Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kaum Muslim Harus Menunjukkan Identitasnya, Walaupun dalam Sepak Bola


Topswara.com -- Sejatinya kaum muslimin itu harus menampakkan identitas diri, sehingga memahami apa yang dilakukan dengan ide-ide mengatas namakan sepak bola. 

Sejatinya ini adalah untuk mengokohkan penjajahan terhadap negara-negara kaum Muslim yang ingin menolong sesama kaum muslim, karena ini adalah salah satu penindasan kaum Yahudi, yang terus menerus berulang-ulang. 

Penindasan Israel begitu melihat pemimpin Muslim yang hanya bisa mengancam mengirim ancaman dengan tindakan nyata untuk menghentikan sang agresor, bahkan sedikit pemimpin Muslim yang ikut menawarkan solusi jalan tengah kemudian mengakui dua negara di Palestina itu Israel, dan tanah yang notabene merupakan milik kaum muslim yang tidak lain adalah tawaran dari PBB dan Amerika Serikat, sebagai sahabat sejatinya Israel.
 
Adapun sikap kaum muslimin yang lainnya adalah lemah lembut dan keras terhadap kaum kafir berdasarkan dalil surat al Maidah ayat 54, karena lemah lembut terhadap kaum muslimin dan keras terhadap kaum kafir hukumnya wajib. 

Beberapa bentuk sikap keras dan tegas dalam penampakan tegasnya kaum muslimin terhadap kaum kafir adalah ketika perang, kemudian ketika berunding dengan musuh, dan ketika menyikapi orang orang yang melanggar perjanjian.
 
Solusi menghadapi Israel bukan sekedar mengutuk Israel, atau menolak kedatangan tim sepak bolanya, tetapi seharusnya memerangi siapa pun yang memerangi kaum muslimin.

Sejatinya wilayah Palestina adalah milik kaum muslimin Al-Aqsa sendiri terbebaskan di tangan Khalifah Umar BIN al Khathhab. Beliau melakukan menaklukkan Yerusalem dan merebut kembali Masjidil Aqsa pada tahun 638 Masehi. 

Pasukan Islam masuk ke Al-Quds di Yerusalem untuk mengusir tentara penjajah Bizantium (Romawi Timu) yang lalim, penduduk lantas memutuskan untuk menyerahkan kota Suci tersebut kepada Khalifah Umar bin Khathfhab( pada tahun 1187)
 
Lalu, pada 1180, tampil pula Shalahuddin Al-Ayyubi. Pahlawan berdarah Kurdi itu memberi menyatukan berbagai negeri muslim sekitar Baitulmaqdis. Pasukan muslim bersatu padu hinggabebaskan Baitulmaqdis. Pasukan muslim bersatu hingga dari cengkaman kaum Salib (pada 1187). Dalam upaya pembebasan Baitulmaqdis dari tangan Nasrani terlihat bagaimana ketinggian akhlak dan keagungan Islam.

Menyikapi Israel

Israel adalah negara penjajah yang melakukan penyerangan ke Palestina, potensi ekonomi dari perhelatan Piala Dunia sangat besar, seperti hotel, penonton wisatawan, dan sebagainya. Namun potensi keuntungan ekonomi tersebut tidaklah sebanding dengan kejahatan yang dilakukan kepada saudara muslim kita di Palestina.
 
Meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel dan merupakan pendukung buat Palestina, pemerintah Indonesia mengatakan tidak akan menghalangi untuk diambil bagian dari tersebut. Namun ratusan demontrasi dari sejumlah organisasi masyarakat demokrasi Jakarta. 

Sejarah panjang penindasan terhadap rakyat Palestina memotivasi kami untuk menolak Israel dalam bentuk apapun termasuk menerima kedatangan tim sepak bola Israel.
 
Dibalik semua ini kejadian olahraga seperti sepak bola, berkaitan dengan politik pada negaranya terutama Tim sepak bola Israel itu mewakili negara Israel, yang tidak ada hubungan diplomatik. Oleh karena itu kehadiran Tim sepak bola U-20 ini adalah mewakili negara Israel yang pada saat  sekarang sedang memerangi kaum muslimin Palestina.

Seperti yang di terjadi pada sepak bola dunia dikatakan hadirnya sepak bola Jerman yang membela kaum pelangi, itu sengaja mereka menunjukkan kepribadian dan prinsip kebebasan yang menghalalkan priberlaku kaum Sodom. 

Selain itu juga tindakan rasisme yang kerap terjadi pada sebagian pemain, itu karena warna kulit maupun agama. Itu adalah sekelumit bukti bahwa dunia sepak bola tidak terpisahkan dari masalah politik. 
 
Tentu dengan penolakan berbagai elemen masyarakat termasuk gubernur Bali sekelompok ormas masyarakat mereka memahami bahwa Israel tidaklah mendapatkan panggung di negeri kaum muslimin, apa pun alasannya ada alasan tentang kemanusiaan dan di saat yang sama juga memblokade berbagai wilayah Palestina, mempersempit ruang gerak kaum muslimin di sana, bahkan di bulan Ramadhan ini pada tentara Israel tanpa belas kasihan menembaki kau muslimin yang sedang beribadah. 

Jadi sekali lagi dunia sepak bola terlebih dalam ajang yang berskala global tidak pernah sepi dari politik. Kaum muslim harus memahami bahwa dunia sepak bola bukan hanya bisnis besar yang ada di sana, tetapi ada suatu proses yang didesign oleh kafir Barat untuk memaksakan kaum muslimin, dengan menciptakan permainan-permainan yang melenakan mereka. 

Adapun di dunia persepakbolaan muncul berbagai aktivitas lain yang juga melenakan kaum muslimin, yaitu melalaikan ibadah, berjudi dengan berbagai jenisnya, interaksi yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

Ini adalah salah satu gempuran dari kafir Barat yang menciptakan permainan itu dengan menggelar berbagai pertandingan dengan acara yang sangat memukau melenakan penduduk dunia, seakan-akan terlarut dalam perhelatan sepak bola dengan berbagai iventnya. 

Melalui ajang ini pula satu negara bisa dikucilkan negara lain, hanya karena masalah sepak bola bisa jadi ini adalah yang pemerintah kita takutkan. Karena menunjukkan pembelaan terhadap sesama muslim, prinsip kebebasan bagi setiap negara.
 
Untuk itu marilah kau muslimin sekalian jangan menganggap sepak bola itu bersih dari masalah agama dan politik, mari sama-sama kita mempelajari jejak sejarah Islam kita harus terus mengkaji Islam secara kaffah sehingga kaum muslimin memahami bagaimana gempuran Barat untuk menghancurkan kaum muslimin, di berbagai kampanye budaya, gaya hidup, permainan dan sejenisnya yang membuat kaum muslimin berpaling dari syariatnya, dan menjauhkan dari Islam untuk itu, kaum muslimin sekalian mari kita menegakkan Islam secara kaffah.


Oleh: Kania Kurniaty
Aktivis Muslimah Ashabul Abrar Kayumanis Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar