Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Driver Ojol, Nasibmu Kini


Topswara.com -- Aku yang dulu bukanlah yang sekarang. Mungkin lirik lagu dari penyanyi Tegar ini bisa menggambarkan nasib driver ojol saat ini.

Dilansir oleh CNBC Indonesia, 1/4/2023, Driver ojek online (ojol) mengalami penurunan penghasilan secara signifikan sejak beberapa tahun lalu. Kabarnya, hal ini terjadi akibat Gojek dan Grab melakukan potongan besar kepada driver ojol.

Saat tahun-tahun pertama kehadiran ojol, driver ojol bisa mengantongi Rp5 juta hingga Rp10juta, ungkap Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia Igun Wicaksono. Kondisi ini, berbanding terbalik saat ini, pendapatan driver ojol mengalami penurunan sampai 50 persen atau bahkan di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP). Miris.

Penurunan pendapatan tersebut membuat sebagian besar driver ojol memutuskan untuk beralih profesi, salah satunya menjadi pegawai kantoran dan wirausaha supaya bisa untuk menafkahi keluarga dan minimal bisa punya penghasilan UMP.

Pada akhir tahun lalu, tarif ojol telah resmi dinaikkan berdasarkan pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022 ditetapkan 4 Agustus 2022. Kendati demikian, driver ojol tidak merasakan cipratan penambahan pendapatan dari kenaikan tarif tersebut, bahkan pemotongan upah masih terjadi.

Penurunan penghasilan driver ojol akibat potongan besar yang dilakukan oleh aplikator, terjadi karena hubungan kerja yang dilandaskan kepada sistem kapitalisme, sehingga driver ojol menjadi sapi perah pengusaha kapitalis.

Kapitalisme memandang moda transportasi sebagai sebuah industri. Akibatnya, kepemilikan fasilitas umum transportasi dikuasai swasta yang secara otomatis dijadikan lahan bisnis bukan pelayanan.

Hal tersebut membuktikan akan lepas tangannya negara atas kesejahteraan rakyatnya. 

Berbeda ketika Islam diterapkan dalam kehidupan. Dalam Islam, memiliki aturan yang saling menguntungkan antara pemberi kerja dan pekerjanya dan melarang untuk saling menzalimi satu sama lain.
 
Negara dalam sistem Islam memiliki peran penting dalam menjaga keharmonisan antara pemberi kerja dan pekerja, juga menjamin kesejahteraan setiap individu rakyat.

Islam mengelola layanan publik dengan prinsip pelayanan bukan bertujuan bisnis demi menghasilkan uang. Sudah seharusnya negara bertanggung jawab untuk membangun berbagai infrastruktur demi memudahkan segala urusan rakyat.

Negara dalam sistem Islam pun bisa meminimalisasi rakyat menggunakan transportasi pribadi dengan memaksimalkan transportasi umum. Negara akan melakukan tata kelola agar rakyat tidak perlu menempuh perjalanan jauh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik untuk menuntut ilmu atau bekerja.

Layanan publik dalam Islam antimahal, antiribet, bahkan bisa gratis. Sebab, dalam menjalankan sarana tranportasi, infrastruktur yang terlibat semuanya menjadi milik publik.

Negara dalam sistem kapitalisme berfungsi hanya sebagai legislator, dan yang bertindak sebagai operator adalah mekanisme pasar. Layanan transportasi publik dikelola oleh swasta atau pemerintah yang mengomersilkan kepada rakyat. Akibatnya, tarif transportasi publik mahal, tapi tidak disertai layanan yang memadai.

Hanya Islam solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan driver ojol dan sarana transportasi publik yang murah bahkan gratis. Rakyat sejahtera dalam bingkai Islam kaffah.

Wallahualam bissawab.


Oleh: Naina Yanyan
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar