Topswara.com -- Tidak selamanya kita semangat dalam menjalankan ibadah mahdhah maupun ibadah ghairu mahdah. Ada kalanya merasa berat (malas) ada kalanya malah khilaf. Lantas bagaimana agar dalam semua kondisi berbuah pahala dan yang terlanjur khilaf diampuni dosanya? Di bawah ini tipsnya.
𝑷𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂, 𝒃𝒊𝒍𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕, 𝒕𝒖𝒏𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒍𝒂𝒉 𝒊𝒃𝒂𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒖𝒏𝒂𝒉. Misal, shalat lima waktu. Tentu saja selain ditegakkan semuanya, maka (terutama bagi laki-laki) laksanakanlah secara berjamaah di masjid. Selain itu, kerjakan pula shalat Rawatib, shalat Dhuha, shalat Tahajjud, dan shalat sunah lainnya. Mumpung lagi semangat, perbanyaklah pahala dengan melaksanakan berbagai amalan sunah. Pahala merupakan kredit poin untuk masuk surga.
𝑲𝒆𝒅𝒖𝒂, 𝒃𝒊𝒍𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒔, 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃. Terkait shalat misalnya. Tidak mengapa meninggalkan berbagai shalat sunah dan juga tak berangkat ke masjid untuk shalat berjamaah. Tetapi jangan coba-coba meninggalkan shalat lima waktu walau hanya sekali. Tetap harus dilakukan bagaimanapun kondisinya, meski dilakukan sendirian di rumah. Bahkan ketika sakit pun harus tetap dilakukan, meski dengan duduk ataupun sembari berbaring di rumah sakit. Karena shalat lima waktu merupakan fardhu ‘ain, yang sama sekali tak boleh ditinggalkan.
𝑲𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂, 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒔, 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒉𝒂𝒓𝒂𝒎𝒂𝒏. Artinya, semua aktivitas yang hukumnya haram jangan sampai dilakukan. Karena bila dilakukan akan berbuah dosa. Dosa merupakan kredit poin untuk masuk neraka. Jangan lupa, meninggalkan kewajiban juga hukumnya haram. Jadi, semalas apa pun tetap harus melaksanakan kewajiban. Bila ditinggalkan tentu saja akan berdosa.
Lantas bagaiman ceritanya orang yang sedang semangat ibadah bisa melakukan keharaman? Bisa saja, misal, melakukan amalan tetapi tata caranya menyimpang dari tuntutan Islam, ini juga haram. Jadi, meski semangat, tetap harus dilandasi dengan ilmu, agar ibadahnya sesuai dengan aturan Islam.
𝑲𝒆𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕, 𝒃𝒊𝒍𝒂 𝒌𝒉𝒊𝒍𝒂𝒇, 𝒔𝒆𝒈𝒆𝒓𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒐𝒃𝒂𝒕. Bila terlanjur melakukan keharaman ataupun meninggalkan kewajiban segera bertobatlah dengan tobat yang sebenar-benarnya. Ciri-ciri orang yang benar-benar tobat di antaranya adalah benar-benar menyesal karena telah melakukan suatu kesalahan, meminta ampun kepada Allah SWT, bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Bila terkait orang lain, maka harus ditambah dengan meminta kerelaan orang yang dizalimi. Insyaallah, dosa terkait khilaf yang terlanjur dilakukan tersebut Allah SWT ampuni.
Semoga tips di atas dapat kita amalkan dengan baik dan benar secara istiqamah. Aamiin.[]
𝐉𝐨𝐤𝐨 𝐏𝐫𝐚𝐬𝐞𝐭𝐲𝐨
Jurnalis
𝐷𝑖𝑚𝑢𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑢𝑏𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑖𝑝𝑠 𝑛𝑒𝑤𝑠𝑙𝑒𝑡𝑡𝑒𝑟 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑎𝑓 𝐴𝑙-𝑄𝑢𝑟’𝑎𝑛 (𝐵𝑊𝐴) 𝑒𝑑𝑖𝑠𝑖 120 (𝐽𝑢𝑛𝑖-𝐽𝑢𝑙𝑖 2022).
0 Komentar