Topswara.com -- Sebuah quote populer .“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di jamanmu”
Mendidik anak sesuai zaman itu bukan berarti mendidik harus mengikuti zaman, akan tetapi ayah bunda memetakan zaman yang ada, sisi kebaikan dan kerusakannya, ancaman dan tantanganya serta peluang dan dukungannya sehingga dapat memetakan pula sisi strategi mendidik yang dapat melejitkan kepribadian Islam anak dan ketangguhannya dalam bidang tsaqafah Islam, ilmu, hukum, politik dan jihad dan anak-anak harus unggul dalam hal ini.
Era digital memang cendrung merusak di dalam kekuasaan zaman kapitalisme sekulerisme, namun manfaat sains dan teknologinya dapat diambil untuk mempermudah ayah bunda dalam mendidik bukan malah menghancurkan sendi-sendi kepribadian Islam anak.
Teknologi digital dalam penerapannya tentu dipengaruhi tsaqafah tertentu, bila yang mengendalikan teknologi tersebut adalah kapitalisme maka bisa dipastikan pemanfaatan teknologinya dipengaruhi ideologi tersebut, sebab sebuah ideologi alamiahnya ingin menguasai dan menjadi negara nomor satu.
Jadilah saat ini kita ayah bunda terseok-seok dengan pengaruh teknologi digital yang notabene sajian-sajian di dalamnya boro-boro dapat mencapai insan bertakwa yang ada justru merusak kepribadian Islam anak-anak kita.
Teknologi digital bisa kita manfaatkan sebagai media belajar bisa memudahkan kita mencari informasi-informasi tentang mendidik anak dan solusi-solusi problematika pendidikan anak.
Namun sajiannya tidak selalu tepat untuk digunakan apalagi jika digital semisal hand phone sudah menjadi konsumsi setiap hari bagi anak-anak kita tanpa ada pengawasan yang ketat.
Sudah tidak dapat dipungkiri rusaknya generasi hari ini karena mereka mengkonsumsi video porno, tayangan-tayangan porno, dan foto-foto porno langsung dari hand phone mereka sendiri. Ketika mereka rusak permanen maka sulit bagi kita untuk memperbaiki generasi yang sudah kecanduan pornografi bahkan menjadi pelakunya dan menyebarkannya.
Oleh karena itu kita butuh sudut pandang sendiri untuk menilai sebuah zaman di era ini dan butuh merubah strategi parenting menghadapi zaman ini. Sudah tidak berlaku bila kita masih berpendapat bahwa orang tua sekarang meniru cara didik orang tuanya dulu, pastinya akan tergilas zaman.
Lebih-lebih lagi jika orang tua tersebut korban dari zaman, menyerah pasrah di hadapan zaman yang tidak hanya merusak anaknya tetapi merusak orang tua itu sendiri. Maka strategi parenting itu harus dipelajari, dilatih, dan komitmen berpegang pada konsep dan metode pendidikan yang benar.
Sejatinya pendidikan Islam pada tataran konsep dan metode mampu menjawab semua zaman baik dalam pola asuh maupun pola didik. Pendidikan berbasis aqidah Islam tidak bisa lekang oleh zaman, akan selalu terpatri dalam tsaqafah islam yang sejatinya sudah menjadi milik ayah dan bunda.
Konsep dan metode pendidikan itu wajib hukumnya untuk diamalkan dan tidak akan pernah berubah karena bersifat baku. Maka wajib bagi orang tua mempelajari konsep dan metode pendidikan ini dan terus belajar untuk memahami lebih dalam sehingga berpengaruh pada amal kita dalam mendidik.
Dalam menghadapi era digital yang kita perlu pikirkan dan kembangkan adalah strategi parentingnya yang membutuhkan kejeniusan, kreatifitas, dan mengambil media dan sarana belajar yang mendukung untuk menguatkan metode pendidikan dan teralisasinya konsep.
Tentu butuh paham dulu konsep dan metode baru kita turunkan dan kembangkan dalam uslub untuk menentukan jenis kegiatan apa yang harus dilaksanakan ketika kita mendidik anak.
Uslub inilah yang berubah, sarana dan prsaranapun berubah, maka teknologi digital itu hanya media dan sarana belajar. Ketika menjadi media dan sarana belajar pada saat itulah kita bijak menilai handphone, TV, internet, dan lain-lain, apakah kita akan mengambilnya ataukah kita tidak menggunakannya sama sekali.
Jadi tidak akan ada anggapan bahwa anak sekarang kalau tidak memakai gadget jadi anak-anak tertinggal, anak sekarang tidak wawasannya akan sempit tanpa gadget. Atau anggapan sebaliknya jangan kasih gadget pada anak-anak nanti merusaknya, nanti belajarnya terganggu, nanti lebih fokus pada gadgetnya ketimbang berbuat baik pada ortu, nanti sosialisasinya kurang pada tetangga dan masyarakat.
Memang betul digital sangat deras pengaruhnya karena dia didudukung oleh sistem politik kelas dunia, yaitu kapitalisme.
Jika digital di bawah sistem politik khilafah yang juga berkelas dua kita tidak perlu khawatir anak usia dini pegang gadget. Tapi inilah zamannya, sehingga kita banyak menimbang-nimbang kapan saatnya anak diberikan HP kapan saatnya tidak sama sekali dan kapan saat dibatasi.
Mendidik anak di zaman ini harus bisa mewujudkan kepribadian Islam anak hingga di puncak ketangguhannya, sehingga anak paham pemanfaatan teknologi baginya dan paham sejauh mana teknologi itu dapat merusak kepribadian Islamnya. Maka proses mewujudkan kepribadian islam yang tangguh itulah sebuah amanah besar di zaman ini di pundak orang tua.
Wallu a'lam bishshawab
Oleh: Ustazah Yanti Tanjung
Pakar Parenting Islam
0 Komentar