berlandaskan sistem kapitalisme sekularisme, mustahil lahirkan sejahtera merata bagi umat. Karena sistem ini hanyalah sistem cacat yang tidak layak dijadikan aturan kehidupan. Alhasil, individu-individu rusaklah yang dilahirkan.
Sistem rusak harus sesegera mungkin dicampakkan. Kemudian menggantinya dengan sistem yang terbaik dalam pengaturan seluruh kebutuhan manusia. Yaitu sistem Islam yang amanah.
Satu-satunya sistem yang memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat. Sistem Islam juga menetapkan sanksi tegas dan adil bagi setiap jenis kejahatan. Hingga memberikan efek jera bagi para oknum jahat tak bertanggung jawab.
Wallahu'lam bisshawwab.
Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
0 Komentar