Topswara.com -- Akhir-akhir ini publik digegerkan oleh berita yang menyedihkan, ada seorang Wanita berinisial W (20) yang ditemukan tewas bergantung diri.
Awalnya W hanya ingin mencoba membuat konten bunuh diri, namun sayangnya nasib berkata lain W pun tidak terselamatkan dikarenakan ia terpeleset dari kursi yang dipijaknya dan berakhir tergantung pada seutas kain yang diikat diatas ventilasi pintu.
Hal yang sama terjadi beberapa waktu lalu, seorang remaja tewas tertabrak usai mencoba untuk menghadang sebuah truk demi membuat konten di media sosial.
Selain itu, banyak sekali konten unfaedah yang viral, tidak peduli apakah hal tersebut sesuai dengan norma/etika, tidak peduli apakah bermanfaat, tidak peduli apakah berbahaya atau tidak. Apalagi jika dikaitkan dengan aturan agama, sangat jauh.
Hal tersebut terjadi karena zaman sekarang untuk menjadi viral dan terkenal cukup membuat konten yang sensasional, sehingga tidak jarang remaja saat ini melakukan banyak hal diluar batas dan tidak mempedulikan baik atau buruknya, bahkan rela untuk melakukan hal sangat berbahaya.
Dalam sistem kehidupan yang kapitalistik sekaligus sekuleristik, tidak heran jika dijumpai hal-hal demikian karena yang menjadi tujuan dan standar hidup adalah materi, bukan lagi aturan dari Allah SWT.
Sehingga, bukan lagi sesuatu yang aneh jika dijumpai banyak orang yang mengejar materi dan popularitas dengan tidak mempedulikan aturan sang Khaliq, selama hal tersebut menghasilkan materi maka akan dilaksanakan.
Seperti itulah pandangan hidup kapitalisme, di mana yang dikejar adalah materi, standar kebahagiaan adalah materi. Sekulerisme pun telah menjangkiti kaum muda, sehingga rela untuk memisahkan agama dalam kehidupannya. Ingin melakukan segalanya secara bebas, tidak terikat dengan aturan agama.
Pemikiran sekularisme kapitalisme yang telah merebak di kalangan muda, melahirkan gaya hidup hedonis dan liberal, yang menginginkan kebebasan, hidup hanya untuk bersenang-senang dan bahagia menurut definisi manusia.
Padahal remaja memiliki potensi yang bagus dan peran yang sangat penting, yakni sebagai generasi penerus bangsa, yang sudah sepatutnya mengembangkan potensinya dengan baik dan memiliki pandangan hidup yang benar, sehingga akan lahirlah generasi pejuang yang tangguh, yang tidak lagi menjadikan materi dan popularitas sebagai tujuan utama dan mengesampingkan aturan Allah untuk meraih kebahagiaan material.
Dibutuhkan peran negara dalam mengembangkan potensi kalangan muda, supaya tidak lagi terbajak oleh gaya hidup liberal dan sekuler yang nyatanya sangat merusak. Negara memilliki peran yang sangat penting dalam menyelamatkan generasi muda.
Islam dengan kesempurnaan aturannya, memiliki jawaban mengenai peran strategis negara yang memberikan perhatian khusus kepada generasi dengan membina mereka untuk bertakwa, cerdas serta berkepribadian Islam.
Cara Islam dalam membina generasi yakni dengan menerapkan sistem pendidikan Islam yang menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian Islam serta ditunjang oleh pendidikan keluarga yang menanamkan nilai-nilai akidah Islam sejak dini.
Negara Islam akan menyediakan juga fasilitas belajar yang mumpuni supaya generasi dapat mengembangkan dirinya dengan baik pada berbagai disiplin ilmu. Islam telah melahirkan banyak ilmuwan yang cerdas dalam ilmu dunia dan akhirat, bukan hanya cerdas dalam hal duniawi. Ada ilmuwan yang sudah hafal Al-Qur’an dan ada juga ulama sekaligus ilmuwan. Hal ini berarti tidak ada dikotomi antara ilmu agama dengan dunia.
Dalam membina generasi muda maka akan disaring juga konten-konten atau tayangan-tayangan yang merusak. Perkembangan teknologi yang semakin canggih serta keilmuan generasi muda dapat digunakan untuk membuat konten atau tayangan yang bermanfaat, edukatif serta dakwah yakni amar makruf nahi mungkar.
Selain itu, diperdayakan pula potensi generasi muda yang energik dan fisik kuat untuk menjadi mujahid yang siap untuk berjihad di jalan Allah SWT. Semua itu dapat berjalan saat aturan Islam diterapkan secara menyeluruh dalam bingkai negara, yakni sistem khilafah.
Oleh: Nadia Khoerun Nissa
Mahasiswa
0 Komentar