Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sistem Kapitalisme Membuat Rusak Fitrah Keibuan


Topswara.com -- Membuat geger publik kasus pelecehan di Jambi. Wanita pemilik rental PS di Jambi lecehkan 11 anak laki-laki dan perempuan hingga diajak nonton fim dewasa, Minggu (5/2/2023). 

Pelaku diketahui berinisial YN dan masih berusia 25 tahun. Ibu muda itu membuka rental playstation di kediamannya di kawasan Alam Barajo, Kecematan Alam Barajo, Kota Jambi. www.tvonenews.com (5/2/23). 

Aksi pencabulan tersebut dilakukan pelaku dengan cara anak-anak dirayu untuk melihat pelaku berhubungan intim dengan suaminya dari sebuah lubang atau celah jendela rumahnya. Setelah pelaku berhubungan intim dengan suaminya, pelaku menghampiri anak-anak menyuruh memegang payudaranya. Selain itu, 11 anak-anak disuruh menonton film porno 

Dari pernyataan berita di atas sungguh miris dan menyesakkan dada, bagaimana tidak seorang perempuan atau ibu seharusnya menjaga fitrahnya, mampu mendidik anaknya, mengasuh anaknya dengan baik dan benar. Namun, sebaliknya membuat perbuatan dosa dan hina serta tidak mendidik astagfirullah, rusak sudah seorang perempuan terutama ibu jika sudah melakukan hal sejauh ini. 

Apalagi seorang ibu yang seharusnya melindungi, mengayomi, mengasihi malah menyuruh anak untuk melihat film porno, di mana akal sehatnya?

Tidak heran akibat sistem sekuler-kapitalisme kasus tersebut lumrah, kita perlu menimbang secara ideologis bahwa sekuler-kapitalisme mengajarkan bahwa paham hak asasi manusia sebagai basis seseorang untuk bebas bertindak dan berekspresi. Selama konsep ini masih menjadi pijakan di negeri ini, UU yang kemudian dibuat akan berbasiskan paradigma itu. 

Bahkan UU tentang pornografi dan pornoaksi, serta UU TP-KS sekalipun, tetap tidak akan mampu menyelesaikan problematik yang kian makin parah ini. Karena ketika paradigmanya adalah sekularisme, UU yang lahir jelas akan sekuler pula dan menyampingkan urusan agama. Dampaknya, munculnya kontroversi di tengah masyarakat, realitas penerapan yang cenderung destruktif, serta senantiasa akan menambah masalah, alih-alih menyelesaikan masalah.

Oleh karena itu, kita perlu kembali pada sistem Islam yang akan mendudukkan peran perempuan dan ibu sesuai fitrah penciptaannya. 

Dalam sebuah HR Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah, bahwa seseorang datang kepada Rasulullah SAW. dan bertanya, “Ya Rasulullah, kepada siapakah aku berbakti yang utama?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya kembali, “Kemudian siapa lagi?” Rasul pun menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya kembali, “Kemudian siapa lagi?” Rasul pun menjawab, “Ibumu.” Orang itu pun bertanya kembali dan Rasul pun menjawab, “Kemudian ayahmu.”

Artinya bahwa setiap manusia yang lahir ke dunia ini adalah karena kuasa Allah Ta'ala yang diamanahkan melalui rahim seorang ibu, sosok perempuan yang diciptakan-Nya dengan segenap fitrah kelembutan dan kasih sayangnya.

Allah SWT pun menegaskan bahwa tidak ada hukum yang lebih baik dari hukum Islam. Allah SWT berfirman: 

أَفَحُكْمَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Artinya: “Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS Al-Maidah [5]: 50).

Maka solusi komprehensif dari seluruh problematik saat ini, termasuk pelecehan seksual, hanyalah dengan mencampakkan sistem rusak nan merusak dan kembali pada sistem yang mampu menjamin penyelesaian secara tuntas dan adil, yakni Islam, sistem yang berasal dari zat Yang Maha Sempurna dan Maha Adil.

Selama berabad-abad, sistem Islam sudah terbukti berhasil membawa umat pada kemuliaan dan martabatnya yang hakiki yakni khairu ummah. Sistem Islam juga terbukti mampu mewujudkan peradaban gemilang dan membawa rahmat bagi seluruh alam.

Islam telah menetapkan syariat dengan sangat terperinci dan detail. Dengan syariat inilah, semua persoalan perempuan akan diselesaikan secara tuntas dan adil. Kemuliaan perempuan juga akan terjaga. Ini karena Islam menetapkan peran dan posisi strategis dan mulia bagi perempuan, yakni pendidik sekaligus menjaga generasi.

Selain itu, Islam pun menetapkan fungsi sebuah negara untuk menjamin peran dan posisi strategis dan mulia perempuan ini dapat terlaksana, yakni melalui penerapan hukum Islam secara utuh dan konsisten. 

Namun, hukum Islam yang paripurna ini tidak akan berfungsi sempurna, kecuali hanya dalam wadah institusi khilafah. Inilah yang akan menyelamatkan fitrah kaum perempuan dan ibu dari rusaknya asuhan sekularisme. 

Mari kita perjuangan sistem Islam, karena ibarat anak ayam yang kehilangan induknya umat Islam pada hari ini dan pada sistem sekuler kapitalisme tidak ada yang dapat melindungi nyawa seseorang dan nyawa seseorang sangat murah pada sistem sekarang. Jangan menjadi penonton saja tapi jadi pemain yang sekaligus mendapatkan pahala berlipat ganda insyaallah dan berjamaah agar istiqamah selalu. 

Wallahualam bishawwab


Oleh: Yafi'ah Nurul Salsabila
Aktivis Dakwah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar