Topswara.com -- Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa merasa diapusi (Jawa) yang artinya dibohongi terkait data Stunting oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu data stunting jangan fokus pada angka, karena prevalensi stunting saat ini masih tinggi yaitu mencapai 21,6 persen.
Perlu adanya kerja keras untuk menurunkannya sesuai target Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN)2022-2024 yang prevalensi stunting turun 3,8 persen pertahun. CNN Indonesia, Kamis (6/4/2023).
Anggaran terbesar kedua terletak pada masalah stunting yang dianggarkan 77 triliun hanya saja yang benar-benar sampai kemulut bayi, ibu hamil hanya 34 triliun.
Mengapa ini bisa terjadi? Karena birokrasi di negeri ini tidak self serving, hanya sekedar naik pangkat. Jadi data stunting yang tidak relevan ini salah satu penyebab stunting sulit diatasi. Bagaimana penanganan stunting di kawasan 3T? Apakah tepat sasaran?
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Maluku Utara (Malut) menggelar forum koordinasi percepatan penurunan stunting dan fokus di kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T)
"Pencegahan stunting ini penanganannya harus tepat sasaran, misalnya Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil, ibu pasca persalinan, baduta dan balita" ujarnya. REPUBLIKA.CO.ID, Ternate, Sabtu (8/4/2022)
Bagaimana Islam memandang perbaikan gizi rakyatnya?
Islam dalam sistem pemerintahan sangat mengutamakan gizi seimbang rakyatnya. Karena pemimpin islam meletakkan asas sebagai riayatul su'unil ummah. Tidak hanya kepada ibu hamil, pasutri dan balita saja. Tetapi semua jiwa.
Hingga kita bisa melihat kembali bagaimana Khalifah Umar keliling kampung dengan gubernurnya untuk melihat sendiri keadaan rakyatnya.
Pernah suatu ketika Khalifah Umar mendapati sebuah keluarga yang belum makan karena kelaparan. Lantas kemudian Khalifah Umar mengambil gandum dari Baitul mal dipanggulnya sendiri, di masaknya sendiri hingga menyuapi anak yang kelaparan tadi dengan tangannya sendiri pula.
Mengapa demikian? Karena begitu takutnya Khalifah Umar atas hisab amanah yang di berikan Allah Subhanahu wa taala dipundaknya. Hanya ridha Allah lah yang menjadi landasan dalam menegakkan keadilan sebagai pemimpin umat.
Selain itu, dalam pemerintahan Islam telah di cukupkan lapangan pekerjaan kepada laki-laki yang sudah terbebani qawamah dalam keluarga untuk mencukupi kebutuhannya.
Betapa mulianya hidup dalam Islam. Hingga tercipta kehidupan yang begitu baik dari segi kesehatan, pendidikan, keamanan dan sosial. Hingga tidak ada lagi rakyat yang terbebani dengan berbagai kebutuhan asasinya.
Saatnya kita rapatkan barisan, mengembalikan kehidupan Islam kembali hadir dalam bingkai kehidupan.
Allahu A'lam bish shawab.
Oleh: Endang Mustikasari
Aktivis Muslimah
0 Komentar