Topswara.com -- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
Ùˆَا Ù„َّØ°ِÙŠْÙ†َ اٰÙ…َÙ†ُÙˆْا Ùˆَا تَّبَعَتْÙ‡ُÙ…ْ Ø°ُرِّÙŠَّتُÙ‡ُÙ…ْ بِاِ ÙŠْÙ…َا Ù†ٍ اَÙ„ْØَـقْÙ†َا بِÙ‡ِÙ…ْ Ø°ُرِّÙŠَّتَÙ‡ُÙ…ْ ÙˆَÙ…َاۤ اَÙ„َـتْÙ†ٰÙ‡ُÙ…ْ Ù…ِّÙ†ْ عَÙ…َÙ„ِÙ‡ِÙ…ْ Ù…ِّÙ†ْ Ø´َÙŠْØ¡ٍ ۗ ÙƒُÙ„ُّ امْرِئٍ بِۢÙ…َا Ùƒَسَبَ رَÙ‡ِÙŠْÙ†ٌ
"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."
(QS. At-Tur 52: Ayat 21)
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Begitu lirik sebuah lagu tentang keluarga.
Iya! Keluarga memang adalah harta yang paling berharga bagi kita. Ayah, ibu, anak- anak, cucu dan seterusnya adalah karunia besar dari Allah SWT. Keberadaan mereka tidak bisa dinilai dengan harta sebanyak apa pun. Berkumpul dengan mereka semuanya adalah momen luar biasa selama hidup di dunia.
Keluarga yang kita cintai, tentunya kita ingin bersama mereka selamanya. Tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak, di surga. Tetapi tentu syarat dan ketentuan berlaku.
Keimanan, itulah kuncinya.
Keyakinan kepada Allah dan syariatNya harus menjadi pengikat di antara semuanya.
Ayah dan ibu sedari dini harus menanamkan akidah yang kuat kepada anak-anaknya.
Selanjutnya keteladanan orang tua dalam pelaksanaan syariat Islam harus menjadi pembiasaan dalam kehidupan sehari- hari keluarga. Jika ini dilakukan sejak dini dan terus menerus insyaallah akan terpupuk suasana keimanan dalam keluarga.
Apalagi di bulan Ramadan ini. Bulan ini adalah momen yang sangat tepat untuk semakin meningkatkan keimanan dan ketaatan keluarga muslim. Ayah dan ibu bekerjasama untuk membersamai anak- anak belajar menjalankan syariat puasa dan segala ibadah sunnah didalamnya.
Ayah sebagai pemimpin keluarga berkewajiban mengarahkan istri dan anak-anaknya agar maksimal menjalankan ibadah puasa dan ibadah lainnya. Istri mendampingi suami menguatkan keimanan anak-anak sekaligus menyediakan 'support sistem' yang akan semakin menambah semangat anggota keluarga menjalankan ibadah puasa.
Agar ibadah di bulan Ramadan bisa berjalan maksimal, ayah dan ibu harus merencanakan agenda Ramadan dengan cermat. Beragam kegiatan bisa diagendakan untuk dijalankan secara bersama-sama.
Shalat tarawih berjamaah ke masjid, tadarusan Al Qur'an, menghadiri atau bahkan membuat majlis taklim sendiri di rumah, mengajak anak-anak ikut aktif bersedekah di bulan Ramadan, dan seabreg kegiatan lain yang bisa dilakukan.
Semua kegiatan baik ini harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada waktu Ramadan yang terlewat sedikit pun dalam kesia-siaan. Pastikan anak-anak sibuk dalam kebaikan, sehingga tak ada celah untuk melakukan keharaman atau kemubahan tetapi melalaikan. Pantau terus anak-anak agar mereka tetap lurus dan istikamah berada dalam jalan kebaikan dan ketaatan.
Selain memantapkan keimanan kepada Allah, ayah dan ibu perlu memantapkan keimanan anak-anak kepada Rasulullah Muhammad SAW. Kecintaan dan ketaatan kepada beliau harus dibentuk sejak awal.
Kehidupan Rasulullah yang merupakan kehidupan dakwah juga harus diperkenalkan sejak dini. Dorong dan ajak anak-anak untuk meneladani Rasulullah dan kehidupan dakwahnya. Ajak anak- anak untuk ikut berpartisipasi aktif juga dalam dakwah, sebisa mereka.
Dengan pengenalan dakwah sejak dini, anak- anak akan terbiasa dan harapannya akan menjadi dai- dai juga di masa mendatang. Meneruskan dakwah Rasulullah SAW dan pengikutnya. Masyaallah.
Demikianlah, keluarga yang diikat dengan keimanan dan ketaatan kepada Allah. Masing- masing anggota keluarga berusaha menjalankan amanahnya semaksimal mungkin. Kehidupan keluarga diwarnai dengan berbagai ibadah sebagai wujud keimanan kepada Allah.
Jika keimanan dan ketaatan ini terus dipegang erat bahkan hingga anak cucu mereka, maka inilah yang akan mempertemukan mereka kembali di surga kelak. Kebersamaan keluarga besar yang beriman tak hanya di dunia tapi juga abadi hingga ke surga-Nya. Masyaallah.
Wallahua'lam bishshawab.
Oleh: Salma Azizah
Aktivis Muslimah
0 Komentar