Topswara.com -- Persoalan generasi seakan tidak ada habisnya. Berjalan seperti bola liar yang panas dan merusak. Semua tampak di depan mata membuat hati kita miris bahwa kerusakan generasi sudah dalam keadaan darurat. Jika dibiarkan maka ini akan berpengaruh terhadap masa depan bangsa ini.
Selain dikejutkan dengan pemberitaan fantastisnya angka dispensasi pernikahan remaja usia belasan tahun di berbagai kota, di Indonesia akibat hamil diluar nikah, persoalan narkoba, kekerasan yang terjadi dan dilakukan remaja pun terus terjadi. Bahkan mereka bisa melakukan hal di luar nalar seperti pembunuhan hanya tergiur dengan uang milyaran rupiah dengan menjual organ.
Sebenarnya apa yang terjadi? Ternyata, remaja saat ini telah mengalami krisis agama. Jadi walaupun ada pelajaran agama di sekolah, itu belum cukup apalagi realitasnya pelajaran agama hanya 2-3 jam per minggu. Bagaimana bisa menjadikan generasi sekarang generasi yang beriman dan bertakwa sesuai apa yang menjadi tujuan pendidikan nasional?
Ketika pendidikan tidak cukup bisa membentuk menjadi generasi yang baik, kepungan kebebasan akibat arus globalisasi pun terus menggerus kepribadian generasi Muslim. Mereka Islam tetapi pemikirannya bebas, liar, seenaknya sendiri, hanya mengejar kesenangan dunia semata.
Pengaruh-pengaruh itu diakibatkan karena berbagai informasi yang bertentangan dengan Islam bisa diakses begitu dekat melalui HP, gadget, TV dan lain-lain. Beragamnya informasi yang ada di media masa membuat remaja bahkan orang dewasapun kewalahan untuk memfilter, mana yang sejalan dengan Islam dan mana yang tidak.
Tentu saja ini tidak bisa dibiarkan? Harus ada solusinya? Ketika berbicara kerusakan remaja, bukan saja hanya tentang anak-anak yang nakal, bermasalah. Bagaimana dengan anak-anak yang malas, hanya bermain game dan bersenang-senang saja? Padahal usia mereka produktif.
Tenaga dan pikiran mereka seharusnya bisa memberi sumbangsih bagi kehidupan keluarga, masyarakat, dan negara. Tetapi nyatanya sistem pendidikan yang diterapkan sekarang tidak mengarah ke sana.
Jika kita amati, sistem pendidikan Indonesia ini mengarah pada arahan Barat. Misal dengan adanya kurikulum merdeka. Apakah anak semakin semangat belajar karena mereka diberi kemerdekaan dan keluasan untuk menentukan pendidikan mereka sendiri. Ataukah malah jadi semakin bingung dan semakin malas. Terbukti dengan sistem itu malah terjadi pelemahan generasi pada bangsa kita.
Kemudian, apakah kebijakan pembangunan generasi yang digadang-gadang bisa meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing sudah sejalan dengan kenyataan yang ada di lapangan? Ternyata fakta di lapangan arah pembangunan generasi hanya untuk mengisi lapangan- lapangan pekerjaan semata.
Orientasinya hanya pembangunan ekonomi. Kesuksesan hanya diukur pada seberapa hasil ekonomi dihasilkan, seberapa besar gaji setiap bulannya? Maka tidak aneh banyak generasi muda yang ingin jadi YouTuber, content creator dengan tujuan hanya mencari cuan.
Pun beriringan dengan banyak beredarnya tayangan-tayangan yang tidak pantas karena memang tujuan utamanya hanya sekadar cuan. Astaghfirullah. Lantas di mana letak pengurusan generasi hingga jadi generasi unggul? Tidak ada.
Oleh karena itu ketika sistem pendidikan ala Barat yang sekarang diterapkan sudah terbukti menghasilkan generasi yang penuh masalah.
Pendidikan sekarang hanya ditekankan pada pembangunan ekonomi semata jauh dari pembangunan karakter, moral, akhlaq, iman, taqwa, keimanan dan ketakqwaan tidak mendapat porsi cukup dalam sistem pendidikan sekarang maka tata nilainya harus dikembalikan dengan mengutamakan tata nilai yang ada dalam Islam. Bukankah negeri ini, mayoritas adalah Islam.
Bangsa ini punya kekhasan, mayoritas penduduknya adalah Muslim bahkan dikatakan negara dengan mayoritas terbesar di dunia. Seharusnya desain pembangunan generasi pun diterapkan berdasarkan desain Islam. Islam telah memiliki pedoman dan tuntunan. Bagaimana mungkin mereka menjadi generasi yang sholeh jika kurikulumnya bukan Islam. Dan mengapa solusinya Islam? Karena Islam itu tinggi. Tidak ada yang lebih tinggi dari Islam.
Jadi sudah saatnya untuk beralih ke pendidikan Islam untuk mengatasi persoalan generasi yang sudah darurat ini. Tentunya sistem pendidikan Islam hanya bisa diterapkan dalam negara dengan paradigma Islam. Dan negara itu disebut Daulah Khilafah Islamiah.
Oleh: Fauziyah Ali
Aktivis Muslimah
0 Komentar